Harap-Harap Cemas Mengharap Generasi Emas

Mengharap Generasi Emas

Menyelamatkan para generasi muslim adalah kewajiban semua orang, termasuk kesigapan negara dengan sistem pendukungnya.

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Negeri ini berlimpah penduduk usia muda dan produktif. Tidak dimungkiri jika bonus demografi di negeri ini akan memberi dampak yang luar biasa, jika hal ini dipersiapkan dengan baik. Sehingga harapan untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045 akan terwujud. Namun, sayangnya saat ini berbagai persoalan tengah dihadapi oleh calon generasi emas. Nyatanya banyak anak muda Indonesia justru hidup dalam kondisi tidak beruntung.

Dilansir dari Republika.com tertanggal 23 Mei 2024 anggota Fraksi PKS DPR RI mengungkapkan jika angka 10 juta pengangguran dan kemiskinan Gen Z, sudah menjadi tanda-tanda jika bonus demografi di Indonesia tidak dikelola dengan baik. Menurutnya, pemerintah sudah menyadari akan hadirnya bonus demografi, maka seharusnya dari awal sudah dipersiapkan untuk langkah terbaik menyambut bonus demografi.

Selain itu Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati mengungkapkan jika generasi Z semakin terimpit karena sisi biaya pendidikan tinggi yang mahal, terlebih dengan adanya kenaikan UKT. Sementara dari kesempatan kerja mensyaratkan yang sudah berpengalaman dan adanya batasan usia. Hal ini memprihatinkan karena banyak anak usia kerja tapi tidak mendapat kesempatan kerja. (Republika.com 23-5-2024).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa sekitar 10 juta penduduk usia muda, umur 15 sampai 24 tahun dalam keadaan tidak punya pekerjaan, tidak dalam pendidikan, dan tidak dalam pelatihan. Namun, mereka juga butuh makan, pakaian, dan lain sebagainya. Lantas siapa yang menanggung kebutuhan para generasi tersebut? Hal ini jelas membuat orang tua harap-harap cemas akan nasib Gen Z yang katanya adalah generasi emas yang bisa mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045.

Ancaman Generasi Sekarang

Ancaman generasi yang terjadi saat ini bukan hanya ancaman generasi yang harap-harap cemas akan masa depannya. Namun, berbagai ancaman telah terpampang di depan mata. Selain masalah pendidikan yang meninggalkan banyak PR bagi semua kalangan masyarakat, masalah moral dan tingkah laku generasi yang jauh dari tuntunan agama juga sangat memprihatinkan. Belum lagi tingginya angka mahasiswa drop out dari bangku kuliah, baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun swasta.

Generasi yang teracuni oleh budaya hedonisme, memburu kesenangan fisik, hiburan, mencari materi dan popularitas adalah potret buram generasi saat ini. Karena sikap hedonis yang mencari kesenangan fisik sebagian anak muda Indonesia juga tidak takut melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Bahkan berita kriminal, narkoba, dan tawuran yang dilakukan oleh remaja makin mengalami peningkatan.

Belum lagi potret generasi yang kian hari makin memprihatinkan akibat kualitas agama yang makin terpuruk. Kondisi ibadah sebagian anak atau generasi Indonesia memprihatinkan. Bahkan dari sebuah penelitian disebutkan bahwa Dewan Masjid Indonesia (DMI) pernah menyatakan bahwa 65% muslim di Indonesia ternyata tidak bisa membaca Al-Qur’an, termasuk di dalamnya penduduk usia muda.

Kegagalan Sistem Kapitalis Sekuler

Ancaman terhadap masa depan generasi Z atau generasi muda adalah akibat dari kegagalan sistem kapitalis sekuler. Terutama pada sistem pendidikan yang diterapkan di negeri ini. Selain menyebabkan masa depan generasi Z tidak jelas, kegagalan sistem pendidikan sekuler ini juga mengakibatkan ancaman serius bagi generasi penerus. Terutama dalam hal perilakunya dan ketundukannya kepada agama Allah. Termasuk masa depan dalam memperoleh pekerjaan yang bisa membuat generasi menjadi generasi yang mapan.

Dalam sistem pendidikan sekuler, peran agama makin diminimalkan atau bahkan dihilangkan dari dunia pendidikan. Terlihat jelas pada jarak atau Peta Jalan Pendidikan Nasional (PJPN) frasa agama diganti dengan akhlak mulia dan budaya. Padahal Indonesia sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia tentu terancam bahaya jika pendidikannya minim atau bahkan niragama.

Pendidikan sekularisme lebih mengarus utamakan aspek pragmatis yakni sekadar pertimbangan pasar dan ekonomi. Agama tidak mendapatkan perhatian secara semestinya. Pencapaian generasi muda diarahkan untuk perubahan teknologi, perubahan sumber-sumber ekonomi Indonesia, serta kondisi pasar kerja dunia, sehingga membuat generasi menjadi mesin penggerak ekonomi kapitalis.

Bahkan sebenarnya pertimbangan untuk menyusun peta jalannya pendidikan di Indonesia salah satunya sudah mengarah pada kondisi demografi Indonesia. Namun, nyatanya hal ini tetap meninggalkan masalah. Terbukti 10 juta generasi terancam menjadi pengangguran. Inilah akibat nyata dari penerapan sistem kapitalis sekuler.

Banyaknya pengangguran yang ada, terjadi karena negara menerapkan sistem ekonomi liberal kapitalis. Negara secara bebas menyerahkan berbagai kekayaan alam yang luar biasa banyak, kepada swasta, baik lokal atau asing untuk mengelolanya. Sehingga ada dan tidaknya lapangan pekerjaan tergantung pada pengusaha dan pemodal. Hal ini merupakan bentuk pengkhianatan negara kepada generasi, karena kehilangan kesempatan untuk mengakses pekerjaan. Padahal sejatinya tugas negara adalah memberikan akses lapangan pekerjaan kepada rakyatnya

Selamatkan Pemuda

Siapa pun yang peduli dengan nasib umat di negeri ini haruslah berpikir dan berusaha menyelamatkan para generasi. Karena generasi adalah harapan umat pada masa depan. Jika ingin melihat kondisi umat pada masa depan, tengok saja keadaan para pemuda hari ini. Kaum muda adalah agen perubahan di tengah umat manusia, tidak ada perubahan tanpa melibatkan dan tanpa dilakukan oleh anak-anak muda. Oleh karena itu mereka adalah kelompok manusia yang cerdas dan lebih mudah menerima petunjuk ketimbang orang yang sudah tua.

Pemuda atau lebih akrabnya sekarang disebut sebagai Gen Z adalah ujung tombak menuju generasi emas. Para nabi dan rasul juga adalah orang-orang yang berusia muda saat diangkat menjadi utusan Allah. Sebuah riwayat dari Ibnu Abbas pernah menyatakan:

“Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan pemuda. Seorang alim tidak diberi ilmu pengetahuan oleh Allah melainkan pada waktu masa muda.”

Untuk itu perlu sejumlah langkah yang harus dilakukan oleh orang tua dan kaum muslim, untuk menyelamatkan para pemuda dan generasi. Sehingga generasi muda akan menjadi generasi emas yang didambakan oleh umat.

Mencetak Generasi Emas

Pada masa Khilafah Islam, pendidikan yang diterapkan dalam masa itu bisa menghasilkan generasi emas yang cemerlang. Generasi yang siap pakai, dan didukung oleh kestabilan negara dalam menyiapkan masa depan para generasi muda. Baik di bidang pendidikannya maupun masa depan setelah para pemuda selesai menempuh masa pembelajaran, dalam masa pendidikan. Negara menjadikan pemuda sebagai the real agen perubahan.

Kecemerlangan sistem pendidikan Islam dalam membentuk generasi emas masih bisa dirasakan hingga saat ini. Karena peradaban Islam pernah mengalami masa keemasan dan menjadi rujukan peradaban lain.

Sehingga untuk menerapkan atau menjadikan generasi muda menjadi generasi emas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, mengokohkan akidah Islam sebagai landasan kehidupan dunia dan akhirat. Para pemuda disadarkan bahwa mereka adalah ciptaan Allah Swt., dan kelak akan kembali kepada-Nya. Dengan kuatnya akidah, anak-anak muda akan sadar kalau hidup dan mati mereka adalah milik Allah Swt. saja.

https://narasipost.com/opini/05/2024/emas-kita-dicuri-mengapa-bisa-terjadi/

Kedua, memahamkan para pemuda bahwa tujuan hidup yang tertinggi adalah menggapai rida Allah. Caranya dengan menaati aturan-aturan Allah, dan memperjuangkan agamanya Allah. Generasi emas akan menganggap bahwa tujuan seorang muslim adalah menggapai kebahagiaan hakiki atas rida Allah.

Ketiga, membimbing para pemuda untuk membangun kebiasaan Islam sejak awal.

Selain itu para pemuda harus ditempa agar tidak mempertaruhkan hawa nafsunya. Sehingga terhindar dari kemaksiatan seperti memakai narkoba, pergaulan bebas dengan lawan jenis, dan lain sebagainya.

Keempat, mendorong para pemuda untuk memiliki kepedulian terhadap kondisi umat, serta menjadikan mereka penggemban dakwah yang akan memperjuangkan tegaknya agama Allah Swt.

Maka dalam mewujudkan generasi emas, perlu menyiapkan generasi mudanya dengan baik. Menyelamatkan para pemuda muslim adalah kewajiban semua orang, termasuk kesigapan negara dengan sistem pendukungnya.

Selain itu negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk rakyatnya. Terlebih bagi generasi muda yang produktif. Sistem ekonomi Islam akan mengelola SDA yang dimiliki dengan amanah. Dengan berlimpahnya sumbar daya alam, negara akan melakukan industrialisasi, yang membutuhkan banyak sumber daya manusia. Sehingga terbuka lapangan pekerjaan dengan jumlah yang besar bagi generasi muda yang siap bekerja.

Karena Allah telah memperingatkan kita untuk tidak meninggalkan generasi pengganti yang tidak jelas masa depannya, yang kurang bagus akhlaknya, bodoh, dan tersesat dari jalan Allah Swt. Sebagaimana yang tertulis di dalam surah Maryam ayat 59 yang artinya:

“Datanglah sesudah mereka pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan salat, dan memperturutkan hawa nafsunya lalu mereka kelak akan menemui kesesatan.”

Maka mewujudkan generasi emas yang terdiri dari pemuda cerdas, dan bermental pejuang agama Allah, adalah sebuah kewajiban yang patut diusahakan baik oleh individu, masyarakat, dan negara yang menerapkan sebuah aturan Islam Kaffah. Sehingga masa depan generasi jelas di depan mata. Bukan generasi yang harap-harap cemas karena sistem yang tidak jelas.

Wallahualam bishawab []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
Polemik RUU Penyiaran
Next
Eyes On Palestine
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
4 months ago

Generasi emas tidak terkulai lemas tetapi bermental pejuang. Masyaallah.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
4 months ago

Susahnya hidup di era sekulerisme kapitalisme. Tak ada sisi untuk melindungi rakyatnya. Para penguasa abai terhadap kebutuhan warga negaranya. Semoga karya tulis ini mampu mencerahkan umat

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
4 months ago

Alhamdulillah, barakallah tim NP

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram