PHK Massal Terulang, Pengangguran Makin Tinggi

PHK Masal Terulang

Kegagalan kapitalisme dalam menyelesaikan masalah pengangguran ini menyebabkan masalah ini menjadi masalah klasik yang terjadi hampir di seluruh negara

Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-PHK massal kembali terjadi setelah PT Sepatu Bata (BATA) Tbk memutuskan untuk menutup pabrik operasionalnya yang berada di Purwakarta per 30 April 2024 lalu. sebanyak 233 karyawan terkena PHK dan kehilangan pekerjaan. Sebelum PHK massal, BATA sendiri telah beberapa kali melakukan pengurangan karyawan. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, Teppy Wawan Dharmawan mengatakan setidaknya total karyawan BATA yang diberhentikan berjumlah 275 karyawan. Disnakertrans pun mendorong perusahaan untuk memberikan hak pesangon bagi para karyawannya.

Direktur BATA, Hatta Tutuko, mengatakan bahwa penutupan pabrik dilakukan karena pabrik terus mengalami kerugian selama empat tahun terakhir. “Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Purwakarta terus menurun dan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.” ujar Hatta. Perusahaan juga telah melakukan berbagai langkah, namun sayang upaya-upaya tersebut tidak membuahkan hasil. (CNBCIndonesia.com 5/5/2024)

Di sisi lain, PHK ini tentu menjadi beban tersendiri bagi karyawan pabrik. Tak sedikit dari mereka yang telah menggantungkan hidup dengan pekerjaan itu selama puluhan tahun. Kini, mereka harus kembali bergelut mencari pekerjaan di tengah sulitnya lowongan pekerjaan.

PHK Massal Bukan Kali Pertama

PHK massal bukan kali pertama terjadi, sepanjang tahun 2023 beberapa perusahaan besar juga melakukan PHK terhadap ratusan bahkan ribuan karyawannya, di antaranya: PT Waskita Beton Precast Tbk. memberhentikan 600 orang karyawan, PT Panarub Industry selaku produsen sepatu Adidas juga memberhentikan 1.500 karyawan pada Mei 2023, PT Tuntex Garment Indonesia selaku produsen pakaian Puma juga melakukan PHK terhadap 1.163 karyawannya.

https://narasipost.com/opini/06/2023/gelombang-phk-menerpa-indonesia-benarkah-karena-resesi-eropa/

Dilansir dari CNNindonesia, raksasa perusahaan Unilever pun berencana akan mem-PHK 7.500 karyawannya. Kebijakan ini dilakukan guna menekan dan memangkas biaya operasional di tengah rencana Unilever untuk memisahkan unit bisnisnya. Saat ini, Unilever merupakan rumah bagi dua produsen es krim terkenal, yakni Magnum dan Ben&Jerrry’s. Ke depannya Unilever akan memisahkan kedua unit ini.

PHK besar-besaran tentu akan mengakibatkan ribuan rakyat kehilangan mata pencahariannya. Beban hidup akan makin terasa saat lowongan pekerjaan yang tersedia tak memadai

Tingginya Angka Pengangguran

Tingkat pengangguran juga semakin tinggi karena PHK massal ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat setidaknya ada 7,2 juta pengangguran pada Februari 2024. Meski pemerintah mengeklaim bahwa angka ini sudah mengalami penurunan, angka tersebut tetap saja tinggi.

BPS juga mengatakan tingginya tingkat pengangguran disebabkan karena jumlah angkatan kerja yang ada, tidak terserap sepenuhnya oleh lapangan pekerjaan yang tersedia. Padahal, pengangguran sangat berkorelasi positif dengan kemiskinan dan kemiskinan sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan negara.

Kondisi ini diperparah dengan ketiadaan dana bagi masyarakat yang ingin membuka usaha. Meskipun ada kredit usaha dari berbagai lembaga, tapi besaran bunga yang harus dikembalikan membuat masyarakat berpikir ulang.

Belum lagi dengan ketiadaan turun tangan pemerintah dalam menjaga industri masyarakat kecil. Selama ini, keberadaan UMKM sering tergusur dengan adanya perusahaan-perusahaan besar. Tentu UMKM akan kesulitan bertanding dengan perusahaan besar ini.

Jurus Pemerintah Atasi Pengangguran

Berbagai jurus telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran. Pengangguran ini ibarat “masalah warisan” yang terus menerus terjadi dan belum terselesaikan.

Beberapa hal yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi pengangguran:

  1. Menggenjot investasi dengan mengundang para investor untuk berinvestasi di berbagai sektor di Indonesia. Menurut Puan Maharani, investasi adalah motor utama penggerak ekonomi yang dapat membuka lapangan pekerjaan.
  2. Memberikan dukungan kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dengan cara memberikan akses pembiayaan, pelatihan, dan bimbingan kepada mereka.
  3. Mendorong sektor agrobisnis dan pertanian modern di pedesaan untuk membuka lapangan pekerjaan, mengurangi urbanisasi, dan meningkatkan ketahanan pangan.
  4. Menarik minat perusahaan asing untuk membuka cabang di Indonesia agar tercipta lapangan kerja.

Namun, berbagai langkah ini belum membuahkan hasil, pengangguran masih tetap menjadi masalah yang belum terentaskan. Kondisi ini juga disebabkan karena kondisi perekonomian dunia yang juga makin semrawut. Berulang kali perekonomian dunia dilanda krisis, ini semakin memperburuk iklim ekonomi di Indonesia.

Gagal Fokus Pemerintah

Kegagalan kapitalisme dalam menyelesaikan masalah pengangguran ini menyebabkan masalah ini menjadi masalah klasik yang terjadi hampir di seluruh negara, bahkan di negara maju sekalipun.

Ada tiga faktor yang menjadikan pengangguran ini sulit dientaskan.

Pertama, sistem kapitalisme adalah sistem yang menekankan keuntungan hanya dimiliki oleh pemilik modal. Sehingga, perusahaan akan selalu menekan faktor produksi agar bisa meminimalkan pengeluaran perusahaan. Dalam kapitalisme, tenaga kerja adalah faktor produksi. Alhasil, kapitalisme akan menekan para karyawan dengan jam kerja yang over dan upah yang rendah. Kondisi inilah yang menjadikan lapangan pekerjaan itu sulit. Pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh tiga orang, untuk meminimalkan biaya produksi, perusahaan pun menekannya agar bisa dikerjakan cukup dengan satu orang.

Kedua, persaingan bebas yang ada cenderung memberikan peluang bagi perusahaan besar untuk melibas perusahaan kecil. Perusahaan besar sering mengakuisisi perusahaan yang lebih kecil. Dengan adanya akuisisi, lapangan pekerjaan pun akan semakin berkurang.

Ketiga, sistem ekonomi kapitalisme yang bersandar kepada sektor ekonomi nonriil mengakibatkan sistem ekonomi ini rapuh dan kerap dilanda krisis. Krisis ekonomi global berpengaruh kepada perekonomian nasional

Keempat, kapitalisme hanya berfokus kepada para pengusaha besar. Pemerintah begitu mudah menggelontorkan dana kepada perusahaan besar agar mereka dapat bertahan dengan alasan mempertahankan perusahaan agar tidak terjadi PHK massal. Di sisi lain, rakyat kecil tidak mendapat sokongan untuk menjalankan usaha. Kondisi ini rawan menyebabkan kesenjangan sosial makin melebar. Bagaimana usaha kecil akan berimbang, jika iklim usaha saja sama sekali tidak mendukung.

Islam Menciptakan Lapangan Kerja

Berbeda dengan kapitalisme, Islam akan menyelesaikan masalah pengangguran hingga tuntas dengan langkah-langkah berikut:

  1. Regulasi Islam menetapkan bahwa SDA adalah milik umat dan haram dimiliki individu. Negara wajib mengelola SDA dan mengembalikan hasilnya kepada umat. Mekanisme ini telah membuat negara akan mengolah SDA dengan melibatkan umat dan ini akan menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Keran-keran SDM asing akan ditutup, negara akan fokus terhadap pemberdayaan SDM sendiri.

  2. Persaingan bebas dari perusahaan luar tidak akan menjamur seperti hari ini. Daulah akan fokus untuk membangun ekonomi rakyat, rakyat akan didukung baik secara morel dan materiel untuk mengembangkan usahanya. Menariknya, Daulah akan memberikan modal secara cuma-cuma atau pinjaman tanpa bunga untuk rakyat agar usaha mereka bisa berkembang.

  3. Kemandirian ekonomi Daulah tidak menyebabkannya bergantung kepada ekonomi luar negeri. Ekonomi Daulah bersandar kepada sektor riil sehingga tidak rentan dilanda krisis.

  4. Jaminan iklim usaha yang kondusif oleh Daulah akan membuat perusahaan-perusahaan yang ada itu tidak saling caplok.

Khatimah

Demikianlah solusi Islam dalam mengatasi masalah lapangan pekerjaan. Kerugian perusahaan yang berdampak pada PHK massal akan sangat jarang terjadi. Daulah akan mengurus seluruh rakyat, agar rakyatnya hidup sejahtera dan memiliki pekerjaan yang layak. Selayaknya kita merenungkan bahwa kesusahan hidup hari ini akibat kita lalai terhadap hukum-hukum Allah. Firman Allah dalam surah Ta-Ha ayat 125:

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

Artinya: “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh ia akan menjalin kehidupan yang sempit dan kami akan mengumpulkannya dalam keadaan buta.”

Sistem hidup kapitalisme telah banyak memberikan kesempitan hidup. Sudah saatnya kita mengganti aturan kehidupan saat ini dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah.
Wallahu’alam bishowab []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Arum Indah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pergaulan Bebas Mewabah, Nikah Dini Dicegah
Next
Hari Pendidikan Nasional dan Perubahan Menuju Generasi Emas
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
6 months ago

Para pengusaha nya ini butuh dijelaskan tentang akad dalam Islam. Biar ga seenak nya sendiri melakukan PHK.

Arum indah
Arum indah
Reply to  Netty al Kayyisa
6 months ago

Yaa mba, di sistem kapitalis ini, para pengusaha merasa mereka yg paling dibutuhkan...

Firda Umayah
Firda Umayah
6 months ago

Dalam sistem kapitalisme saat ini rakyat harus berjuang sendiri demi sesuap nasi. Padahal negara harus memberikan jaminan agar para pencari nafkah bisa melaksanakan tugasnya.

Arum indah
Arum indah
Reply to  Firda Umayah
6 months ago

Banyak rakyat yg kerja hari ini ya habis utk hari ya kan mbak

Novianti
Novianti
6 months ago

Kasihan nasib mereka yang kena PHK di tengah kehidupan semakin berat. Diantara mereka bisa jadi ayah dari beberapa anak. Anak yang jadi andalan orang tua. Bertambahnya angka kemiskinan sudah membayangi sedang solusi dari negara masih gelap.

Arum indah
Arum indah
Reply to  Novianti
6 months ago

Beban kehidupan makin terasa

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram