Ibu Pelaku Kekerasan Seksual, Buah Sistem Gagal

Ibu

Ibu pelaku kekerasan seksual disebabkan oleh kehidupan materialistis yang lahir dari rahim sistem kapitalisme. Demi uang pelaku tega merekamnya dan menukarnya dengan sejumlah uang.

Oleh. Sulastri
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Kasih sayang ibu sepanjang masa. Itulah ungkapan betapa seorang ibu amat menyayangi anaknya. Namun, hal itu tidak berlaku pada seorang ibu berinisial R berusia 22 tahun di Tangerang yang tega mencabuli anaknya yang berumur 5 tahun. Parahnya, sang ibu merekam tindak asusilanya. Sang ibu kini telah ditahan, sementara anaknya tengah diamankan di bawah naungan UPTD PPA Tangerang Selatan di fasilitas Rumah Aman. (Kompas.com, 8/6/2024)

Dampak Psikologis

Kekerasan seksual yang dialami oleh anak berusia 5 tahun memiliki dampak psikologis. Meski sekarang seolah-olah normal, sebenarnya ada masalah psikologis yang baru tampak ketika pubertas. Dampak psikologisnya berupa kecemasan, frustasi, mudah marah, trauma, bahkan yang terparah bisa mengakhiri hidupnya sendiri. Dampak psikologis ini bisa berlangsung lama. Korban kekerasan seksual pun bisa melakukan kekerasan seksual serupa kepada orang lain di kemudian hari. Ketika masih kecil si anak belum merasakan dampak psikologis karena belum tahu apa yang terjadi pada dirinya.

Tercabutnya Garizah Nau'

Kasus kekerasan seksual pada anak yang dilakukan oleh seorang ibu menunjukkan kerusakan moral sang ibu. Ibu sebagai pelindung untuk anaknya, namun ibunya sendirilah yang merusak anaknya. Ibu yang seharusnya paling sayang pada anaknya justru melakukan tindakan buruk pada anaknya. Bahkan kebanyakan ibu tak mau anaknya terluka. Ketika sakit pun ibu rela yang sakit dibandingkan anaknya yang sakit. Kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang ibu menunjukkan tercabutnya garizah nau' atau naluri berkasih sayang. Garizah nau' merupakan fitrah manusia yang dapat terpenuhi dengan menikah, bukan anak yang menjadi korban. Garizah nau' jika tidak terpenuhi tidak menyebabkan kematian, hanya mengalami gelisah saja.

Akar Masalah

Kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya disebabkan oleh kehidupan materialistis yang dibentuk oleh sistem kapitalisme. Sehingga pelaku lebih mengejar uang dan mengorbankan anaknya. Demi uang pelaku tega melakukan kekerasan seksual pada anaknya lalu merekamnya. Besar kemungkinan rekaman tersebut ditukar dengan sejumlah uang. Kehidupan di sistem kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan hidupnya tak peduli halal dan haram. Padahal anak adalah harta yang tak ternilai, namun pelaku lebih mengejar materi daripada anaknya. Sistem sekuler pun telah memisahkan agama dari kehidupan, sehingga pelaku bertindak tak sesuai aturan agama. Ditambah biaya hidup yang semakin mahal menjadikan seseorang menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang.

https://narasipost.com/opini/06/2024/ibu-dan-buah-hati-butuh-perlindungan-hakiki/

Butuh Peran Semua Pihak

Islam memiliki seperangkat aturan untuk melindungi anak-anak dari kekerasan seksual. Semua komponen seperti, orang tua, kerabat, sekolah,  masyarakat, dan negara berperan penting melindungi anak dari kekerasan seksual.

Peran dari semua pihak yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Peran Orang Tua dan Kerabat

Orang tua adalah sekolah pertama bagi anaknya. Sebagai sekolah pertama bagi anaknya, orang tua wajib mendidik anaknya termasuk pendidikan seksual. Contoh, orang tua akan mengajarkan anaknya agar menolak jika kemaluan dirinya dipegang oleh orang lain, lalu memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan yang sudah balig, dan lain-lain. Sedangkan peran kerabat adalah dengan mendukung peran orang tua si anak.

2. Peran Masyarakat

Masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang memiliki pemikiran, perasaan, dan peraturan yang sama yaitu Islam. Pemikiran, perasaan, dan peraturan mereka disandarkan pada akidah Islam. Sehingga masyarakat akan menyeru kebaikan dan mencegah keburukan. Jika ada anggota masyarakat yang melanggar hukum syarak, maka masyarakat akan menasihati. Sebagai masyarakat Islam yang bertakwa, masyarakat akan menjauhi tindak asusila karena tahu akan konsekuensinya. Lingkungan masyarakat Islam penuh dengan suasana ketakwaan.

3. Peran Sekolah

Sekolah akan menerapkan pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Tujuan pendidikan Islam agar generasi berkepribadian Islam dan paham sains, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam lingkungan pendidikan pun akan diajarkan tentang pendidikan seksual sedari dini. Sehingga seorang anak akan tahu betul larangan dan perintah Allah. Jika anak sudah berkepribadian Islam yaitu memiliki pemikiran dan pola sikap Islam, maka akan taat pada hukum syarak.

4. Peran Negara

Negara adalah pihak yang berwenang membuat peraturan. Khilafah akan menerapkan aturan di seluruh bidang kehidupan sesuai hukum syarak. Untuk melindungi generasi dari kekerasan seksual, negara akan memblokir konten porno. Karena konten porno sangat merusak pemikiran seseorang. Dalam Islam, media hanya menayangkan tontonan yang bermanfaat untuk umat, seperti memperkuat ketakwaan dan sebagai media dakwah ke luar negeri. Hal ini karena Khilafah begitu peduli dengan umat. Khilafah memiliki tugas sebagai pengurus umat dan bertanggung jawab pada umat. Hal ini sesuai hadis Rasulullah saw. berikut:

"Imam atau khalifah adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang diurusnya." (HR. Bukhari)

Khatimah

Sungguh nasib generasi tidak aman di sistem sekuler kapitalisme. Pun dengan orang tua akibat sistem kapitalisme rela mengorbankan anaknya. Sistem sekuler kapitalisme telah gagal menjaga masa depan anak dan fitrah seorang ibu. Sistem sekuler kapitalisme telah merusak fitrah seorang ibu yang mulia. Berbeda dengan Islam yang memiliki seperangkat aturan untuk melindungi generasi dari kekerasan seksual. Islam pun akan melindungi orang tua dari pelaku kekerasan seksual. Hanya Islam solusi tuntas semua permasalahan. Sejatinya Islam adalah aturan dari Sang Pencipta untuk mengatur kehidupan.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Sulastri Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Ketika Kapitalisme Merampas Fitrah Ibu
Next
Be a Smart Muslim
3.5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
4 months ago

Penerapan sistem kehidupan yang rusak telah membuat sebagian fitrah ibu pun rusak. Saatnya kembali kepada sistem Islam.

angesti widadi
5 months ago

Hancur marah kecewa patah hati ketika membaca berita ini... ah yaa Allah..

novianti
novianti
5 months ago

Ibu bisa berlaku sekejam itu dalam sistem yang sangat tidak manusiawi ini. Sudah banyak korban berjatuhan, mau sampai kapan? Umat harus segera di sadarkan agar menyengerakan sistem Islam.

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
5 months ago

Kehidupan keluarga di bawah negara yg di atur dgn paradigma kapitalisme bener-bener mencerabut fitrah keibuan. Hilang akal sehat demi syahwat dunia. Astagfirullah.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram