Hemodialisis memiliki fungsi untuk menggantikan kerja ginjal, yakni dengan menggunakan alat-alat medis. Akan tetapi, hemodialisis bukanlah obat untuk menyembuhkan gagal ginjal.
Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Hemodialisis berasal dari bahasa Yunani. Kata "Hemo" artinya darah, dan kata "Dialisis" artinya pemisahan atau pembersihan zat-zat dalam larutan. Hemodialisis yaitu perawatan atau terapi untuk menyaring air yang berlebih atau limbah dalam darah.
Hemodialisis (HD) atau yang lebih dikenal dengan cuci darah merupakan terapi bagi orang yang mengalami penyakit gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis. Diketahui bahwa ginjal manusia memiliki fungsi yang bisa menetralisasi atau menyaring kotoran yang masuk ke darah. Akan tetapi, ketika fungsi ginjal mulai menurun, kotoran akan mengendap dan menyebabkan bahaya bagi tubuh sehingga perlu dilakukan terapi hemodialisis atau cuci darah. Kondisi ini untuk menggantikan peran ginjal untuk menyaring kotoran-kotoran dalam darah serta menyeimbangkan dan mengelola mineral penting seperti kalium, natrium, dan kalsium dalam darah.
Hemodialisis, Tren di Kawula Muda
Menurut Dokter Umum RSU BRIMedika Malang, dr. Jauharotul Jannah, umumnya pasien yang menderita penyakit gagal ginjal akut yang dianjurkan untuk melakukan terapi hemodialisis atau cuci darah berada pada rentang usia 50-70 tahun. Namun, kini tren hemodialisis telah mengincar kawula muda kisaran usia 20-35 tahun.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dr. Maxi Rein Rondonuwu pada peringatan World Kidney Day (Hari Ginjal Sedunia) 2024, mengatakan ada tren kenaikan kasus gagal ginjal pada usia muda (liputan6.com, 12-03-2024). Senada, dr. Tirta menyebutkan bahwa ada kenaikan tren hemodialisis atau cuci darah pada usia muda, yakni 20-35 tahun. Ia mengatakan ini ketika diundang pada salah satu podcast PWK. Ia juga menyebutkan bahwa tren kenaikan ini diakibatkan oleh penyakit diabetes melitus yang kemudian menyebabkan datangnya penyakit gagal ginjal akut hingga membuat seseorang harus melakukan hemodialisis.
Data ini didukung dengan laporan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia yang menyebutkan prevalensi penyakit diabetes melitus tipe-1 untuk anak di bawah umur 18 tahun di Indonesia mengalami lonjakan 70 kali lipat dari tahun 2010 hingga 2023.
Penyebab Hemodialisis pada Usia Muda
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang harus menjalani hemodialisis pada usia muda, mulai dari pola hidup yang tidak sehat hingga adanya kondisi medis tertentu.
Secara perinci beberapa faktor penyebab HD di antaranya:
Pertama, kurang minum air putih. Air putih memiliki fungsi penting bagi tubuh, yaitu sebagai media transportasi yang diperlukan oleh tubuh dan membantu ginjal untuk menjalankan fungsinya, yaitu membuang kotoran-kotoran, seperti racun, dan kelebihan cairan atau elektrolit dalam bentuk urine. Oleh karenanya, kita dianjurkan untuk banyak mengonsumsi air putih agar kebutuhan air dalam tubuh terjaga dan memungkinkan terhindar dari gagal ginjal. Menurut aturan medis, tubuh membutuhkan sekitar 8 gelas air dengan takaran 230 ml per hari atau sekitar 2 liter per hari.
Kedua, terlalu sering mengonsumsi makanan manis. Kadar gula memang sangat dibutuhkan dalam tubuh, tetapi ketika kita mengonsumsi gula berlebihan pasti akan berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan, ketika kita sering mengonsumsi makanan manis, itu dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi naik atau hipertensi dan diabetes. Kedua penyakit ini merupakan faktor utama penyebab gagal ginjal akut.
Penyakit hipertensi dan diabetes pada usia muda biasanya disebabkan adanya faktor genetik, tetapi penyakit ini bisa menjadi lebih parah dan menyebabkan gagal ginjal akut karena pola hidup yang tidak sehat, yakni mengonsumsi minuman kemasan. Dokter Tirta menyebutkan bahwa penyebab tren hemodialisis pada usia muda disebabkan seseorang terlalu sering mengonsumsi minuman manis dalam kemasan botol. Ia mengatakan bahwa minuman kemasan memiliki kandungan gula yang sangat tinggi yakni sekitar 20 gram.
Dokter Tirta juga mengutip perkataan dr. Decsa Medika Hertanto, yaitu dokter spesialis penyakit ginjal yang mengatakan tren hemodialisis kini sudah mengincar anak usia muda. Riwayat dari kebanyakan pasien yang melakukan terapi cuci darah yakni mengonsumsi minuman manis dalam botol (tribunnews.com, 09-06-2024).
Ketiga, kegagalan fungsi hati. Penyebab hemodialisis selanjutnya yakni akibat masalah medis, seperti gangguan kesehatan pada hati atau sirosis hati. Hati memiliki fungsi yang penting bagi tubuh yaitu menyimpan gula, membersihkan darah dari senyawa yang mengancam tubuh kemudian membuangnya dalam bentuk urine. Ketika hati tidak berfungsi secara optimal maka kerja ginjal akan makin berat. Lambat laun fungsi ginjal akan melemah.
Keempat, sering mengonsumsi alkohol. Dampak alkohol bagi kesehatan sangat fatal, bahkan sering mengonsumsi alkohol menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal kronis dengan risiko kerusakan ginjal dua kali lebih besar.
Hemodialisis Bukan Obat
Hemodialisis memiliki fungsi untuk menggantikan kerja ginjal yakni dengan menggunakan alat-alat medis. Akan tetapi, hemodialisis bukanlah obat untuk menyembuhkan gagal ginjal. HD hanya berfungsi menambah kualitas hidup dengan membuang cairan berlebih atau racun dalam tubuh yang harusnya dilakukan oleh ginjal.
Seseorang yang mengidap gagal ginjal disarankan melakukan HD dan tetap ditunjang dengan berbagai obat yang lain untuk memulihkan fungsi ginjal dan bisa melanjutkan hidupnya. Selain itu, pasien juga harus menjaga pola hidup sehat, baik selama proses terapi HD maupun sehari-harinya.
Efek Samping Hemodialisis
Diketahui bahwa hemodialisis adalah tindakan medis yang menggunakan mesin khusus yang disebut hemodialyzer. Pada prosedur ini, dokter akan memasang selang-selang khusus pada lengan ataupun leher sebagai sarana penyaluran darah. Prosedur ini lazimnya membutuhkan waktu 4-5 jam tergantung dari kondisi pasien. Oleh karenanya, proses HD tersebut memiliki efek samping bagi tubuh manusia.
Beberapa efek samping HD di antaranya:
Pertama, hipotensi dan hipertensi. Efek samping yang paling umum terjadi dari pasien yang melakukan HD yaitu pasien akan mengalami tekanan darah terlalu rendah (hipotensi). Kondisi ini dipicu dengan menurunnya kadar cairan ketika proses HD berlangsung. Biasanya pasien akan merasakan pusing, mual, pandangan kabur, dan lain-lain. Di sisi lain, HD juga bisa menimbulkan tekanan darah tinggi (hipertensi), apalagi jika pasien tersebut memiliki riwayat penyakit hipertensi.
Kedua, kram otot. Sebagian pasien yang menjalani HD lazimnya akan mengalami kram otot. Kondisi ini dipicu adanya penurunan kadar gula dalam cairan dan juga ketidakseimbangan elektrolit mineral dan kalium.
Ketiga, kelelahan. Efek samping selanjutnya dari HD yang umum dirasakan oleh pasien yakni kelelahan. Kondisi ini diakibatkan adanya penurunan fungsi ginjal secara normal, pembatasan diet pada saat proses HD, serta adanya stres dan kecemasan yang menimpa pasien gagal ginjal kronis. Selain itu, HD juga mengakibat beberapa gangguan seperti anemia, gangguan tidur, gangguan jantung, nyeri tulang dan sendi, disfungsi ereksi, dan menurunnya gairah seksual
Keempat, terjadinya sepsis. Sepsis merupakan suatu kondisi yang terjadi karena reaksi berlebihan dan tidak terkendali dari sistem imun tubuh terhadap infeksi yang dapat menyebabkan gangguan pada organ dan jaringan tubuh. Sepsip ini biasanya terjadi karena adanya bakteri yang ada dalam darah yang masuk melalui prosedur hemodialisis.
Cara Islam Mencegah Hemodialisis
Hemodialisis dilakukan seseorang karena menderita gagal ginjal kronis atau akut. Gagal ginjal tersebut disebabkan karena adanya pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi minuman manis dalam botol atau minuman kemasan secara berlebihan.
Oleh karena itu, Islam melarang kaum muslim untuk melakukan sesuatu yang berlebih-lebihan, termasuk makan dan minum berlebihan. Ini karena segala sesuatu yang berlebih-lebihan sangat tidak baik. Allah berfirman, "Dan makan dan minumlah, dan jangan berlebihan. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A’raf: 31).
Selain itu, untuk menjaga pola hidup sehat, Islam pun memberikan syariat kepada kaum muslim untuk mengonsumsi makanan yang halal dan tayib. Allah berfirman, "Wahai manusia! Makanlah pada (makanan) yang halal dan baik yang ada di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, setan itu musuh yang nyata untukmu." (QS. Al-Baqarah: 168).
Makanan yang halal merupakan makanan yang zatnya terbebas dari segala bentuk yang diharamkan oleh Allah seperti terdapat kandungan babi, bangkai, dan lainnya. Sedangkan makanan tayib merupakan makanan yang baik untuk kesehatan tubuh. Tidak dibolehkan memakan makanan yang merusak akal dan membahayakan kesehatan tubuh, misalkan memakan atau meminum sesuatu dengan kadar gula tinggi hingga menyebabkan penyakit diabetes, gagal ginjal, dan lainnya.
Oleh karena itu, ketika seorang muslim mengikuti apa yang diperintahkan oleh Islam, yakni mengonsumsi makanan sesuai kadarnya dan tidak berlebihan, serta mengonsumsi makanan yang halal dan tayib, insyaallah tubuh akan sehat dan terhindar dari penyakit, termasuk tercegahnya seseorang dari terapi hemodialisis. Anjuran Islam kepada manusia untuk tidak memakan makanan yang haram pun sesuai dengan penjelasan dari medis. Sungguh Islam menjaga jiwa-jiwa manusia dari kerusakan. Wallahua'lam bishawab. []
#MerakiLiterasiBatch2
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah
Syukron jazakillah Mom dan Tim NP