Perhebat Tasbih Di Tengah Pandemi

Sungguh saudaraku, hanya Allah yang dapat menyelamatkan kita dari wabah ini, dan inilah akidah kita. Perbanyaklah bertasbih, jagalah zikir pagi-petangmu, perbanyak baca Al-Qur'an, agungkan dan sucikan Allah dari segala keburukan. Kita harus terus menjaga keyakinan kita bahwa takdir Allah adalah yang terbaik untuk orang-orang yang beriman. Senantiasa mengakui khilaf dan dosa-dosa kita dengan perhebat istighfar kita.

Oleh: Aya Ummu Najwa
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Pandemi belum berakhir, bahkan kian hari kian mencekam dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Seakan keadaan ini dibiarkan begitu saja untuk melihat yang bisa bertahan dia akan hidup, dan yang tidak bisa melewatinya maka silakan berjuang sendiri.

Sebagai seorang muslim mendapati diri kita di tengah pandemi seperti sekarang ini, maka kita tidak bisa lepas dengan apa yang menjadi keyakinan kita, bahwa semua yang terjadi adalah kuasa Allah, pandemi ini adalah salah satu kemahahebatan Allah, bahwa covid-19 adalah salah satu makhluk Allah, maka yang harus kita lakukan adalah berupaya semaksimal mungkin dalam urusan fisik untuk bisa bertahan dan lepas dari pandemi ini, dan juga memperhebat doa dan pujian-pujian kita kepada Allah azza wa jalla.

Imam Syafi'i rahimahullah menuturkan dalam kitab hilyatul Ulya, jilid ke 9.

"Aku belum menemukan solusi yang lebih manjur untuk menghilangkan wabah selain bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala"

Dari sini harus dipahami, menjaga dan berusaha secara lahiriah saja belumlah cukup, seperti senantiasa menjaga prokes, social distancing dan sebagainya. Namun di samping itu, hendaknya kita juga mengikuti arahan dari para ulama seperti nasihat Al Imam As Syafi'i rahimahullah di atas, bahwa kita harus memperbanyak dan memperhebat tasbih kita kepada Allah, perhebat pensucian kita kepada-Nya di hari-hari yang mencekam ini.

Tentu kita tahu, beliau Al Imam As Syafi'i rahimahullah adalah ulama yang masyhur karena keimanan dan keilmuan beliau, sehingga nasihat beliau bagaikan sebuah oase di tengah Sahara yang luas.

Hendaklah seorang muslim mengucapkan kalimat tasbih yaitu "subhanallah" bukan hanya di lisan saja, namun harusnya diiringi dengan keyakinan penuh akan kemahasucian Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang terlepas dari segala sifat buruk dan ketidaksempurnaan, sehingga sangat mustahil jika ketetapan-Nya yang terjadi pada hari ini untuk menyusahkan kita hamba-Nya. Kenapa? Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala Maha Suci dari perilaku jahat dan buruk.

Ucapkanlah subhanallah bukan hanya di lisan saja, namun juga kita iringi dengan menguatkan keyakinan akan kesempurnaan, kesucian, dan keagungan Allah azza wa jalla. Sehingga kita tetap yakin dan percaya bahwa di balik musibah dan peristiwa buruk yang terjadi ini, pasti terdapat banyak hikmah juga kebaikan yang besar bagi umat manusia.

Marilah kita merenungkan kisah nabiyullah Yunus 'Alaihissalam, beliau yang berada di perut ikan besar, yang jika didasarkan pada perhitungan manusia tentu kemungkinan beliau hidup adalah nol. Namun beliau bertasbih dan bertahlil kepada Allah hingga Allah menganugerahkan pertolongan kepada beliau. Yang difirmankan Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 87:

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

"Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim"

Ucapkanlah subhanallah namun bukan hanya di lisan semata, namun iringi dengan meningkatkan ibadah kita dengan terus mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Jangan meremehkan perintah Allah, terutama urusan shalat. Sesungguhnya sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu menyimpulkan bahwa semua tasbih di dalam Al-Qur'an bermakna shalat. Maka perbanyak tasbih di tengah-tengah wabah mempunyai makna di antaranya adalah memperbanyak shalat di hari-hari wabah.

Sungguh saudaraku, hanya Allah yang dapat menyelamatkan kita dari wabah ini, dan inilah akidah kita. Perbanyaklah bertasbih, jagalah zikir pagi-petangmu, perbanyak baca Al-Qur'an, agungkan dan sucikan Allah dari segala keburukan. Kita harus terus menjaga keyakinan kita bahwa takdir Allah adalah yang terbaik untuk orang-orang yang beriman. Senantiasa mengakui khilaf dan dosa-dosa kita dengan perhebat istighfar kita.

Jangan pernah down saudaraku. Wabah ini pasti berakhir. Badai ini pasti akan berlalu. Yakinlah harapan itu masih ada dan jangan pernah anggap harapan itu kecil. Jangan pernah hilang harapan. Perbanyaklah bertasbih. Tanamkan keyakinan sedalam-dalamnya bahwa kondisi ini penuh hikmah dan kebaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Suci dari menetapkan takdir yang sia-sia.[]

Wallahu a'lam

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Pulang
Next
Sabar, Syukur dan Ikhtiar Maksimal dalam Menghadapi Pandemi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram