Forum Air Dunia yang seharusnya menyolusi krisis air bersih yang melanda dunia, nyatanya malah menjadi bancakan proyek air.
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Air adalah salah satu sumber kehidupan manusia yang merupakan kebutuhan vital baginya. Allah menciptakan bumi dengan segala keseimbangannya agar manusia bisa mengambil manfaatnya. Menurut lembaga survei geologi Amerika Serikat, bumi memiliki komposisi 71% air menutupi permukaannya dan 96,5% persediaan air berada di lautan. Namun, akibat ulah tangan manusia, krisis air bersih menghantui banyak negara.
Untuk menyelesaikan masalah air yang tengah terjadi saat ini, World Water Council (WWC) belum lama ini mengadakan pertemuan World Water Forum (WWF) di Nusa Dua, Denpasar, Bali. Setelah menghasilkan beberapa kesepakatan, WWF ke-10 ditutup pada Jumat, 24 Mei 2024.
Forum Air Dunia (WWF) ke-10 telah menghasilkan kesepakatan berupa pengadaan 113 proyek senilai USD9,4 miliar, dengan kurs per dolar AS saat ini berkisar Rp16.003 maka setara dengan 150,7 triliun. (Katadata.co.id 24-5-2024). Proyek tersebut antara lain proyek percepatan penyediaan air minum bagi 3 juta rumah tangga serta merealisasikan proyek pengelolaan limbah domestik. Selain itu, dalam WWF ke-10 juga disahkan tiga deklarasi menteri yang dinilai sebagai kemenangan diplomasi Indonesia.
Tiga deklarasi tersebut di antaranya:
Pertama, pengusulan Hari Danau Sedunia atau World Lake Day sebagai salah satu kunci utama untuk menjaga kelestarian danau di seluruh dunia.
Kedua, pendirian center of excellent untuk ketahanan air dan iklim guna mengembangkan kapasitas.
Ketiga, mengangkat isu pengelolaan sumber daya air.
Bancakan Proyek Air Bersih
WWF yang seharusnya keberadaannya menyolusi krisis air bersih yang melanda dunia, nyatanya malah menjadi bancakan proyek. Terbukti kesepakatan yang terjadi lebih kepada pembuatan proyek-proyek dengan nilai fantastis. Berbagai proyek akan dilaksanakan, mulai dari proyek percontohan smart water management di beberapa wilayah, sistem penyediaan air minum, dan proyek infrastruktur air minum ramah lingkungan hingga pengolahan limbah.
Proyek ini seolah menjadi solusi atas permasalahan krisis air bersih dan membawa kemaslahatan untuk rakyat banyak. Seolah-olah dengan banyaknya proyek ini, air bersih akan mudah dijangkau oleh masyarakat. Namun nyatanya, rakyat tetap menjadi pihak yang harus mengeluarkan biaya untuk mendapatkan air bersih. Rakyat hanya menjadi konsumen yang harus patuh membayar berapa pun tarif yang telah ditetapkan untuk membayar sistem penyediaan air minum (SPAM).
Sedangkan yang mendapatkan keuntungan paling banyak adalah para investor, pelaku usaha, dan para pemilik proyek. Belum lagi jikalau proyek-proyek tersebut menjadi lahan basah bagi oknum untuk melakukan praktik suap. Bahkan KPK menemukan adanya indikasi dugaan kasus suap dalam proyek SPAM.
Kapitalisasi Air
Dalam sistem kapitalisme, air bersih yang sejatinya merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang sangat vital menjadi barang komoditas yang diperdagangkan. Rakyat yang punya uang bisa mengaksesnya dengan mudah, tetapi rakyat yang tidak punya uang terpaksa harus menggunakan air tanah yang telah tercemar limbah.
Nyatanya air bersih belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Dampaknya rakyat harus membeli air minum dalam kemasan. Menurut survei BPS pada tahun 2023, mayoritas rumah tangga Indonesia yang menggunakan air kemasan bermerek atau isi ulang sebagai air minum mencapai 40,64%.
Hal ini merupakan efek dari dampak pembangunan yang mengabaikan kelestarian lingkungan. Demi pembangunan infrastruktur, tambang, dan industri akhirnya memberikan dampak buruk terhadap kualitas air. Abainya pemerintah terhadap pembenahan dan mengembalikan ketersediaan air bersih bagi warga berdampak pada sulitnya masyarakat untuk mengakses air bersih. Bahkan jangankan untuk ketersediaan air minum, air sumur bahkan kadang tidak layak untuk mandi dan mencuci karena kotor dan bau maka dibuatlah proyek-proyek air bersih.
Dalam sistem kapitalisme, untuk memuluskan proyek air bersih pemerintah menggandeng investor asing yang memiliki modal besar. Inilah bentuk kapitalisasi air yang menguntungkan investor karena air merupakan hajat hidup rakyat sehingga terus-menerus digunakan oleh masyarakat dan pastinya keuntungan terus mengalir kepada pemilik modal. Sedangkan rakyat akan terus-menerus membayar untuk mendapatkan air bersih. Inilah bentuk kapitalisasi air dalam sistem kapitalisme.
Sistem Islam Menangani Krisis Air Bersih
Dalam Islam negara wajib menjadi pe-riayah umat sehingga negara mempunyai program dan solusi yang komprehensif terhadap masalah krisis air. Solusi tersebut tidak hanya menyelesaikan di aspek hilir (penyediaan air bersih), tetapi juga aspek hulu, yaitu pembangunan yang memperhatikan kelestarian sumber daya air.
Dalam pandangan Islam, air adalah sumber daya alam yang masuk dalam kategori kepemilikan umum sehingga harus dimanfaatkan untuk umat. Hal ini berdasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Kaum muslim berserikat pada tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.”
Negara akan mengembalikan status hukum syariat tentang kepemilikan. Sumber mata air, hutan, sungai, danau, dan laut adalah harta milik umum sehingga tidak dibenarkan dimiliki oleh individu, tetapi semua individu memiliki hak yang sama dalam pemanfaatannya.
Oleh karena itu, negara harus hadir sebagai pihak yang bertanggung jawab mengelola sumber daya alam secara mandiri. Negara wajib mendirikan industri air bersih sedemikian rupa sehingga kebutuhan air bersih setiap individu masyarakat akan bisa terpenuhi kapan pun dan di mana pun.
https://narasipost.com/surat-pembaca/11/2023/sumber-daya-air-milik-rakyat-jangan-dikapitalisasi/
Melalui pemanfaatan kemajuan sains dan teknologi, negara memberdayakan pakar-pakar ahli lingkungan, ekologi, hidrologi, dan kesehatan yang terkait untuk mengupayakan kecukupan air bersih. Dengan demikian, semua masyarakat bisa mengakses air bersih secara mudah dan murah kapan pun dan di mana pun.
Selain itu, negara dalam pengadaan proyek air bersih atau dalam melakukan pembangunan akan selalu memperhatikan dampak terhadap lingkungan. Penjagaan kelestarian lingkungan akan dilakukan semaksimal mungkin sehingga kemurnian dan keberadaan sumber-sumber air tetap terjaga.
Negara akan melarang perusahaan air minum kemasan untuk mengeksploitasi air secara ugal-ugalan sehingga masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan sumber mata air yang terlindung. Negara memiliki mekanisme yang adil dalam pengelolaan air minum dan air bersih untuk seluruh rakyatnya.
Demikianlah konsep dalam sistem Islam yang terintegrasi dengan sistem kehidupan. Sebuah sistem Islam kaffah yang diterapkan dalam segala lini kehidupan. Hal ini telah dibuktikan dalam peradaban kepemimpinan Islam selama 13 abad lamanya. Kecukupan air bersih yang melimpah dengan tata kelola yang luar biasa mampu memenuhi semua populasi. Masyarakat bisa hidup dalam rumah dan lingkungan yang sehat lagi asri, penerangan tercukupi, dan sanitasi yang begitu mengagumkan. Tidak ada kota-kota Islam saat itu yang tidak punya taman, apalagi sampai kekurangan air bersih yang merupakan kebutuhan asasi manusia.
Oleh karena itu, krisis air bersih yang terjadi bisa diatasi dengan konsep Islam. Tidak ada kapitalisasi air di dalamnya. Ini karena konsep Islam berasal dari wahyu yang diturunkan Allah Swt. yang mengatur kehidupan umat di alam semesta agar selamat di dunia dan akhirat.
Wallahua'lam bishawab. []
#MerakiLiterasiBatch1
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah
Miris ya, dunia sampai didera krisis air. Sungguh aneh memang, di satu sisi mereka menggaungkan berbagai upaya untuk menyediakan air, tapi di saat yang sama, pembangunan dan industri negara-negara kapitalis justru merusak ketersediaan air.
Alhamdulillah, barakallah tim NP