Menakar Langkah Mencabut Islamofobia Hingga Akarnya

"Semenjak AS memulai agenda War on Terorisme, sudut kebencian terhadap Islam makin meruncing. Tak ayal di banyak negara, Islam dan umatnya akan selalu dimusuhi. Islam akan selalu dianggap agama yang buruk, penuh kebencian, menebarkan teror dan juga menimbulkan berbagai kerusakan."


Oleh. Miliani Ahmad
( Kontributor Tetap NarasiPost.Com )

NarasiPost.Com-Islamofobia yang berkarat makin meningkatkan sentimen kebencian terhadap umat Islam. Seperti yang terjadi di negara-negara Barat, tak terkecuali Kanada. Baru-baru ini di negara tersebut, islamofobia telah merenggut empat nyawa umat Islam. Hal itu terjadi ketika seorang pengemudi yang secara sengaja menabrakkan mobilnya terhadap satu keluarga muslim yang hendak menyebrang jalan.

Disinyalir, serangan dan pembunuhan tersebut sudah direncanakan dari semula. Pengemudi dikabarkan memakai rompi pelindung pada saat melancarkan aksinya. Alasan utama pelaku melakukan penyerangan tersebut lebih dimotori karena mereka adalah muslim. Tak hanya itu, kejadian penyerangan ini terjadi kala sentimen anti-Islam semakin merebak di provinsi-provinsi yang ada di seluruh Kanada. Kelompok sayap kanan dianggap memiliki andil dalam meningkatknya konflik tersebut.

Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada merespon kejadian tersebut dengan menyebutnya sebagai insiden "mengerikan" dan menggambarkannya sebagai sebuah "tindakan kebencian". Entah tulus atau tidak, dirinya turut mengucapkan rasa simpati terhadap orang-orang yang dicintai korban, termasuk seorang anak laki-laki yang selamat dari insiden maut tersebut.

Tak Cukup Kecaman, Umat Butuh Jaminan Keselamatan

Apa yang dialami oleh muslim hari ini yang selalu menjadi korban kebencian akibat propaganda anti-Islam tak cukup hanya diselesaikan dengan simpati dan kecaman. Kecaman hanya menunjukkan kelemahan dan ketidakmampuan untuk membela hak-hak umat Islam. Bahkan kecaman yang dilakukan secara berulang telah melegitimasi penguasa untuk mencuci tangan terhadap perkara hilangnya nyawa umat Islam.

Dapat dikatakan saat serangan terhadap umat Islam makin meningkat, tindakan paling konkret yang biasa dilakukan oleh penguasa bahkan penguasa-penguasa negeri muslim hanyalah sebatas memberikan kecaman. Jikapun ada langkah lebih dari itu, langkah yang dijalankan hanyalah formalitas di atas meja perundingan. Belum ada langkah nyata yang mampu mencabut akar persoalan, semisal menggerakan kekuatan negara untuk menghentikan sentimen kebencian terhadap Islam.

Sementara itu di sisi lain, narasi kebencian terhadap Islam terus saja dibangun oleh kelompok-kelompok bahkan negara melalui berbagai sarana, tak terkecuali media massa. Narasi sesat yang memberikan kesan buruk terhadap Islam terus saja digulirkan. Apalagi semenjak AS memulai agenda War on Terorisme, sudut kebencian terhadap Islam makin meruncing. Tak ayal di banyak negara, Islam dan umatnya akan selalu dimusuhi. Islam akan selalu dianggap agama yang buruk, penuh kebencian, menebarkan teror dan juga menimbulkan berbagai kerusakan.

Opini-opini ini semakin liar karena tak ada satu pun kekuatan dari negeri-negeri muslim yang mampu membendungnya. Parahnya lagi, kadangkala masih ditemukan di sebagian diri pemimpin negeri-negeri muslim yang masih terjebak dan terperangkap dalam setting agenda global untuk menyudutkan umat Islam.

Padahal sejatinya sebagai pemimpin, mereka memiliki kewajiban untuk menjaga nyawa kaum muslim. Tidak diperkenankan bagi mereka untuk menyerahkan umat ini kepada orang-orang yang membencinya apalagi sampai menghabisi nyawanya. Terhadap perkara ini, sungguh Rasul Saw sebagai seorang nabi terbaik telah mengingatkan agar berhati-hati terhadap penjagaan jiwa kaum muslim. Beliau Saw bersabda,

“Tidaklah halal darah seorang muslim kecuali disebabkan salah satu dari tiga sebab yaitu, orang yang telah menikah namun berzina, jiwa dengan jiwa (membunuh), orang yang keluar dari agamanya (murtad), lagi memisahkan diri dari jemaah kaum muslim.” (HR Bukhari dan Muslim)

Satukan Kekuatan Hapuskan Islamofobia

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.” (Q.S Ali-Imron : 118)

Sungguh telah Allah abadikan sikap kebencian kaum kafir terhadap umat Islam. Sebagaimana ayat di atas, kebencian tersebut akan selalu tersemat pada mulut dan jiwa mereka. Kaum kafir tidak akan pernah menyukai umat Islam, meskipun segala kebaikan dan kebenaran telah ditunjukkan oleh cahaya Islam itu sendiri.

Saat ini, rasa kebencian itu makin tampak tatkala kemurnian ajaran Islam makin banyak diterima oleh manusia. Berbondong-bondong umat manusia, khususnya masyarakat Eropa, memilih menyatakan diri memeluk Islam. Kondisi ini makin menambah panas dada-dada mereka. Kebencian makin menyulut hingga tak terbendung amarah yang ingin mereka lampiaskan. Mereka seakan menutup mata, bahwa di tengah kerusakan peradaban manusia saat ini, tak ada satu pun solusi yang akan membawa jalan keselamatan kecuali Islam.

Untuk itulah, di tengah gempuran serangan islamofobia yang melanda dunia saat ini, umat Islam memiliki tanggung jawab yang besar untuk menghapuskannya. Hanya saja berharap pada organisasi-organisasi global seperti PBB, OKI, ASEAN dan organisasi sejenis lainnya tak akan mampu menyelesaikan masalah. Sebab, selama ini organisasi-organisasi tersebut selalu berada di ketiak kepentingan negara-negara besar, sebut saja Amerika.

Amerika sebagai sebuah kawasan yang mengemban ideologi kapitalisme, amat memahami bahwa dirinya tak akan mampu memaku eksistensinya jika dunia Islam bangkit dengan kekuatannya. Apalagi selama ini, Amerika sangat diuntungkan dengan segala kemewahan yang berhasil dikeruk dari dunia Islam. Tentu semua itu tak akan dibiarkan lepas begitu saja dari tangannya. Amerika membutuhkan desain besar agar dunia Islam tetap berada dalam perangkapnya. Negara ini tak akan pernah membiarkan polarisasi umat Islam menjadi satu kutub kekuatan yang mampu membangkitkan.

Maka dengan cara yang amat picik, Amerika berhasil menjadi induk semang lahirnya kebencian global terhadap Islam. Melalui kekuasaan dan gurita hegemoninya, Amerika mampu menyetir dunia dengan segala ambisinya. “Perang melawan terorisme” yang dijajakannya ke seluruh muka bumi telah terbukti menjadi senjata ampuh bagi Amerika untuk menghujamkan hasrat kerakusannya.

Proyek islamofobia ini pun selain menimbulkan kebencian mendalam terhadap Islam, nyatanya juga mampu memecah belah kesatuan umat. Di dalam tubuh umat sendiri, rasa saling curiga kerap mengemuka. Satu kelompok menganggap dirinya paling benar dan moderat, sementara di sisi lain kelompok yang berupaya teguh memegang syariat dianggap radikal. Bahkan ekstremnya, kelompok-kelompok yang dianggap radikal ini kerap dijegal dengan berbagai narasi menyesatkan.

Sungguh, semua kondisi ini tentu menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi umat. Namun, terjalnya tantangan tersebut hendaknya tak menimbulkan rasa putus asa. Umat harus memiliki optimisme tinggi bahwa kondisi buruk ini akan mampu mereka lewati sembari menata langkah untuk menghadapinya. Dalam keadaan ini hal yang harus diupayakan di antaranya yaitu :

Pertama, umat harus memahami bahwa islamofobia yang menyerang tubuh kaum muslim merupakan sebuah serangan yang lahir dari rahim sekularisme. Pada sistem ini, sekularisme memang tak pernah meletakkan agama, khususnya Islam, hadir di tengah-tengah pengaturan kehidupan. Apalagi model pengaturan sistem Islam yang lebih menempatkan keagungan syariat, tentu tak akan sesuai dengan harapan sekularisme yang notabenenya berasal dari hawa nafsu manusia.

Untuk itulah, pada pada posisi ini umat harus mampu menanamkan pada benaknya bahwa sekularisme merupakan sumber malapetaka. Selain itu, umat juga harus bersikap waspada sembari terus- menerus mengajak kaum muslim yang belum tersadarkan agar kembali merujuk kepada Islam. Jika kesadaran umat kain tinggi, bukan tidak mungkin sekularisme akan lenyap dari peradaban.

Kedua, perlunya membangun kesamaan langkah dalam mewujudkan perubahan. Hal ini hanya bisa dilakukan jika umat memiliki cara pandang yang sama terkait perubahan. Kesamaan pandangan tersebut hanya bisa dimiliki saat umat memiliki sudut pandang tentang metode (thariqoh) yang benar. Dalam hal ini rujukan yang paling sahih tentulah metode Rasulullah Saw.

Dalam sejarah (tarikh) perjuangan, metode baku yang dipakai Rasulullah ada tiga macam. Pertama, pembinaan (tastqif) yang bertujuan membina umat dengan pemikiran Islam. Kedua, berinteraksi dengan umat (tafa’ul) yang ditujukan agar pemikiran-pemikiran tersebut bisa diinteraksikan/didakwahkan kepada umat. Ketiga, menerima keinginan kuat dari umat yang menginginkan Islam tegak dalam pemerintahan.

Tentu untuk menjalankan ketiga metode tersebut, tak bisa dilakukan secara personal. Umat membutuhkan sebuah jemaah sebagaimana jemaah yang dibangun oleh Rasulullah Saw. Jemaah tersebut haruslah memiliki landasan akidah yang kuat, pemikiran yang khas serta siap menerima konsekuensi logis dari pergerakannya. Bersama jemaah ini, umat akan melakukan beragam upaya untuk mewujudkan tujuannya, yaitu melanjutkan kembali kehidupan Islam.

Jika umat sabar melewati metode-metode tersebut, dalam waktu dekat - atas izin Allah Swt - semua stigma, kebencian dan juga kenestapaan akan lenyap dari kehidupan umat. Kehendak Allah inilah yang akan semakin menegaskan posisi kepemimpinan umat ke depannya.

Ketiga, perlunya memupuk keyakinan yang kuat bahwa Allah Swt akan memenangkan umat ini di atas umat mana pun. Janji tersebut merupakan sesuatu yang pasti meskipun musuh-musuh Allah selalu menggunakan beragam tipu daya. Umat jangan merasa berkecil hati meskipun saat ini kerap kali diintimidasi, distigmatisasi atau bahkan nyawa yang dipertaruhkan. Semuanya sudah Allah Swt tetapkan. Tinggal bagaimana umat apakah mampu menguatkan komitmennya dan juga memiliki sikap tanggung jawab untuk memikul beban menyelamatkan keadaan kaum muslim.

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebaikan, bahwa Allah sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, sesudah berada dalam keadaan takut menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Akan tetapi barangsiapa yang (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
(Quran surah an-nur ayat 55 )

Demikianlah, sudah saatnya umat menyatukan kekuatannya berdasarkan langkah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw. Berjuanglah untuk Islam, semata agar kemuliaan Islam dan kaum muslim bisa ditegakkan. Allahu Akbar!

Wallahua’lam bish-showwab[]


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Pejabat Terjerat Narkoba, Marak di Sistem Rusak
Next
Ritel Gulung Tikar, Perekonomian Kian Sukar
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram