Banjir akan merusak lingkungan, menyebabkan hilangnya nyawa manusia hingga binatang ternak yang hanyut terbawa arus di dalamnya
Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Banjir terus melanda berbagai wilayah di dunia. Hingga pertengahan tahun 2024 ini, banjir telah menerjang Afganistan, Brasil, Indonesia, Kenya, Oman, serta Uni Emirat Arab. Banjir yang luar biasa ini tentu mengakibatkan banyak kerusakan dan kerugian bagi manusia.
Di Indonesia, banjir merupakan bencana yang paling banyak. Pada bulan Mei yang lalu, dari 31 bencana yang terjadi, 25 atau 80% di antaranya merupakan bencana banjir. Bencana itu merata di Pulau Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.
Banjir parah juga merendam Emirat Arab, Oman, Kazakhstan, dan Rusia. Banjir di Emirat Arab adalah yang terburuk sejak 75 tahun yang lalu. Emirat Arab yang kering membuat wilayahnya jarang disapa hujan. Hujan hanya turun pada musim dingin dengan curah hujan rata-rata 94,7 milimeter per tahun.
Karena jarang turun hujan, drainase di jalan dan wilayah lain tidak banyak jumlahnya sehingga terjadi banjir saat turun hujan. Terlebih, curah hujan yang turun pada bulan April lalu lebih dari 142 milimeter dan terjadi selama lebih dari 24 jam. Banjir pun merendam jalanan, perumahan, hingga Bandara Internasional Dubai. (kompas.id, 17-04-2024)
Dampak Banjir
Air merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh manusia agar dapat bertahan hidup. Namun, air juga dapat menjadi bencana jika ia datang dalam jumlah yang sangat besar atau yang biasa kita sebut banjir. Hal ini akan menyebabkan kerugian pada manusia.
Banjir akan merusak tanaman yang direndamnya, merobohkan pohon dan bangunan yang diterjangnya. Bahkan, menyebabkan hilangnya nyawa manusia serta binatang ternak yang hanyut terbawa arusnya. Seperti yang terjadi pada banjir di Sumatra Selatan pada Januari tahun ini.
Catatan BPBD Sumatra Selatan menyebutkan bahwa banjir yang terjadi pada bulan Januari 2024 di wilayah tersebut telah menimbulkan banyak kerugian. Sebanyak 32.812 rumah terendam banjir. Di samping itu terdapat 35.321 rumah terendam banjir dalam kondisi yang memprihatinkan. Banjir juga menyebabkan 10 rumah rusak berat, dua rumah hanyut, serta 19.890 keluarga terpaksa mengungsi.
Fasilitas umum juga tidak luput dari dampaknya. Sebanyak 13 jembatan rusak atau putus. Selain itu, sebanyak 211 fasilitas umum serta 126,65 kilometer jalan juga terendam banjir.
Banjir saat itu menimbulkan kerugian pada para petani dan pemilik perkebunan. Banjir merendam 8.703 hektare perkebunan dan 1.179 hektare persawahan. Selain itu, sebanyak 24.925 ekor binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing, ayam, serta itik hanyut dan terendam. (detik.com, 25-01-2024)
Dampak lain banjir adalah menghambat aktivitas masyarakat. Dalam kondisi banjir, mobilitas masyarakat pun terganggu. Mereka tidak dapat pergi ke mana-mana, baik untuk mencari nafkah atau menuntut ilmu.
Kesehatan masyarakat juga terganggu akibat banjir. Diare dan gatal-gatal merupakan penyakit yang banyak diderita oleh para korban banjir. Hal itu disebabkan oleh buruknya sanitasi dan kurangnya air bersih.
Banjir juga memberikan dampak negatif kepada mental masyarakat yang menjadi korbannya. Mereka yang kehilangan harta atau nyawa anggota keluarganya tentu akan merasakan kesedihan yang amat dalam. Tidak jarang hal ini menyebabkan stres atau depresi.
Penyebab Banjir Lebih Sering Terjadi
Banjir adalah musibah yang diberikan oleh Allah Swt. kepada manusia. Setiap musibah adalah ujian untuk mengetahui seberapa besar keimanan seseorang. Jika imannya kuat, ia akan tetap bertahan meskipun ujian mengadang.
Namun, banjir yang terjadi saat ini bukan sekadar ujian dari Allah Swt. Banjir makin sering terjadi dan makin parah. Daerah yang terkena pun makin luas. Banyak yang menyalahkan alam atau iklim yang buruk sebagai penyebabnya.
https://narasipost.com/opini/01/2021/banjir-melanda-akibat-keserakahan-manusia-rakyat-jadi-korban/
Padahal, jika manusia mau mengevaluasi diri, bencana ini terjadi karena kerakusan mereka. Mereka tidak peduli dengan masa depan generasi setelahnya. Bahkan, mereka juga tak peduli dengan nasib orang-orang yang tertimpa musibah akibat kesalahan yang mereka lakukan.
Mereka telah mengetahui bahwa perubahan iklim yang ekstrem terjadi akibat ulah manusia. Hutan-hutan digunduli, dijadikan perkebunan atau area pertambangan. Akibatnya, tidak ada lagi akar pohon yang akan menyerap dan menyimpan air ke dalam tanah.
Polusi udara dari asap industri serta kendaraan bermotor menambah buruknya kondisi. Lubang ozon pun makin besar. Bumi tak lagi terlindungi dari cahaya ultraviolet yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Pemanasan global pun terjadi. Es di kutub banyak yang mencair, menyebabkan banjir, seperti yang terjadi di Rusia.
Buah Pembangunan Kapitalistik
Pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara akan dilandaskan pada sistem politik yang dianutnya. Negara yang menganut ideologi kapitalisme akan mendasarkan pada sistem kapitalisme. Sedangkan, negara yang menganut sosialisme dan Islam, masing-masing akan mendasarkan pembangunan sesuai dengan asasnya.
Dalam sistem ekonomi kapitalisme, keberhasilan pembangunan diukur berdasarkan tingkat produksi. Oleh karena itu, pembangunan dalam sistem ini akan berfokus pada produksi tanpa memedulikan dampak pembangunan. Misalnya, menggenjot produksi batu bara, tanpa melihat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pertambangan tersebut.
Selain itu, kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan. Hal ini ditunjang dengan kebebasan kepemilikan dalam asasnya. Sifat manusia yang rakus seolah menemukan jalannya di sini. Jadilah, berbagai aturan pun dibuat untuk memudahkan manusia dalam memenuhi nafsunya terhadap dunia.
Hal ini misalnya tampak dalam pengaturan tata kota di negeri ini. Dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 disebutkan bahwa pada wilayah perkotaan harus disediakan ruang terbuka hijau minimal 30%. Faktanya, hal ini tidak selalu dipatuhi oleh pemerintah daerah. Desentralisasi yang menyerahkan kebijakan pembangunan kepada pemerintah daerah membuat kewenangan menetapkan ruang terbuka hijau ini sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah setempat. Seperti yang terjadi di Kota Surabaya. Kota Pahlawan ini hanya memiliki ruang terbuka hijau sebesar 22%.
UU Ciptaker makin memperparah keadaan. Berdasarkan undang-undang ini, keharusan menyediakan ruang terbuka hijau ini justru dihilangkan. Bahkan, pengusaha juga tidak perlu repot-repot membuat Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum memulai usaha. Pengusaha juga dapat menggunakan jalan pintas saat izin dari pemerintah daerah belum turun. Cukup dengan mengajukan perizinan secara elektronik ke pemerintah pusat, maka izin pun akan segera didapat.
Kemudahan yang diberikan kepada pengusaha merupakan satu hal yang lumrah terjadi dalam sistem demokrasi. Biaya mahal yang dibutuhkan saat meraih kekuasaan meniscayakan calon penguasa bekerja sama dengan para pengusaha. Dampaknya, penguasa akan membalas budi ke para pengusaha melalui kemudahan dalam mendapatkan izin usaha.
Derita Rakyat
Saat terjadi bencana karena rusaknya lingkungan, rakyat yang paling merasakan penderitaannya. Hidup mereka seolah berhenti karena mereka tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya. Mereka yang diburu suaranya oleh para calon penguasa, akan dicampakkan begitu saja saat sang calon berhasil meraih mimpinya.
Para pejabat dan pengusaha tidak akan merasakan penderitaan saat terjadi bencana. Mereka masih bisa tertawa bersama keluarga dengan berbagai fasilitas yang mereka miliki. Mereka yang berulah, orang lain yang terkena imbasnya.
Inilah buah dari pembangunan yang kapitalistik. Sistem kapitalisme terbukti telah menghasilkan manusia-manusia serakah. Mereka tidak pernah merasa puas dengan dunia yang telah mereka genggam. Mereka akan terus memburunya. Padahal, dunia yang mereka kejar siang dan malam itu akan sirna.
Pembangunan dalam Islam
Pembangunan yang dilakukan dalam Islam sangat berbeda dengan pembangunan dalam sistem kapitalisme. Pembangunan dalam Islam dilakukan oleh negara dalam rangka mewujudkan kemaslahatan umat, bukan pemilik modal. Dengan demikian, mendapatkan laba bukanlah tujuan pembangunan.
Dana yang digunakan untuk pembangunan itu diambil dari harta yang tersimpan di baitulmal. Harta itu bisa diambil dari hasil pengelolaan harta milik umum seperti tambang. Selain itu juga dapat diambil dari sumber lain selain harta zakat.
Pembangunan dalam Islam dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan penciptaan manusia. Yaitu, sebagai khalifah di bumi dan yang memakmurkannya. Hal ini sesuai dengan seruan Allah Swt. dalam surah Al-Baqarah [2]: 30 dan surah Hud [11]: 61.
وَإذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٓىِٔكَةِ إنِّيْ جَاعِلٌ فِيْ الْأَرْضِ خَلِيْفَةً
Artinya, “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.”
هُوَ اَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا
Artinya: “Dia telah menciptakanmu dari bumi dan menjadikanmu sebagai orang yang memakmurkannya.”
Dua tujuan ini akan menjadikan pembangunan yang dilakukan senantiasa memperhatikan kelestarian alam. Hal itu sebagai upaya untuk memakmurkan bumi. Dengan demikian, alam beserta isinya akan tetap lestari dan dapat dimanfaatkan oleh generasi setelahnya.
Demikianlah, pembangunan dalam Islam tidak bermotif ekonomi semata, tetapi dalam rangka memenuhi seruan Allah Swt. Oleh karena itu, pembangunan yang dilakukan akan tetap memperhatikan keberlangsungan kehidupan dan kemaslahatan umat. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh para penguasa di negeri ini, agar terwujud negeri yang makmur dan diridai oleh Allah Swt. Wallahu a’lam bishawab.[]
Jangan salahkan alam jika ia kini tak lagi bersahabat. Manusia lah yang membuat kerusakan dan penerapan aturan kehidupan yang salah sehingga bencana kehidupan terus datang.
Pemerintah memang hanya berpihak kepada pengusaha yang memberikan banyak cuan ! apalah nasib makhluk hidup yang lain dibanding uang cuan!
Betul, mbak