Kekerasan dan Wajah Buram Sistem Pendidikan

Kekerasan dan Wajah buram

Kekerasan di sekolah sudah sering terjadi. Mirisnya, dari tahun ke tahun petaka terhadap anak didik belum menemukan solusi.

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Saat ini, adanya kekerasan dalam lingkup sekolah memang kerap terjadi. Pelakunya bukan hanya dari pihak pelajar saja, namun juga ada kalanya dari kalangan pendidik. Alasan dalam melakukan kekerasan juga bermacam-macam. Berbagai upaya sebenarnya juga telah dilakukan untuk menekan dan mencegah adanya kekerasan tersebut. Namun, nyatanya kekerasan belum bisa dihapuskan.

Sebagaimana yang menimpa salah satu siswi SDN Pelabuhan Ratu, Sukabumi yang bernama MPI (12 th). Ia mendapat tindakan kekerasan dari gurunya. Pihak kepolisian juga telah meminta melakukan visum medis, guna melengkapi alat bukti dalam menangani perkara ini. (Liputan6.com, 9-6).

Dalam kasus ini seorang guru olahraga yang diduga sebagai pelaku, melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu siswinya. Kronologinya siswi tersebut tidak sengaja menendang bola dan mengenai kepala sang guru, sehingga membuat gurunya marah, dan menghampiri siswi tersebut, sebelum akhirnya guru tersebut melakukan kekerasan kepadanya, dan mencekik lehernya.

Meskipun hal ini telah ditangani oleh pihak yang berwajib, dikhawatirkan perlakuan guru tersebut bisa menimbulkan trauma tersendiri, bagi si siswi.

Kekerasan di sekolah sudah sering terjadi. Mirisnya, dari tahun ke tahun petaka terhadap anak didik belum menemukan solusi.

Sistem Pendidikan Sekuler Menuai Petaka

Fakta di atas adalah hanya sekelumit potret buram krisis moral dan kepribadian yang dilakukan oleh seorang pendidik, dalam sistem pendidikan yang ada saat ini. Mengapa ini bisa terjadi? Karena sistem yang diterapkan yakni kapitalis sekuler, ternyata tidak mampu mewujudkan harapan dan tujuan dari sebuah pendidikan yang ideal. Namun, nyatanya sekularisasi pendidikan di tanah air makin digencarkan. Agama tidak dipakai dalam pengaturan kehidupan publik.

Sistem sekuler kapitalis, yang memisahkan agama dari kehidupan telah membuat manusia jauh dari aturan agama. Manusia bebas melakukan segala sesuatu tanpa ada standar yang jelas dalam hidupnya. Agama tidak mendapatkan perhatian secara semestinya.

Maka, dalam pola pendidikan berbasis sekularisme, selain menyebabkan tindak-tindak amoral, juga telah meminggirkan syariat Islam dalam lingkup pendidikan. Hal ini tentu sangat berbahaya karena pendidikan ini akan menghasilkan SDM yang unggul secara sains dan teknologi demi tuntutan pasar global. Namun, lemah dari sisi keterikatan pada ajaran dan aturan agama.

Sumber daya manusia semacam ini justru berpotensi mengancam masa depan negeri melalui berbagai perilakunya, yang kelak tidak lagi memperhatikan standar agama yakni berupa halal dan haram. Akibatnya banyaknya kekerasan yang terjadi tidak bisa dihindari, baik kekerasan itu dilakukan oleh kalangan pelajar, maupun kalangan pendidik itu sendiri. Karena hal ini adalah hasil daripada penerapan sistem pendidikan sekuler yang telah lama terjadi. Dekadensi moral akan terus terjadi selama tidak dibekali dengan pendidikan agama Islam yang mumpuni.

Sistem Pendidikan dalam Islam

Sistem pendidikan dalam Islam mempunyai tujuan yang umum. Tujuannya adalah:

Pertama, membangun kepribadian Islam bagi warga negaranya.

Kedua, memastikan ketersediaan manusia-manusia yang fakih fiddin dan fakih ilmu, serta mujtahid beserta para ahli dalam berbagai disiplin pengetahuan. Yang bisa melanjutkan kehidupan Islam di dunia, yang menempatkan Khilafah sebagai pemimpin peradaban dunia.

Untuk mewujudkannya, disusunlah kurikulum pendidikan formal yang berlandaskan akidah Islam. Khilafah menyelenggarakan pendidikan untuk seluruh warga negaranya. Namun, keberadaan sekolah dan perguruan tinggi swasta tidak dilarang asalkan mengikuti kebijakan negara.

Gambaran sistem pendidikan Islam yang tegak di atas sistem yang sahih, akan menjauhkan dari tindak-tindak amoral, baik guru maupun peserta didiknya.

Dalam Islam pendidikan dapat dimaknai sebagai proses manusia menuju manusia yang bertakwa, sebagai bentuk kesempurnaan hamba Allah Swt. Karena dalam Islam ada sosok Rasulullah Muhammad saw. yang wajib dijadikan teladan oleh para peserta didik. Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Qalam ayat 4 yang artinya:
"Sungguh engkau memiliki akhlak yang sangat agung.”

Adanya Rasulullah yang dijadikan sebagai teladan, menjadikan ciri tersendiri pada pendidikan Islam. Inilah perbedaan yang krusial antara Islam dengan sistem pendidikan sekuler kapitalis saat ini. Karena itu dasar pemikiran dalam sistem Islam adalah akidah Islam. Sehingga akan menjadikannya punya pribadi yang islami. Selain menguasai ilmu-ilmu kehidupan seperti: matematika, sains, teknologi, dan lain sebagainya.

Hasil dari sistem pendidikan Islam akan mencetak peserta didik yang kokoh keimanannya dan mendalam pemikiran Islamnya. Menjadikan peserta didik yang nantinya mempunyai pengaruh atas keterikatannya dengan syariah Islam. Dampaknya akan tercipta masyarakat yang bertakwa yang di dalamnya tegak amal makruf nahi mungkar, dan tersebar luasnya dakwah Islam.

Pemikiran dalam pendidikan Islam tidak bisa dilepaskan dari metodologi penerapannya yaitu sistem pemerintahan yang didasarkan pada akidah Islam. Perlu peran negara untuk menjadi support system-nya. Tersebab pendidikan adalah salah satu di antara banyaknya perkara yang wajib diurus oleh negara. Hal ini dilandaskan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di mana Rasulullah bersabda yang artinya:

"Imam atau kepala negara adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyat.”

Kecemerlangan sistem pendidikan Islam ini mencapai puncaknya ketika pada masa Khilafah Islam. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan Islam, majelis ilmu pengetahuan, serta lahirnya ulama, dan ilmuwan yang menjadi pakar dalam berbagai disiplin pengetahuan.

Sejarah mencatat betapa peradaban Barat telah punya utang pada Islam dalam hal pendidikan dan sains. Bahkan utang tersebut tidak ternilai harganya, dan tidak akan pernah dapat terbayar sampai kapan pun.

Bahkan seorang cendekiawan Barat yang bernama, Montgomery Watt, mengatakan, jika peradaban Eropa dibangun dengan dukungan peradaban Islam.

Penutup

Demikianlah visi pendidikan dalam Islam, yakni menjadikan peserta didiknya bertakwa dan berlomba-lomba untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi umat. Karena dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah saw. bersabda yang artinya:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia.”

Dengan sistem pendidikan yang mengacu pada syariat Islam, maka tidak akan didapati generasi dan pendidik yang dengan mudah tersulut emosi untuk hal-hal yang tidak perlu. Karena mereka akan fokus pada tujuan hidupnya, yakni berlomba-lomba menjadi manusia yang bertakwa.

Dengan hadirnya sebuah negara yang berlandaskan syariat Islam, akan bisa mewujudkan setiap individu untuk berusaha menjadi manusia yang bertakwa, sehingga terbentuklah tatanan masyarakat yang juga bertakwa. Karena ketika manusia menggunakan aturan dari Allah Swt. dipastikan hidupnya akan mendapat rida, yang pada akhirnya bisa mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi.

https://narasipost.com/opini/04/2024/kekerasan-terhadap-anak-terulang-butuh-solusi-tuntas/

Maka, sangat jelas jika syariat Islam diterapkan dalam segala lini kehidupan, akan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi. Termasuk masalah pendidikan yang saat ini makin memperlihatkan wajahnya yang buram.

Oleh karena itu sudah saatnya sistem pendidikan sekuler yang telah menimbulkan banyak masalah digantikan dengan sistem yang berasal dari wahyu Ilahi, yaitu sistem Islam kaffah.

Wallahu’alam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
Presiden Pilihan MPR, Apakah Solusi?
Next
Ruangan Kelas Tak Layak, kok Bisa?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
3 months ago

Sistem sekuler, membuat semua jadi menderita.

novianti
novianti
3 months ago

Murid dan guru sama-sama jadi korban dalam sistem sekuler saat ini. Guru tidak dijamin sejahteranya, makin bingung dengan perubahan kurikulum yang tidak jelas. Murid-murid juga makin tidak terarah. Beginilah jahatnya sistem sekuler. tetapi jika belajar Islam kaffah, insyaaAllah meski memang tantangan berat namun langkah demi langkah untuk merapihkan tatanan sosial akan mengubah keadaan sekarang.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram