Di atas Sajadah Panjang ini

"Menjadi hamba yang dicintai Allah tentulah tidak semudah mengedipkan mata kita. Perlu mental dan semangat baja untuk mencapai puncak cinta-Nya. Betapa banyak orang-orang ingin meraih cinta Allah, namun Allahlah yang menghendaki kepada siapa saja yang berhak mendapatkan rida dan cinta-Nya."


Oleh: Miladiah al-Qibthiyah
( Kontributor Tetap NarasiPost.Com )

NarasiPost.Com-"Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh dari mereka. Inilah yang dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap hamba yang selalu kembali kepada Allah lagi memelihara semua peraturan-peraturan-Nya, yaitu orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan olehnya dan dia datang dengan hati yang bertobat, masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada sisi Kami ada tambahannya." (Q.S. Qaf: 31-35)

Sahabat, begitu besar limpahan karunia dan kasih sayang yang telah Allah berikan kepada kita. Kalau saja kita menyadari bahwa dunia ini adalah sebuah ladang bertabur pahala, niscaya kita akan menanaminya dengan segala bentuk kebaikan. Kita pun tahu alam semesta ini berselimutkan rahmat dan ampunan-Nya. Maka, tidak ada alasan bagi kita untuk mengejar dan memperoleh rida dan cinta-Nya.

Ketahuilah jarak antara kita dengan Rabbul 'Izzati begitu dekat. Nyaris tidak ada tabir pemisah jika saja kita menjadi sebaik-baik hamba yang senantiasa mengukuhkan iman dan meningkatkan takwa kita pada Allah Swt.

Allah berikan kita kesempatan hidup lebih lama di dunia. Ini seharusnya menjadi momentum bagi kita untuk hanya berserah diri pada-Nya. Momentum agar kita senantiasa hanya bersandar pada-Nya. Hal itu sebagai sarana untuk muhasabah dan mengevaluasi diri.

Ketahuilah sahabat, Allah adalah sebaik-baik ruang untuk berbenah dan melayakkan diri meraih gelar sebaik-baik hamba dengan predikat takwa yang tinggi. Mari bertanya pada diri. Sudahkah kita melakukan kewajiban kita sebagai hamba? Ataukah kita justru mengabaikan hak Allah?

Sahabat, di hadapanmu telah terbentang sajadah tempatmu bermunajat lima kali dalam sehari. Bahkan, Allah mengangkat derajatmu dengan memberi waktu bersimpuh di hadapan-Nya di sepertiga malam. Untuk apa? Allah hanya ingin kau jadikan Dia satu-satunya tempat meluapkan segala kepenatan dunia.

Di atas sajadah ini, Allah hapuskan seluruh dosa dan kekhilafan yang telah engkau perbuat.

Di atas sajadah ini, Allah menuntunmu berpindah dari maksiat menuju taat.

Di atas sajadah ini, Allah membawamu berhijrah dari kelalaian kepada zikir kepada-Nya.

Menjadi hamba yang dicintai Allah tentulah tidak semudah mengedipkan mata kita. Perlu mental dan semangat baja untuk mencapai puncak cinta-Nya. Betapa banyak orang-orang ingin meraih cinta Allah, namun Allahlah yang menghendaki kepada siapa saja yang berhak mendapatkan rida dan cinta-Nya.

Ketahulah, tumpukan dosa hanya akan mengasingkan kita dari hidayah-Nya serta menjadi tembok penghalang bagi kita untuk melakukan amal saleh. Maka hindarilah segala sesuatu yang akan membawa dampak buruk akibat dari dosa dan maksiat. Sebab jika terperosok jauh ke dalam jurang kemaksiatan, maka akan sulit bagi kita menemukan cahaya keridaan-Nya.

Di atas sajadah ini, Allah bukakan pintu tobat bagi hamba-hamba-Nya.

Di atas sajadah ini, mudah bagi Allah untuk mengabulkan segala pinta hamba-Nya.

Di atas sajadah ini, Allah sirnakan segala dosa dan kemaksiatan yang melekat pada diri hamba-Nya.

Sahabat, mari kita memohon kepada Allah agar disisa usia ini Allah tidak pernah meninggalkan kita. Allah senantiasa merangkul kita ke mana pun kaki melangkah dan dalam situasi apa pun yang sedang dihadapi. Semoga Allah kukuhkan keimanan dan istikamahkan kita menapaki jalan kebenaran. Sebuah jalan yang akan menuntun kita untuk senantiasa mengisinya dengan amal saleh.

Semoga hidup kita jauh dari perkara yang dapat merusak seluruh pahala kita disebabkan tak mampu menundukkan syahwat dunia. Semoga dengan seringnya kita menghabiskan waktu di atas sajadah semakin mempermudah pula kaki kita menapaki jalan menuju kampung halaman kekal nan abadi, yakni Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Wallahu a’lam bi ash-hawab.[]

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Ancaman Generasi dalam Pusaran Liberalisasi
Next
TKA Mendarat, PPKM Darurat Hanya Untuk Rakyat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram