Orang tua wajib mengingatkan tanpa emosi dan tetap bersabar, tidak boleh bertindak aniaya kepada anak apalagi menjadi objek pelampiasan kemarahan.
Oleh: Minah, S.Pd.I
(Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban)
Kekerasan pada anak kerap kali terjadi dalam lingkungan keluarga. Penyebabnya karena kurangnya ilmu, sikap emosi atau karena ketidaksabaran orang tua dalam mendidik anaknya. Sehingga ketika anak melakukan kesalahan, kekerasan pada anakpun terjadi.
Padahal, sorang anak sangat membutuhkan pendidikan dan kasih sayang dari orang tuanya. Karena orang tualah Pendidik utama yang berkewajiban mendidik dan memberi bimbingan kepada anaknya. Walaupun beraneka ragam karakter pada anak. Tidak mustahil jika orang tua kewalahan karena perilaku tidak menyenangkan pada anak. Begitulah anak merupakan amanah dan juga bisa menjadi sumber cobaan.
Anak merupakan amanah yang dititipkan Allah Subhanahu Wa Ta’aala kepada orang tua. Karena itu, orang tua harus memberikan perhatian, mencurahkan kasih sayang kepada anak dengan penuh kesungguhan, baik berbentuk material maupun psikis. Orangtua harus mempunyai kewajiban memberikan rasa aman kepada anak, memberikan bimbingan demi kebaikan dan keselamatan kepada anaknya.
Orang tua harus mengetahui bagaimana cara merawat dan mendidik anak-anaknya dengan baik sesuai dengan pandangan Islam. Orang tua harus mampu menunaikan hak-hak anak dengan baik. di antaranya adalah hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya.
Mendidik anak tanpa kekerasan, walaupun terkadang anak membuat kesalahan, maka orang tua wajib mengingatkan tanpa emosi dan tetap bersabar, tidak boleh bertindak aniaya kepada anak apalagi menjadi objek pelampiasan kemarahan.
Pendidikan dalam keluarga sangat penting untuk mengarahkan anak-anaknya. Mereka akan dibina untuk menjadikan pribadi yang bertakwa. Orang tua mempunyai pengaruh yang besar bagi pertumbuhan anak-anaknya. Oleh sebab itu, sangat penting keterlibatan orangtua terhadap anaknya. Bersabar mendidik tanpa kekerasan pada anaknya.
Jika kita sebagai orang tua mampu mendidiknya dengan benar, maka anak bisa menjadi anak sholeh atau anak yang baik. Menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Bahkan doa anak yang sholeh mengantarkan pahala yang terus mengalir kepada kedua orang tua walaupun orang tua sudah meninggal. Masya Allah.
Orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan cerdas. Namun, sekadar ingin saja belum cukup, harus ada kerja keras untuk mendidik anak-anaknya. Kerja keras saja belum cukup, perlu kecerdasan. Orang tua harus cerdas sebelum membuat anaknya cerdas. Maka dari itu, orang tua juga butuh ilmu agar mampu mendidik anaknya. Mendidik anak di zaman sekarang ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena mendidik anak zaman sekarang butuh waktu yang ekstra untuk memahamkan.
Anak merupakan aset bagi orang tua di akhirat kelak, sehingga ibu layak dialirkan amal jariyah atas kesholehan anak-anaknya, wajar bila peran dan fungsi ibu dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya dituntut lebih dari yang lainnya dan tidak akan tergantikan oleh siapapun, karena jerih payah ibu, layak menerima doa anak-anak yang sholeh. Peran paling penting yang mendidik anak adalah seorang ibu. Karena ibulah pendidik (guru) pertama Untuk anak-anaknya.
Perhatian dan kasih sayang seorang ibu menjadi jaminan awal untuk tumbuh kembangnya anak secara baik dan aman. Oleh sebab itu, anak sangat butuh ilmu sejak kecil agar anak bisa tumbuh menjadi anak sholeh.
Maka menjadi kewajiban bagi orang tua untuk mendidik anak dengan baik agar menjadi generasi yang berkualitas. Untuk menjadikan generasi berkualitas, orang tua harus bersabar mendidik, jauhkan dari tindakan kekerasan pada anak serta orang tua terus berupaya mengkaji Islam agar cerdas dalam mendidik anak-anaknya.
Wallahua’lam.