“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).
Oleh : Kayyisah Asma Syahidah
NarasiPost.com - Banyak yang bilang bahwa berubah itu penting, tapi ada juga yang bilang sebaliknya, jadi sebenarnya berubah itu penting enggak sih? Memangnya kalau kita berubah apa yang terjadi? Kalau berubah itu penting, lalu kita harus berubah seperti apa?
Eh, kalian tahu enggak? sahabat Nabi yang dulunya musuh Nabi? Ya! Itu Umar bin Khattab! Kebayang enggak sih, kok bisa ya? yang awalnya jadi musuh, akhirnya malah jadi sahabatnya. Jadi, dulu Umar bin Khattab adalah musuh Nabi Muhammad yang dikenal gagah, berani, tegas, dan enggak mudah ditaklukkan. Pokoknya siapapun yang berpihak dengan Rasul, pasti akan jadi musuhnya.
Bahkan, saat Umar tahu adik perempuannya menerima seruan Nabi Muhammad, Umar langsung mencarinya dan berniat membunuhnya, tapi justru di saat itu juga, Umar malah mendapat hidayah. Setelah ia mendapat hidayah, Umar berubah secara total, dari yang awalnya musuh, ternyata berubah menjadi sahabat yang selalu berjuang bersama Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Memang enggak salah, kalau sebenarnya hati manusia itu memang tidak mudah berubah, tapi kalau hidayah telah datang, ya, enggak ada seorangpun yang bisa menghalang-halanginya, dan begitu pula sebaliknya. Seseorang yang tidak atau belum memperoleh hidayah, siapapun tidak akan mampu mengubahnya. Tapi ingat! Hidayah adalah urusan Allah dan Rasul-Nya, kita sebagai manusia enggak akan mampu memastikan ataupun mengubahnya.
Ada orang yang merasa dirinya itu suci, ia merasa bahwa dirinya itu enggak memiliki dosa sama sekali, padahal merasa bahwa diri kita suci itu, ya jelas salah, dan bahkan itu perbuatan dosa, atau jangan-jangan kita yang seperti itu? Semoga saja enggak. Ingat bahwa semua manusia itu pasti memiliki dosa, kecuali Nabi Muhammad, karena Allah menciptakan Nabi Muhammad itu maksum, yaitu enggak punya dosa sama sekali, sekecil apapun. maka dari itu, wajar banget, kalau ada orang yang melakukan kesalahan, tapi, bukan berarti ketika kita melakukan kesalahan, kita malah membuat hal itu sebagai alasan, itu sama sekali enggak baik. So, kita harus menjauhi hal tersebut.
Kita itu yang namanya manusia pasti lebih suka melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, karena pada dasarnya manusia itu memiliki hawa nafsu. So, jelas kita harus menjauhi hal tersebut.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiallahu 'Anhu pernah berkata : "Barang siapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung. Barang siapa yang harinya sama dengan kemarin, maka dia adalah orang yang merugi. Barang siapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin, maka dia celaka."
Ada juga dalil lainnya yaitu, Quran surah Ar-Rad ayat 11 mengatakan bahwa “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).
itu artinya, berubah itu penting! Jadi kita harus mengubah diri, dan yang bisa mengubahnya hanyalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Rasulullah saja yang dijamin masuk surga, terus merasa rendah hati dan berbenah diri, masa kita yang belum pasti masuk surga ini enggak mengubah diri? tentu kita juga harus mengubah diri, sudah jelas bahwa berubah itu penting, tapi berubahnya ke arah yang lebih baik, jangan malah ke arah sebaliknya. So, sudah seharusnya kita mengubah diri. Nah kalau gitu tunggu apa lagi? Yuk kita berubah menjadi lebih baik! Semangat, kita pasti bisa!
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]