Kehidupan yang tampak indah pun, tidak seindah realitasnya. Cianjur, surga dunia yang begitu menyejukkan mata, menyembunyikan sisi kelamnya.
Oleh. Angesti Widadi
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Cianjur adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Barat dengan lukisan alam yang indah sepanjang jalan. Luas Kabupaten Cianjur mencapai 3 juta kilometer persegi. Cianjur sendiri memiliki makna sebagai sumber dari mata air. Banyak curug yang terlihat mengalir dengan indahnya di sepanjang jalan utama penghubung antar kecamatan. Hampir di setiap kecamatan pada Kabupaten Cianjur memiliki curug yang indah sejauh mata memandang. Dikutip dari Radar Cianjur, terdapat 19 curug yang mengalir deras mengairi penghijauan.
Pesona Cianjur
Cianjur juga memiliki sumber daya (alam) yang berlimpah karena berdiri di atas tanah yang subur. Terdapat tiga destinasi wisata yang menjadi ikon Kabupaten Cianjur dan menjadi sumber kehidupan masyarakatnya. Ketiganya adalah hutan, curug, dan laut selatan yang merupakan kekayaan terbesar kabupaten tersebut.
Bagaikan melihat surga dunia ketika memasuki wilayah Cianjur. Sawah hijau yang terletak di hutan menghampar indah dikelilingi oleh aliran air terjun dan kebun-kebun penghasil tumbuhan yang menjadi sumber pangan bagi masyarakat di desa. Sungai yang mengalir jernih di atas bebatuan. Gunung yang kokoh berdiri memberikan keindahan kepada siapa pun yang melihatnya. Di ujung Cianjur Selatan terdapat lautan luas berwarna biru dan hijau yang membentang dengan ombak putih yang menggulung.
Lautan yang luas itu menyimpan banyak harta karun di dalamnya. Jika laut dalam mode surut, maka warga berhak untuk memancing berbagai macam jenis ikan di lautan tersebut untuk dijual ke pasar atau dikonsumsi secara pribadi. Di seberang laut selatan, berdirilah sebuah negara Australia dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.
Ketika musim panen tiba, maka akan lahir berbagai macam jenis beras Cianjur yang terkenal dengan kelezatan kualitasnya seperti beras Pandan Wangi, beras ARP, beras Ciherang, dan beras Bagendit. Selain dengan berasnya yang terkenal lezat, bubur khas Cianjur pun memiliki citra rasa yang berbeda dan sudah terkenal di kalangan masyarakat di luar daerah. Masyarakat asli Cianjur yang memiliki kemampuan di bidang keuangan, pasti akan memiliki ternak hewan di rumahnya seperti ternak kambing, bebek, dan ayam.
Sisi Kelam Cianjur
Seperti koin yang memiliki dua sisi, jika terdapat sisi baik, maka terdapat pula sisi buruk. Masyarakat asli Cianjur terkenal menjadi penyumbang TKI dengan prosentasi besar. Dalam laman berita INews.Cianjur, dijelaskan bahwa Cianjur Utara dan Cianjur Selatan memiliki jumlah calon TKI yang cukup banyak dan hal tersebut rentan menjadi perdagangan manusia. Jumlah calon TKI yang tinggi dari wilayah Cianjur disebabkan oleh faktor kurangnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sana. Kehidupan yang tampak indah pun, tidak seindah realitasnya. Surga dunia yang begitu menyejukkan mata, menyembunyikan sisi kelam di dalamnya.
Jika kita menyelam dan berbaur langsung dengan masyarakat di sana terutama berkomunikasi langsung dengan para petani, maka kita akan mengetahui betapa banyak kesulitan hidup yang dialami oleh petani tersebut. Keuntungan dari sisi keuangan yang mereka dapat dari hasil panen padi atau panen kebun jauh lebih sedikit bahkan minus dibandingkan dengan modal yang mereka keluarkan dalam jumlah besar. Harga pupuk yang makin tinggi hingga permainan kotor dari tengkulak menjadi penyebab utama petani buntung.
Seperti halnya yang telah diceritakan oleh petani Unar dan Dindin kepada Kompas.com, 5-3-2024. Mereka mengatakan bahwa mereka harus mengeluarkan modal dari angka 5-12 juta untuk biaya produksi dan mendapatkan keuntungan yang sangat sedikit, bahkan terkadang tidak mendapat keuntungan. Mereka berharap pemerintah akan lebih memerhatikan kondisi para petani untuk kehidupan yang lebih baik.
Untuk memancing ikan di laut dengan keterbatasan alat yang dimiliki oleh petani tentunya tidak semudah itu, karena kondisi cuaca buruk yang terus melanda di wilayah tersebut. Banyak dari nelayan yang akhirnya menyerah karena peralatan mereka terbatas dan tak ingin menghadapi risiko besar akibat cuaca buruk yang melanda. Sumber kekayaan di wilayah Cianjur ternyata tidak dapat memakmurkan warganya karena tidak mendapatkan regulasi dan fasilitas yang baik dari pemerintah. Beberapa faktor tersebut menjadi alasan kuat bagi generasi muda untuk bekerja di luar negeri.
Kapitalisme Dalangnya
Alam yang makmur di tanah yang subur harus berhadapan dengan kejamnya sistem kapitalisme yang menancap begitu dalam di Indonesia tercinta. Para pemilik modal dan pemangku kekuasaan akan bertindak semena-mena dan memikirkan kepentingannya sendiri. Seperti halnya tengkulak yang bermain kotor terhadap sistem pertanian di Cianjur yang membuat petani menjadi buntung. Pemerintah di Indonesia pun membuat regulasi yang merugikan para petani, karena membuat pupuk menjadi langka dan harganya yang terbilang mahal.
Sistem kapitalisme yang menancap di negeri ini telah menyihir siapa pun dapat berbuat jahat terutama menyihir pemangku kebijakan dan pemilik modal. Siapa pun yang memiliki kebijakan dan modal yang besar, maka keduanya akan bekerja sama untuk kepentingan besarnya tersebut dan merugikan orang lain. Pemerintah setempat pun tampaknya tidak mengelola sumber daya (alam) yang potensial dengan benar untuk memakmurkan warga Cianjur.
Kembali pada Kalamullah
Sebagai umat muslim yang mempelajari kitab Al-Qur'an dan As-Sunah, harusnya kita menerapkan semua aturan yang tertulis dalam Kalam-Nya. Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk berbuat kebajikan dan memudahkan urusan orang lain. Seperti yang tertulis dalam sebuah hadis sahih:
"Barang siapa yang menyelesaikan kesulitan yang dialami oleh seorang mukmin dari berbagai kesulitan di dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitannya di hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan urusan orang lain yang mengalami kesulitan, niscaya Allah memudahkan baginya di dunia dan di akhirat. " (HR. Muslim)
Tak hanya Cianjur, rasanya di setiap kota pasti memiliki masalah mengenai kesejahteraan. Inilah dampak dari penerapan ideologi kapitalisme