“Dan perangilah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usir lah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu….."
(Al Quran Al-Baqarah ayat 191)
Oleh : Ira Rahmatia (Aktivis Dakwah Nisa Morowali)
NarasiPost.Com-Pengeboman demi pengeboman akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza pada hari Jumat, 21 Mei 2021 dini hari. Gencatan senjata ini ditengahi oleh Mesir setelah 11 hari pengeboman Israel tanpa henti yang telah menewaskan sedikitnya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. (CNBC Indonesia, 22/5/2021)
Gencatan senjata tersebut membuat masyarakat Palestina bisa menarik nafas sejenak dari penyerangan tersebut, hingga akhirnya ribuan muslim Palestina turun ke jalan merayakan kemenangan sembari mengibarkan bendera dan mengibarkan tanda “V”.
Usai berapa jam setelah gencatan senjata tersebut, polisi Israel kembali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dan menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina setelah salat Jumat. Menanggapi hal itu, pada tanggal 22 Mei 2021 Kantor berita Aljazeera melaporkan pendudukan dan penyerbuan yang tidak terduga tersebut mencerminkan betapa rapuhnya gencatan senjata itu. (CNBC Indonesia, 22/5/2021)
Penyerbuan ini sesungguhnya telah diduga oleh beberapa kalangan kaum muslimin. Mereka paham karakter Yahudi yang tidak akan pernah rida terhadap kaum muslim, sebagaimana sangat jelas di sebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 120. Dalam surah lain pun disebutkan watak asli mereka yang seringkali mengingkari perjanjian, yakni pada Qs.Al-Baqarah ayat 83 tentang pengambilan janji kepada Bani Israel, yang di akhir ayatnya menyebutkan,
"…Tetapi kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
Sesungguhnya fakta ini sudah menjadi rahasia umum bagi kaum muslimin bahwa mereka seringkali mengingkari perjanjian yang mereka buat sendiri.
Gencatan senjata yang diusulkan para pemimpin dunia Islam ini hanya menegaskan bahwa sungguh tiada pembelaan sempurna terhadap saudara muslim Palestina, sebaliknya mereka membiarkan zionis laknatullah berlindung dan memulihkan kekuatan di balik istilah gencatan senjata dan perdamaian. Juga hal ini membuktikan bahwa adanya keengganan mereka untuk mengirimkan militer serta memberi solusi tuntas, yakni menghentikan pendudukan dan mengusir zionis dari bumi Palestina.
Solusi-Solusi yang Ditawarkan
Berbagai solusi ditawarkan dari masyarakat dunia untuk mengakhiri penjajahan ini, ada yang menyerukan boikot produk-produk Israel, juga ada yang menyerukan agar mewujudkan two state solution sebagaimana yang diajukan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Sabtu 22 Mei 2021. Solusi-solusi tersebut jika di pikir, seolah akan menyelesaikan permasalahan, namun kita juga harus tahu dan sadar bahwa Israel melancarkan aksinya atas dorongan dan dukungan negara-negara besar, baik dari segi persenjataan dan dana sehingga walau memboikot sejumlah produknya tidak akan cukup berpengaruh.
Juga ketika mengusulkan two state solution berarti mengakui kemerdekaan dan kedaulatan negara Israel di atas tanah kaum muslimin, Palestina. Padahal tanah Palestina adalah tanah umat Islam yang berstatus kharajiyah. Dulu ditakhlukkan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Tak ada perdamaian di bumi penuh berkah itu kecuali sejumlah tanah Palestina harus kembali ke pangkuan umat Islam, dan haram menyerahkannya kepada kaum kafir walau sejengkal. Sebagaimana yang diinginkan orang-orang yang membenci Islam. Saat ini tanah Palestina yang dimiliki kaum muslim tak lebih dari 10%, sedang 90% lainnya diklaim oleh zionis Yahudi sebagai tanah negara Israel. Dan yakin saja, mereka takkan pernah berhenti jika tak menguasai seluruhnya sebagaimana cita-cita mereka yang tergambar dari bendera Israel.
Para pemimpin Islam akhirnya hanya mampu menggigit jari, karena terlalu banyak jerat negara besar dan Israel terhadap dunia Islam, seperti hubungan dagang maupun terjadinya normalisasi hubungan diplomatik.
Umat Islam Butuh Khilafah
Israel adalah negara yang dibantu oleh beberapa negara superpower dunia, seperti Amerika, Inggris juga organisasi dunia, yakni PBB. Berharap pada PBB untuk menyelesaikan konflik ini sama saja membiarkan saudara dan saudari kita di Palestina terus terjajah.
Untuk menghentikan permasalahan ini, tidak cukup hanya dengan berdoa, pemboikotan produk Israel, dukungan dana, dan kecaman-kecaman dari pemimpin negara-negara mayoritas muslim. Akan tetapi harus mengusir mereka dari tanah Palestina, tanah kaum muslimin.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 191 yang artinya :
“Dan perangilah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usir lah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu….."
Untuk mengusir mereka tentu saja butuh perjuangan, yakni jihad. Adapun tahapan jihad tersebut yakni jihad ilmu, jihad politik dan jihad militer. Dikarenakan kekuatan yang mereka gunakan, juga militer dengan sokongan dana serta senjata yang memadai, sedangkan muslim Palestina hanya bermodal batu untuk melempar, juga HAMAS sebagai tentara Islam yang berbekal senjata perang seadanya. Tak lain, kekuatan umat Islam hanya akan bangkit dan bersatu melawan Zionis laknatulllah serta mengalahkannya dengan dibawahi komando sang khalifah, pemimpin daulah Khilafah. Ia akan berfungsi sebagai junnah kaum muslimin, sebagaimana sikap yang ditunjukkan oleh khalifah terakhir, Abdul Hamid II saat perwakilan Zionis dulu meminta tanah Palestina untuk dijadikan negara bagi orang-orang Yahudi.
Walau sebagian muslim menganggap solusi ini hanyalah ilusi atau tegaknya pasti lama, namun Rasulullah dalam salah satu hadisnya telah memberi isyarat bahwa akan ada lagi kepemimpinan khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, dan itu pasti terjadi. Bagai malam yang semakin gelap dan pekat, sang fajar juga akan segera menampakkan sinarnya.
Wallahu a'lam Bishshawwab[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]