Religiositas adalah salah satu tujuan dari diterapkannya syariat Islam agar kesalehan dan pengabdian terhadap agama Islam tetap terjaga di tengah masyarakat.
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Setelah menuai kontoversi, akhirnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan surat imbauan nomor 01/MUI/II/2024 tertanggal 23 Maret 2024 yang melarang penayangan film berjudul Kiblat. Berdasarkan penilaian MUI, film tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam dan berpotensi menyesatkan umat.
Sebelumnya, gaduh di media sosial tentang poster film Kiblat yang menggambarkan seorang perempuan yang sedang rukuk, tetapi justru menyeramkan karena posisinya yang membelakangi. Film Kiblat sendiri merupakan proyek film horor terbaru garapan sutradara Bobby Prasetyo yang bekerja sama dengan Leo Pictures.
Dianggap melecehkan syariat Islam, terutama dalam hal praktik salat yang sebenarnya dan film Kiblat sepertinya mencoba memancing emosi kaum muslim sehingga diserbu hujatan dari berbagai pihak di media sosial. Dalam hal ini, Ustaz Hilmi Firdausi dan KH. Cholil Nafis, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, melalui postingan di akun Instagram-nya seperti dilansir laman bbc.com (26-3-2024) turut menyatakan, bahwa film tersebut menyinggung agama dan tidak boleh dibiarkan.
Maraknya film horor kontroversial juga disoroti sineas Gina S. Noer, sutradara yang terkenal dengan film Dua Garis Biru tersebut, mengkritisi banyaknya film horor Indonesia yang mengarah kepada eksploitasi agama dengan plot device murahan.
Seiring dengan keluarnya surat imbauan MUI dan maraknya aksi boikot di media sosial, Leo Pictures akhirnya menarik semua trailer dan poster film Kiblat hanya dalam beberapa jam setelah diunggah. Dalam hal ini, tentunya banyak pihak yang merasa senang dengan keputusan tersebut dan berharap film ini benar-benar tidak tayang di bioskop.
Propaganda Film Horor
Film horor sering kali dianggap sebagai sarana hiburan yang menyenangkan bagi penonton yang mencari sensasi ketegangan dan ketakutan. Namun, di balik cerita seram dan efek visual yang mengagumkan, terdapat pengaruh yang lebih dalam yang dapat memengaruhi kehidupan religiositas masyarakat. Propaganda dalam film horor tidak hanya membangkitkan rasa takut, tetapi juga dapat membentuk persepsi terhadap keyakinan dan kepercayaan.
Salah satu dampak utama dari propaganda film horor adalah penciptaan citra negatif terhadap spiritualitas dan kepercayaan agama. Dalam banyak film, agama sering digambarkan sebagai alat untuk memanggil kekuatan jahat atau sebagai institusi yang korup. Representasi ini dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap praktik agama mereka sendiri, meragukan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh.
Propaganda film horor juga dapat menyebarkan stereotipe dan prasangka terhadap kelompok agama tertentu. Karakter-karakter dalam film sering kali digambarkan sebagai fanatik agama yang ekstrem atau praktisi ilmu hitam yang menggunakan keyakinan agama mereka untuk tujuan jahat. Hal ini dapat memperkuat stereotipe negatif yang sudah ada dalam masyarakat terhadap kelompok agama tertentu, meningkatkan ketegangan antaragama, dan merusak kerukunan sosial.
Selain itu, propaganda film horor dapat memperkuat rasa takut dan ketidakamanan spiritual dalam masyarakat. Dengan mengeksploitasi ketakutan akan hal-hal yang gaib dan supranatural, film-film tersebut dapat membuat penonton merasa rentan dan tidak aman secara spiritual. Hal ini dapat mengarah pada peningkatan permintaan akan perlindungan spiritual atau praktik-praktik keagamaan yang ekstrem sebagai cara untuk mengatasi ketakutan tersebut.
Meskipun demikian, pengaruh propaganda film horor tidak selalu negatif. Beberapa film menyajikan narasi yang mengundang penonton untuk merenungkan makna spiritual dan eksistensial dalam kehidupan. Dengan mempertanyakan konsep-konsep tentang kehidupan setelah kematian, kebaikan dan kejahatan, atau perjuangan manusia melawan kekuatan jahat, film-film tersebut dapat mendorong penonton untuk mencari makna spiritual yang lebih dalam di luar ketakutan dan sensasi.
Hanya saja, film-film mistik atau horor telah menjadi alat propaganda kaum sekularisme terhadap kehidupan religiositas masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting bagi berbagai pihak, terutama kaum muslim untuk selalu kritis terhadap media. Dengan menyadari bahwa film ternyata bukan sekadar fiksi yang diciptakan untuk hiburan, terdapat juga muatan yang dapat memengaruhi akal dan jiwa manusia untuk terbawa pada sinkretisme agama. Oleh karena itu, masyarakat jangan terjebak dengan dalih hanya hiburan semata.
Propaganda film horor memiliki dampak yang kompleks terhadap kehidupan religiositas di masyarakat. Meskipun dapat memperkuat stereotipe negatif dan ketidakamanan spiritual, film-film horor seperti Makmum, Khanzab, Sijjin, dan lainnya di satu sisi memang dapat mendorong refleksi dan pencarian makna yang lebih dalam. Namun itu hanyalah serpihan kecil sebagai bumbu penyedap dari cerita fiksi agar punya makna. Masyarakat harus tetap kritis dan mengambil sikap yang tegas terhadap representasi agama dalam film horor.
Pandangan Syariat Islam
Syariat Islam memiliki pendekatan yang tegas terhadap konten yang dianggap tidak mendidik, termasuk film-film mistik yang dapat memengaruhi kehidupan religiositas masyarakat. Terdapat beberapa dalil dalam Islam yang menegaskan pentingnya menjauhi hal-hal yang merugikan dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Beberapa di antaranya adalah:
Pertama, Islam melarang keras segala bentuk penipuan, termasuk menyebarkan informasi yang tidak benar atau mengelabui orang lain. Film-film mistik sering kali menampilkan adegan atau cerita yang tidak memiliki dasar kebenaran atau mendistorsi realitas, yang dapat memperdaya penonton, terutama mereka yang kurang memahami agama.
Diingatkan oleh firman Allah Swt. dalam surah Al-Baqarah (2:42), yang maknanya agar “Janganlah kamu campuradukkan yang yang benar dengan yang salah dan janganlah kamu sembunyikan yang benar, sedangkan kamu mengetahui (kebenarannya).”
Kedua, Islam mendorong umatnya untuk dakwah amar makruf nahi mungkar, memerangi kejahatan dan mempromosikan kebaikan. Film-film mistik sering kali menampilkan adegan kekerasan, ilmu hitam, atau praktik-praktik gaib yang bertentangan dengan ajaran agama dan dapat merusak moral dan nilai-nilai spiritual masyarakat.
Di dalam surah Al-Ma'idah ayat 2, “Bahwa Allah Swt. memerintahkan supaya tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran. Dan perintah bertakwa kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Selain itu, syariat Islam mengajarkan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik untuk hal-hal yang bermanfaat dan produktif. Menonton film-film mistik yang tidak mendidik dapat dianggap sebagai pemborosan waktu yang tidak membawa manfaat spiritual atau kebaikan kepada penontonnya.
Hal ini sebagaimana tersirat di dalam Surah Al-Asr ayat 1-3, bahwa Allah Swt. bersumpah dengan “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali untuk orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.”
Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an dan hadis, kaum muslim dapat menangkal pengaruh film-film mistik yang tidak mendidik dengan menjauhinya dan memilih konten yang lebih bermanfaat bagi perkembangan spiritual, moralitas, dan religiositas masyarakat. Tentunya, hal ini membutuhkan peran negara untuk mengawasi segala macam bentuk hiburan yang dapat merusak akidah umat Islam. Salah satu tujuan syariat pada negara dalam sistem Islam, selain untuk menjaga akal sehat (hifzul aql) adalah merawat religiositas di masyarakat (hifzul diin).
Wallahu a'lam bishawab.[]
Bener banget. Film-film seperti ini memang tidak bermanfaat bahkan membahayakan umat Islam.
Uwoww yang lagi viral nih. Begitu besar peran film dalam hidup seseorang. Memngavtak terlihat seperti bahaya narkoba atau seks bebas. Tapi imbasnya tetap merusak pemikiran umat