Uninstal Kemalasan

Kemalasan bisa saja menyelimuti diri dikarenakan rasa bosan, jenuh, suka menunda pekerjaan, terlalu banyak makan, terlalu sering beselancar di sosial media, kehilangan motivasi diri, sedang memiliki problem berat, maupun faktor lainnya. Namun, apapun penyebabnya maka seorang muslim harus bersegera meng- uninstal (menghapus) kemalasannya.



Oleh: Armina Ahza (Penggerak Perubahan dan CEO Umma Institute)

NarasiPost.Com-Berada di rumah, jarang bertemu orang memang bisa membuat kemalasan menyerang. Pandemi yang tak segera kunjung bukan menjadi alasan untuk berada di rumah dengan bermalas-malasan. Walaupun bisa jadi banyak kaum rebahan yang merasa aman dengan aktivitas minimalis, namun hal ini harus segera dihempaskan. Sebab bagi kaum muslim waktu dan kesempatan adalah hal yang berharga. Waktu tak bisa diputar ulang dan tak akan bisa kembali. Itu sebabnya mengapa para Ulama shalafussalih benar-benar memanfaatkan waktu yang mereka miliki. Bagi mereka waktu sangat berharga dan bernilai, sehingga terdapat kitab yang membahas mengenai betapa bernilainya waktu disisi para ulama yang berjudul “Qymatul Zaman Inda Ulama” (Bernilainya waktu Di sisi Para Ulama).

Dalam buku Manajemen Waktu Para Ulama Dikisahkan berbagai kisah teladan para Ulama yang sangat menghargai waktu, hingga mereka berusaha keras untuk mengusir kemalasan. Jangan sampai rasa malas menyelimuti kehidupan sebab bagi para Ulama umur mereka adalah hari dimanfaatkan untuk kebaikan dan amal saleh.

Tidak dipungkiri rasa malas bisa menyerang siapa saja. Namun jika kita tidak mampu mengidentifikasinya maka kita akan terlena hingga waktu kita habis terbuang tanpa bertambahnya amalan kebaikan. Tentu ini sangat rugi bagi seorang muslim yang mendambakan surga, balasan terbaik di sisi Allah. Sebab jangan sampai menyesal di akhirat dikarenakan minimnya amal kebaikan. Padahal Allah sudah sering mengingatkan tentang pentingnya waktu sebagaimana Allah sering menggunakan waktu untuk menegaskan firman-Nya seperti “wa al-‘Asr”, demi waktu (masa), “Wa ad-Duha”, Demi waktu dhuha, “Wa al-Laili idzaa yaghsya”, Demi waktu malam apabila menutupi (cahaya siang), dan masih banyak lainnya.

Kemalasan bisa saja menyelimuti diri dikarenakan rasa bosan, jenuh, suka menunda pekerjaan, terlalu banyak makan, terlalu sering beselancar di sosial media, kehilangan motivasi diri, sedang memiliki problem berat, maupun faktor lainnya. Namun, apapun penyebabnya maka seorang muslim harus bersegera meng- uninstal (menghapus) kemalasannya, sebab setiap detik dan setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban sebagaimana firman Allah Subhannallahu Wa Ta’ala:


“Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan”. (QS. Al- Anbiya:47).

Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar diri bisa segera meng- Uninstal Kemalasan.

Pertama, jika disebabkan rasa jenuh dan bosan maka kita bisa mengganti aktivitas kita dengan yang lainnya seperti berjalan, makan, melihat pemandangan atau yang lainnya.

Kedua, dengan mendatangi majelis ilmu atau mendengarkan tausyiah, karena dengan memperbanyak ilmu maka diri akan menemukan semangat kembali dalam beraktivitas.

Ketiga, berbincang dengan orang lain, meski sebatas video call dengan teman misalnya. Karena berinteraksi dengan orang terkadang membuat kita bisa menemukan semangat kembali dan bisa segera menghempaskan rasa malas.

Keempat, membaca kisah para sahabat atau para ulama dalam memanfaatkan waktu mereka. Akan dengan mudah kita seolah tertampar berkali-kali sebab begitu lemahnya diri ini dalam memanfaatkan waktu dan terlalu menuruti kemalasan diri.

Kelima, mendengarkan motivasi dan inspirasi orang-orang hebat. Di Indonesia misalnya ada influencer muda seperti Sherly Annavita, Annalisa Widyaningrum seorang Psikolog, atau Motivator seperti Mario Teguh. Bisa juga motivator-motivator lainnya yang bisa menggerakkan diri untuk meng-uninstal kemalasan.

Keenam, mengingat cita-cita. Apa yang menjadi cita-cita di dunia? Apa yang menjadi cita-cita di akhirat? Akankah bisa teraih dengan bermalas-malasan? Tentu tidak, bukan? Setiap keberhasilan dan kesuksesan dikarenakan usaha yang keras, ikhtiar yang maksimal dan doa yang senantiasa terpanjat.

Ketujuh, berdoa kepada Allah memohon kepada Sang Maha Pemberi Kekuatan supaya kita diberi kekuatan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari terutama untuk beribadah. Ada doa yang bisa kita panjatkan setiap pagi agar dijauhkan dari rasa malas,

“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Maha Esa, Yang Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala seusatu. Wahai Rabbku, Aku mohon kepada-Mu kebaikan pada hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, sungguh aku berilndung kepada-Mu dari kemalasan dan keburukan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu siksa di Neraka dan siksa kubur.” (HR. Muslim)

Itulah tujuh hal yang bisa dicoba demi keberhasilan untuk menghapus kemalasan dan membangkitkan diri supaya lebih produktif. Selamat mencoba, yuk segera uninstal kemalasan.
Walllahu’alam

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Kasus Pinangki, Ketimpangan Hukum antara Konglomerat dan Rakyat
Next
Pejabat Terjerat Narkoba, Marak di Sistem Rusak
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram