Dalang dari tren buang bayi yang terjadi adalah mindset sekularisme yang mengakibatkan muda-mudi telah hilang rasa malu melakukan perzinaan.
Oleh. Hanimatul Umah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tren buang bayi begitu marak dan kian meningkat di Bekasi, tepatnya di Jl. Cendana Raya Kawasan Delta Silicon 3, Desa Cicau Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi. Ditemukan jasad bayi laki-laki dalam kondisi masih terdapat tali plasenta. Bayi tersebut tersangkut bebatuan, di bawah jembatan aliran kali Cilemahabang. Peristiwa tersebut dibenarkan oleh AKP Usep Armansyah selaku Kapolsek Cikarang Pusat (Beritacikarang.com 18/1/2024).
Tak hanya itu, warga Cikarang Utara digegerkan penemuan bayi laki-laki di depan rumah kontrakan di Kampung Kongsi RT 01/04 pada 3/5/2023. Di samping itu, warga mendapati susu formula dan secarik kertas berisi pesan agar bayi tersebut dirawat dengan baik dan diberikan nama Azzam.
Selanjutnya, bayi tersebut diserahkan oleh warga kepada Polres Bekasi dan masih dalam perawatan di Rumah Sakit Amanda Cikarang. Dilansir dari Kompas.com (30/5/2023), Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Fahrul, mengatakan bahwa sepanjang tahun 2023 terdapat 10 kasus pembuangan bayi di Kabupaten Bekasi.
Kapitalisme Menyuburkan Perzinaan
Sekularisme adalah penyebab terjadinya kasus penelantaran bayi. Mulai dari bayi yang tak diinginkan pasangan tidak sah dalam pernikahan, merasa malu dengan orang di sekitar karena anak lahir dari hasil perzinaan. Pelaku dengan mudahnya melakukan kejahatan yaitu membunuh nyawa seseorang. Perilaku bejat dan tidak berperikemanusiaan mereka kelak akan dihisab di hari perhitungan. Mirisnya, kasus di atas terjadi secara berulang dan hingga kini belum ada penyelesaian dengan tuntas.
Selain itu, aksi pembuangan bayi dikarenakan untuk menutupi rasa malu kepada masyarakat karena dari hasil perzinaan. Sistem kapitalisme telah berhasil mengubah mindset perempuan bahwa bekerja lebih utama dari sekadar tinggal di dalam rumah. Dalam hal ini, perempuan harus memiliki kemandirian finansial.
Tren buang bayi yang terjadi di Bekasi adalah buah dari perzinaan yang dilakukan sepasang muda mudi yang tidak terikat pernikahan secara sah. Ketahuilah, bahwa setiap perbuatan tercela yang dilakukan di dunia ini telah dicatat oleh Malaikat Atid dan akan ditunjukkan kelak di akhirat saat hari penghisaban. Pun anggota tubuh akan bersaksi di hadapan Allah. Tidak adakah rasa takut sedikit pun? Kondisi ini sangat memprihatinkan. Tak ada bedanya dengan zaman jahiliah, yaitu zaman di mana Islam belum ditegakkan.
Cara berpikir pragmatis dan materialistik membuat apa pun dilakukan tanpa filter keimanan. Agama tidak dijadikan pedoman, sehingga sifat malu nyaris hilang dalam perbuatan dosa. Karena para pelaku menganggap perbuatan keji adalah hal yang biasa bahkan menjadi tren. Inilah akibat dari mindset sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan.
Pencegahan Praktis Tak Solutif
Sayangnya hal demikian luput dari perhatian penguasa, apatah lagi ini menyangkut ihwal pribadi. Adapun upaya pencegahan yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bekasi adalah menampung dan merawat ketika korban tertolong dan memberi peluang kepada masyarakat untuk mengadopsi bayi tersebut. Sedangkan Dinas sosial memberikan penyuluhan dan bimbingan pada pelaku zina dari segi psikis. Akan tetapi, solusi yang dilakukan pemerintah tersebut hanya bersifat teknis, sehingga memungkinkan terjadi kasus serupa.
Diperparah sanksi hukum dalam undang-undang buatan manusia tidak membuat jera pelaku. Hal ini justru makin menyuburkan perzinaan khususnya di Bekasi dan umumnya di negeri ini. Oleh sebab itu, masalah ini merupakan salah satu PR besar negara untuk mencegah berulangnya kejahatan pembuangan dan penelantaran bayi, sebab pencegahan yang dilakukan belum sampai pada akar permasalahan.
Islam Mencegah Perzinaan
Islam mengajarkan berbagai upaya mencegah tindak-tindak kejahatan, seperti perzinaan. Sifat malu harus dimiliki kaum muslim jika melanggar hukum syarak. Sabda Rasul saw.,
"Jika engkau tidak malu maka berbuatlah semaumu." (HR. Bukhari)
Islam telah mengingatkan umatnya agar tidak mendekati zina, apalagi melakukannya, sebab berat takzirnya. Sebagaimana firman Allah Swt. di dalam Al-Qur'an surah Al-Isra' 32:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya itu perbuatan keji dan jalan yang paling buruk."
Hukuman bagi pelaku zina yang belum menikah/ghairu muhsan atau yang telah menikah/muhsan dalam Islam sangat tegas, yakni dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun, serta dirajam sampai mati.
Islam juga mengatur interaksi dengan lawan jenis. Berinteraksi hanya diperbolehkan dalam hal pendidikan, kesehatan, dan muamalah. Islam juga sangat memuliakan perempuan dengan menutup aurat secara sempurna kecuali muka dan telapak tangan. Dengan aturan ini insyaallah akan menutup celah terbukanya gerbaang perzinaan .
Hal yang paling penting adalah andil negara. Negara bertanggung jawab penuh dalam menjaga akidah umat, bukan hanya dari sisi lahiriah saja tetapi juga menjaga harta, jiwa, dan kehormatan umatnya.
Demikianlah seharusnya negara menjaga umat demi kelangsungan hidup dalam suasana keimanan dan ketakwaan. Sebagaimana sabda Rasul:
"Kalian semua adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." (HR. Bukhari)
Umat seyogianya menaati aturan Islam yang datang dari Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan ini. Namun, aturan itu hanya bisa diterapkan ketika Islam terbingkai dalam sebuah negara, yakni Khilafah Islamiah yang akan menumpas segala bentuk kejahatan dengan totalitas.
Wallahu a'lam bishawab.[]
Ya Allah, betapa mati jiwa orang tua yang teracuni sistem kapitalisme.
Barokallahu fiik, Mbak
Tren yang menunjukkan betapa rusaknya sistem kehidupan kapitalisme sekularisme.
Sudah saatnya sistem bobrok ini ditinggalkan.
Islam adalah sistem kehidupan yang benar.
Sedih sekali membaca ini yaa Rabbi.. Korbannya pasti perempuan dan fitrah perempuan sebagai IBU, hilanggg di zaman yang serba kacaauu ini, yaa Allah...
Miris ya, saat Islam tak digunakan untuk mengatur manusia, kerusakan dan kejahatan benar-benar merajalela. Dari perzinaan, pembunuhan bayi, dll, seperti sudah lumrah terjadi di sistem rusak saat ini.
Belum lama aku juga baca berita tentang seorang artis, Nana Mirdad menemukan bayi di semak-semak dekat rumahnya. Lebih tepatnya yang menemukan bayi itu asisten rumah tangganya. Sungguh miris, begitu banyak menabung dosa, sampai-sampai lupa bahwa suatu hari bayi yang dibuang itu akan minta pertanggungjawaban pada ibunya di akhirat kelak. Kalau sudah seperti ini, aku hanya berharap agar Khilafah segera tegak. Lagi dan lagi, mengapa harus Khilafah?. Karena Khilafah lah solusi tuntas terhadap berbagai persoalan umat.
Sekarang sejak dari kandungan, janin bisa dibunuh. Lebih kejam dari era jahiliyah. Sekularisme telah mencerabut rasa malu dan kasih sayang. Dosa telah menutup hati sehingga kehilangan nurani
Kenapa hrs di buang bayi nya kasian bngt,padahal bnyk bngt pasangan suami istri yg blm di karuniai anak..
Iya karena merasa malu anak tanpa ayah, bener tuh pasangan yang belum dikaruniai anak menunggu-nunggu disitulah dilarangnya mendekati zina, karena jalan yang buruk.
Di saat yang lain berjuang untuk mendapatkan garis dua, di tempat lain begitu mudahnya membuang bayi yang tak berdosa. Barakallah untuk penulis
Buruknya sistim sekularisme telah membuat manusia berbuat sangat rendah. Binatang yang tak berakal saja tak membuang anaknya. Tapi, manusia makhluk yang sempurna akalnya justru sanggup berbuat demikian. Astagfirullah
Padahal bayi-bayi mungil itu tak berdosa, yaa Allah....
Begitu dapat berita buang bayi rasanya menangis terus, itu kan manusia ada nyawanya, ampuni kami ya Allah sehingga belum bisa memberhentikan persoalan ini. Jazakillah mbk Miladiyah dan Mom Andrea tanpamu naskahku ga sekeren ini. NP sangat sabar ya sama emak jelita.
Gak kebayang. Bayi yg harusnya disayang setelah ia lahir malah dibuang. Ya Allah tega banget
Ada2 saja tren zaman sekarang...bagaimana seorang ibu bisa kehilangan fitrahnya untuk menyayangi anaknya..