Kaum P3langi Unjuk Gigi, Negara Harus Tegas Berani!

"Media seharusnya membantu mengarahkan masyarakat kepada syariat Islam. Memberikan edukasi kepada masyarakat luas bahwa perilaku kaum p3langi tidak dapat ditoleransi. Media seharusnya memiliki peran besar untuk meluruskan pemahaman masyarakat, mendekatkan kepada syariat dan mengajak kepada taat."

Oleh. Reni Adelina
(Kontributor Media)

NarasiPost.Com-Baru-baru ini sedang ramai menjadi perbincangan tentang salah satu konten artis sekaligus podcaster tanah air, Deddy Corbuzier (DC). Dalam kanal YouTube miliknya, ia mengundang pasangan g4y sebagai bintang tamu. Sontak, podcast miliknya mendapat kecaman dari warganet lantaran podcast-nya sama sekali tidak mengedukasi, melainkan justru terkesan mempromosikan kaum p3langi.

Mirisnya, hari ke hari kampanye kaum p3langi makin gencar. Ini terlihat tidak hanya di kanal YouTube milik DC, di beberapa media sosial pun, kaum p3langi bahkan berani buka-bukaan dan terus-terang mengenai orientasi seksual yang menyimpang ini. Bahkan ada yang berani sampai mengotak-atik dalil Al-Qur'an untuk mencari pembenaran atas perilakunya. Anehnya dalam sistem rusak kehidupan saat ini, kaum p3langi difasilitasi secara gencar. Contohnya, ada ajang kecantikan para waria hingga menjadi objek hiburan di televisi. Astaghfirullah, miris dan menyedihkan.

Unjuk Gigi dan Dapat Panggung!

Meski hanya jadi bintang tamu atau figuran, tetap saja arah pembicaraannya seputar kehidupan kaum p3langi, terutama pada ranah seks yang menyimpang. Fakta seperti ini tidak bisa dianggap remeh. Ini perilaku maksiat yang akan mendatangkan murka dari Sang Pencipta. Sungguh menjijikan bukan, ada manusia yang menyukai sesama jenis? Bayangkan, hewan saja yang derajatnya lebih rendah dari manusia mampu membedakan pasangannya. Hewan tidak suka kepada sesama jenis. Namun, sangat disayangkan jika ada manusia yang memilih pasangannya sesama jenis, sungguh derajatnya lebih rendah dari hewan. Naudzubillah min dzalik.

Jaminan Kebebasan dalam Kapitalisme

Kapitalisme merupakan sistem rusak yang menjamin kebebasan yang kebablasan. Mengatasnamakan hak asasi manusia namun jauh dari aturan agama dan syariat Islam. Smart atau cerdas yang digadang-gadang oleh kaum p3langi dan liberal merupakan kebodohan yang sempurna. Menganggap bahwa orientasi penyimpangan seksual merupakan ranah privat dan pilihan. Alhasil, kegiatan amar makruf nahi mungkar tidak berjalan. Tentunya bagi media yang tak paham syariat akan mengarahkan persepi seperti ini adalah sesuatu yang wajar yang harus diterima. Inilah pentingnya peran media. Media seharusnya membantu mengarahkan masyarakat kepada syariat Islam. Memberikan edukasi kepada masyarakat luas bahwa perilaku kaum p3langi tidak dapat ditoleransi. Media seharusnya memiliki peran besar untuk meluruskan pemahaman masyarakat, mendekatkan kepada syariat dan mengajak kepada taat. Sayangnya, dalam sistem kapitalisme hari ini banyak peran media mandul tak mampu memberikan edukasi hanya mengejar esensi materi.

Sejatinya manusia diciptakan oleh Sang Pencipta berpasang-pasangan. Sesuai dengan fitrah. Adapun keinginan menyalurkan hasrat biologis atau ghorizah nau' dapat disalurkan melalui pernikahan yang sah. Secara sisi biologis, pernikahan antara laki-laki dan perempuan akan menghasilkan keturunan. Ini terlihat dari sisi anatomi tubuh, baik antara laki-laki dan perempuan saling melengkapi. Laki-laki dianugerahi sperma untuk membuahi sel telur ( ovum ) yang berada di rahim wanita.

Bagaimana dengan kaum p3langi? Tentunya, perbuatan menyimpang ini tidak dapat menghasilkan keturunan, justru yang ada menimbulkan banyak permasalahan dan wabah penyakit seperti penyakit kelamin, HIV dan AIDS serta mampu merusak keturunan. Sungguh miris bukan?

Butuh Peran Negara

Kondisi seperti ini tentu sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, fenomena ini tentunya berbahaya bagi masa depan generasi dan juga peradaban manusia. Apa jadinya jika manusia hidup menyalahi fitrah? Dimana laki-laki menyerupai perempuan begitu pun sebaliknya. Ini diharamkan dalam Islam. Allah melaknat perbuatan maksiat tersebut.
Tidakkah kita belajar dari kisah Kaum Sodom yang hidup pada zaman Nabi Luth a.s ?

Komunitas kaum p3langi saat ini gencar dan berani unjuk gigi, ini terlihat karena tidak ada ketegasan hukum. Tidak ada undang-undang yang dengan tegas melarangnya kecuali UU No.1 Tahun 1975 tentang Perkawinan. Undang-undang ini mengatur bahwa perkawinan yang sah dan diakui adalah pasangan heteroseksual. Tentunya hukum ini tidak kuat untuk menindak para pelaku kaum p3langi. Inilah sebabnya komunitas kaum p3langi terus berani unjuk gigi.

Perspektif Islam

Kasus yang terjadi dalam sistem rusak kapitalisme-sekuler ini tentu beda penanganannya dengan sistem Islam. Dalam sistem kehidupan hari ini, pelaku seks menyimpang dibiarkan tanpa ada sanksi tegas dari negara. Namun, berbeda dalam sistem Islam, ada langkah preventif dan solutif. Langkah preventif atau pencegahan dalam Islam melalui pola pengasuhan yang berbasis fitrah, contohnya anak laki-laki dididik untuk menjadi seorang pemimpin sedangkan anak perempuan dididik menjadi seorang ibu. Dari dalam rumah juga diberi edukasi seperti memisahkan tempat tidur anak ketika sudah mencapai usia tujuh tahun. Tidak boleh tidur dalam satu selimut. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, yang diriwayatkan Imam Muslim, "Tidak boleh bagi seorang laki-laki melihat aurat laki-laki dan wanita. Dan tidak boleh seorang laki-laki dengan laki-laki dalam satu selimut dan wanita dengan wanita lainnya dalam satu selimut."

Dalam Islam, sistem pergaulan juga ada aturannya, dimana adanya pemisahan antara laki-laki dan perempuan, tidak ada khalwat atau campur baur yang tidak dibenarkan dalam syariat. Cara berpakaian juga sangat diperhatikan, menjaga aurat antara laki-laki dan perempuan. Di sisi lain peran dunia pendidikan juga sangat membantu berperan menjaga fitrah sang anak.

Dalam skala negara, negara wajib membuat aturan dan kontrol tegas bagi pelaku kaum p3langi. Rasulullah saw. bersabda, yang diriwayatkan Imam Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah "Siapa saja yang kalian jumpai melakukan perbuatan kaum Nabi Luth a.s. maka bunuhlah pelaku dan pasangannya."

Islam memiliki solusi, dimana negara menetapkan hukuman bagi pelaku homoseksual adalah hukuman mati. Demikian juga pelaku h0m0 dan l3sbi atau pun erilaku menyimpang seksual lainnya, jenis sanksinya diserahkan kepada Khalifah (pemimpin negara). Rasulullah bersabda, "Lesbi (shihaaq) di antara wanita adalah (bagaikan) zina diantara mereka."

Hukuman tersebut wajib negara laksanakan untuk memberikan efek jera kepada kaum p3langi yang sangat meresahkan. Sanksi ini dapat dijalankan jika sistem kehidupan saat ini berporos pada sistem Islam yang menjalankan syariat Sang Pencipta. Lalu, apakah ingin terus pada aturan yang rusak atau berjuang ke sistem Islam yang menjamin keberkahan?

Wallahua'alam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Reni Adelina Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Siasat Busuk Demokrasi, Suara Umat Muslim Dibajak untuk Meraih Kekuasaan?
Next
Islam: Diam Ditakuti Dunia, Bergerak Menguasai Dunia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram