Penyebab hakiki persoalan mutilasi istri ini bukan hanya faktor ekonomi, melainkan karena adanya tekanan hidup di tengah-tengah masyarakat.
Oleh. Yusnianti
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Geger, jagat maya dihebohkan dengan peristiwa mutilasi yang dilakukan oleh seorang suami terhadap istrinya. Peristiwa ini terjadi di Dusun Sindang Jaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada Jumat, 3 Mei 2024. Peristiwa ini viral di media sosial dan mengundang banyak pertanyaan terkait penyebabnya. Peristiwa ini terjadi pada pagi hari sekitar pukul 07.30 WIB. Pada saat itu, korban yang berinisial Y (40) hendak pergi ke masjid untuk mengikuti pengajian Jumat. Pelaku yang berinisial T (41) kemudian melakukan pembunuhan dan mem*tongnya menjadi beberapa bagian.
Ketua RT, Yoyo Taryo menjelaskan bahwa dia tidak menyaksikan bagaimana kejadian persisnya, tetapi beberapa warga mengatakan bahwa pelaku sempat memukul korban sebelum membunuhnya. Yoyo juga mengaku ditawari pot*ngan tubuh korban yang sudah dimasukkan ke dalam baskom. Warga sekitar menduga bahwa aksi sadis itu terjadi akibat pelaku yang depresi karena kondisi ekonomi keluarga sedang bermasalah. Selain itu, pelaku juga sempat mencoba melakukan bunuh diri sebelum akhirnya melakukan mutilasi terhadap istrinya sendiri (liputan6.com, 5-5-2024).
Tekanan Hidup Picu Pembunuhan
Fenomena marahnya pelaku hingga membunuh dan memutilasi istrinya memperlihatkan bahwa pelaku tidak dapat mengontrol emosinya. Emosi sebenarnya bagian dari naluri mempertahankan diri. Saat seorang suami merasa istrinya merendahkan wibawanya, lalu hatinya tidak dapat menerima dan butuh sarana untuk melampiaskan kemarahannya. Sayangnya, pelaku tidak dapat mengontrol emosinya hingga akhirnya ia membunuh istrinya sendiri.
Angka kriminal makin hari makin meningkat. Yang sangat mengkhawatirkan, kebanyakan pelaku pembunuhan masih berusia muda. Aksi kejahatan tersebut pastinya disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti pengaruh alkohol, tekanan mental karena faktor ekonomi dan sosial, juga pengaruh media sosial. Sadisnya peristiwa pembunuhan juga dipicu karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia.
https://narasipost.com/opini/08/2022/karena-setiap-nyawa-begitu-berharga/
Sungguh tragis peristiwa pembunuhan ini terjadi, suami yang telah hidup bertahun-tahun dengan istrinya, kini menjadi penjahat hingga tega membunuh istrinya tanpa basa-basi. Naluri kasih sayang yang ada dalam dirinya seketika hilang akibat kemarahan yang membabi buta. Penyebab hakiki dari persoalan mutilasi istri ini bukan hanya faktor ekonomi, melainkan karena adanya tekanan hidup di tengah-tengah masyarakat.
Ideologi kapitalisme sekuler buatan manusia telah memisahkan agama dari kehidupan. Penerapan undang-undang yang bernapaskan sekularisme dan materialistik membuat tekanan hidup masyarakat bertambah berat ditambah inflasi yang terjadi membuat masyarakat harus "mengikat perutnya sendiri" agar dapat bertahan hidup. Peristiwa ini seharusnya membuka mata kita semua bahwa sekularisme membuat cahaya kehidupan makin hari makin redup sehingga tidak bisa menciptakan keluarga sakinah, mawadah, warahmah.
Penyebab Maraknya Kejahatan
Menurut cendekiawan muslim Ustaz Ismail Yusanto, beberapa faktor yang mendorong kejahatan yaitu:
Pertama, lumrahisasi kejahatan akibat dari seringnya masyarakat mendengar peristiwa kejahatan itu sendiri. Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan media sosial.
Kedua, hukum yang berlaku saat ini terbilang lemah sehingga tidak bisa memberikan efek jera kepada pelaku dan tidak menimbulkan efek takut untuk melakukan kejahatan.
Ketiga, berkaitan dengan integritas personal, baik pada kondisi perekonomian yang menekan, pergaulan, baik di dunia nyata maupun di media sosial dapat membuat banyak orang melakukan kejahatan.
Keempat, kecenderungan orang untuk menjadikan kekerasan sebagai jalan satu-satunya penyelesaian masalah. Hal ini dipicu karena melihat penegakan hukum tidak bisa untuk diandalkan.
Solusi Islam
Emosi yang bisa dikontrol seharusnya dimiliki oleh seorang muslim, sesuatu yang mampu mengontrol emosi manusia adalah agama. Agama dapat menyelesaikan masalah, termasuk kemarahan, sehingga tidak sampai berujung terjadinya pembunuhan. Agama mengajarkan untuk senantiasa mengontrol nalurinya dengan cara mengikuti aturan agama. Akidah Islam merupakan landasan bagi seorang mukmin, jika antara suami dan istri memiliki takwa dan ketakutan untuk melakukan dosa, suami istri akan senantiasa bersabar dalam menghadapi berbagai kesulitan.
Mereka yakin bahwa tidak ada sesuatu yang menimpa mereka kecuali atas izin Allah. Mereka memahami bahwa sabar akan membuahkan pahala kenikmatan di akhirat kelak. Islam mengatur hubungan antara suami dan istri. Istri wajib untuk patuh kepada suami selagi hal itu masih dalam ranah positif. Suami juga wajib untuk mengayomi istrinya. Keduanya akan menciptakan keluarga yang harmonis.
Islam memiliki cara penyelesaian yang paripurna terhadap kejahatan, termasuk pembunuhan. Penerapan sistem ekonomi Islam membuat hidup tercukupi karena adanya rasa syukur sehingga tidak akan menimbulkan masalah ekonomi yang sulit seperti sekarang. Semua pemenuhan ini merupakan tanggung jawab negara yang harus menjadikan Islam sebagai rujukan dan menerapkan aturan Islam secara keseluruhan.
Dengan penerapan itu, negara akan senantiasa melindungi masyarakatnya dengan keimanan dalam berumah tangga. Nyawa manusia adalah anugerah yang sangat berharga. Begitu berharganya, Allah Swt. menetapkan pembunuhan seorang manusia sama dengan menghilangkan nyawa seluruh umat manusia. Allah Swt. berfirman yang artinya,
”Siapa saja yang membunuh seseorang bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena dia membuat kerusakan di muka bumi maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia.” (TQS Al-Maidah [5]: 32).
Wallahua'lam bishawab. []
#MerakiLiterasiBatch1
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah
Satu kata : miris!
Kejahatan yang makin sadis. Pemicu stres yang mendorong tindak kejahatan sudah terlampau berat. Sistem kapitalis sangat jahat dan membuat manusia kehilangan martabat.