Bagi seorang mukmin, kematian tidak perlu ditakuti karena datangnya adalah pasti. Hanya lewat kematian, kita bisa bertemu Allah.
Oleh. Novianti
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kematian adalah satu-satunya pintu yang mengantarkan seorang kekasih bertemu Kekasihnya. Seorang muslim pasti paham, untuk menuai apa yang sudah ditanam berupa kenikmatan abadi yang Allah janjikan, harus melewati kematian. Dengan demikian, kematian seharusnya momen yang dinantikan. Tetapi bagi orang kafir, kematian adalah mimpi buruk, awal penderitaan yang sangat mengerikan. Rasulullah saw. menasihati agar kita senantiasa mengingat hari pemutus semua kelezatan dunia tersebut. Dengan kesadaran itu, hawa nafsu ditaklukkan oleh semangat beramal.
Orang Teperdaya
Mengingat kematian, nasihat padat-ringkas. Namun, memuat segala macam peringatan agar perbuatan dosa segera disudahi. Tidak menunda menjadi hamba yang zuhud, tidak menginginkan kesenangan dunia semata.
Namun, dalam kehidupan sekuler kapitalis saat ini, begitu banyak manusia yang jiwanya sudah beku. Meski kematian datang silih berganti, hati tidak otomatis lembut untuk segera bertobat dan meninggalkan segala yang Allah haramkan. Pikirannya dipenuhi oleh panjang angan-angan terhadap materi. Wajar karena dalam dunia sekuler kapitalis, materi jadi standar bahagia. Tidak peduli halal atau haram.
Mereka berkata bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah pasti memaafkan dosa hamba-Nya. Menurut Al Hasan Al-Basri, ungkapan semacam ini adalah dusta. Jika berprasangka baik kepada Allah, pastilah manusia tidak melewatkan waktu kecuali untuk beramal saleh. Allah berfirman dalam surah Fushilat ayat 23, "Dan itulah dugaanmu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu (dugaan itu) telah membinasakan kamu, sehingga jadilah kamu termasuk orang yang rugi.”
Demi materi, manusia menggadaikan hidupnya. Yang miskin rentan berbuat kejahatan atau bunuh diri jika sudah tidak sanggup menderita. Yang kaya tidak pernah puas mengumpulkan harta. Mereka sama-sama teperdaya oleh dunia. Menurut Sa’id bin Jabir, mereka teperdaya dengan Allah, terus menerus dalam maksiat, tetapi berharap Allah mengampuninya.
Kematian adalah Pengingat
Hikmah mengingat kematian, mencegah dari terjerumus pada hal-hal yang mendatangkan murka Allah. Sebagaimana yang dinasihatkan Aisyah kepada seorang wanita yang mengeluhkan tentang kerasnya hatinya sehingga sering lalai. “Sering-seringlah mengingat mati, hatimu akan lunak.”
Maut adalah peristiwa paling dahsyat dan mengerikan, pemutus seluruh ruas tulang, memisahkan antaranggota tubuh, menghancurkan jasad sendiri. Perkara terbesar, hari kejadiannya ingin dihindari oleh kebanyakan manusia. Namun, tidak ada yang dapat bersembunyi jika waktunya sudah tiba.
Beberapa cara agar selalu ingat kematian:
Pertama, menziarahi kuburan. Kemegahan, gemerlap dunia, kekuasaan, keagungan, semuanya ditinggalkan. Kecantikan dan ketampanan terampas. Kematian akan memisahkan seseorang dengan semua yang ia sayangi. Siapa pun harus siap tubuhnya akan dimasukkan dalam tempat yang sempit sisi-sisinya, gelap suasananya, pengap oleh impitan tanah dan batu yang kokoh. Tidak lama binatang-binatang kecil menghancurleburkan jasadnya, tubuh terurai dan bercampur dengan tanah. Kuburan akan menahan pelupuk mata untuk tidur terlalu lama, menahan keinginan bersenang-senang, membangkitkan semangat untuk beramal dan bersungguh-sungguh.
Kedua, merenungkan ayat-ayat yang berkaitan dengan peristiwa pencabutan nyawa. Rasulullah bersabda, menjelang ajal seseorang akan melihat kenyataan. Yang dimaksud adalah melihat malaikat maut dan para malaikat lainnya. Ibnu Mubarak mengatakan malaikat maut akan mendatangi orang beriman sembari berkata, "Assalamu’alaika, wahai wali Allah, Allah mengucapkan salam untukmu.” Penggambaran ini ada dalam surah An-Nahl ayat 32. Orang beriman diberi kabar gembira sehingga hatinya tenang. Perkataan-perkataan menyejukkan akan diucapkan malaikat hingga nyawanya keluar. Tetapi kepada manusia jahat, malaikat berucap, ”Keluarlah, wahai jiwa yang busuk. Keluar dalam keadaan tercela, bergembiralah dengan air yang sangat panas atau dingin, dan berbagai macam azab serupa lainnya.” Kalimat ini terus diulang hingga nyawanya keluar.
Ketiga, menyadari tanda-tanda semakin dekatnya kematian. Sebelum kematian mendatangi seseorang, malaikat maut mengirimkan delegasinya sebagai ‘nadzir’ (pengingat). Dikutip dari kitab At-Tadzkirah karya Imam Al-Qurthubi, delegasi bisa berupa penyakit, uban, peristiwa menyedihkan, dan berkurangnya berbagai kenikmatan seperti pendengaran dan penglihatan. Tujuannya agar orang segera bertobat dan memperbaiki diri sebelum datangnya delegasi terakhir berupa kematian.
Keempat, memaknai umur. Banyak yang merayakan ulang tahun dengan pesta-pesta. Mereka tidak paham bahwa dalam surah Fathir ayat 37, Allah menjelaskan tujuan dipanjangkannya umur agar manusia berpikir. Ketika memasuki 40 tahun, tubuh masih perkasa dimanfaatkan untuk mengumpulkan banyak bekal bagi akhirat. Memasuki 50 tahun, saatnya memetik dan memanen. Umur 60 adalah pemberian hujjah paling puncak karena sudah semakin dekat dengan kematian. Waktunya bertobat, khusyuk dalam ibadah, dan meningkatkan amal dalam rangka menjemput pertemuan dengan Allah Swt.
Su’ul Khatimah
Rasulullah mengajarkan doa agar diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah, terhindar dari kematian su’ul khatimah. Husnul khatimah adalah akhir kehidupan yang baik, sedangkan su’ul khatimah sebaliknya. Su’ul khatimah tidak akan terjadi jika selama hidupnya manusia istikamah dalam keimanan dan ketaatan. Apabila tidak berhenti melakukan dosa besar dan keonaran, belum sempat bertobat sedang maut sudah menjemput, matinya su’ul khatimah.
Meski demikian, seseorang tidak boleh membanggakan keimanan, amal saleh, dan seluruh kebaikan yang sudah dilakukannya. Semua perbuatan manusia tidak lepas dari karunia yang Allah berikan. Ketika seseorang membanggakan amalannya sama saja seperti sedang membanggakan harta orang lain. Bisa saja harta tersebut diambil pemiliknya, yang akhirnya hatinya menjadi sangat kosong seperti kosongnya perut unta dari makanan.
Betapa banyak kebun dengan buah siap panen, tiba-tiba hancur dalam sekejap. Demikian juga hati manusia, hari kemarin hatinya terang benderang karena ketaatan kepada Allah, keesokan harinya bisa menjadi gelap karena maksiat. Kondisi yang sangat mungkin terjadi di era sekuler karena pintu kemaksiatan dibuka lebar.
https://narasipost.com/motivasi/01/2023/menyambut-akhir-yang-mulia/
Rasulullah saw. sudah meramalkan keadaan di mana seseorang muslim pada pagi hari lantas sorenya sudah kafir. Kafir di sini bukan selalu berarti murtad, namun perbuatannya tidak mencerminkan keislamannya. Bisa jadi waktu antara beramal saleh dengan maksiat, tanpa jeda yang lama. Paginya salat, siang hari di kantor korupsi. Baru mengucapkan salam salat, dalam hitungan detik auratnya dibuka.
Khatimah
Rasulullah berpesan, barang siapa yang ingin bertemu dengan Allah, Dia pun ingin bertemu dengannya. Bagi yang tidak ingin bertemu dengan-Nya, Dia pun tidak menginginkannya. Bagi seorang mukmin, kematian tidak perlu ditakuti karena datangnya adalah pasti. Hanya lewat kematian, kita bisa bertemu Allah.
Lebih baik fokus menyiapkan diri untuk menjemput kematian. Perbanyak amal dan selalu menjaga keterikatan pada hukum Allah kapan dan di mana saja. Ketaatan tidak bisa diupayakan sendiri, harus ada support system yaitu keluarga, masyarakat, hingga negara.
Dengan kata lain, mengingat kematian harus diikuti dengan upaya agar lingkungan memelihara ketakwaan. Setiap muslim bisa menjemput kematian dengan versi terbaiknya. Ini menjadi keniscayaan hanya dalam sistem Islam. Ingat mati berarti berjuang tanpa nanti dan tanpa henti untuk mengganti sistem sekuler dengan sistem Islam. []
Kematian adalah sebaik-baik pengngat. Semoga kita tidak lalai dengan tipuan dunia hingga lupa dengan kematian.
Aamiiin ya Allah.
Mengingat mati melembutkan hati. Baarakallahu fiik mb. Tulisannya mengingatkan yang membaca
Baroklohu fiik, mba . Mengingatkan diri sendiri jugs
Kematian pengingat yg paling cerdas. Jazakillah khairan mb Novi naskahnya sangat mengandung ibrah. Sukses selalu
Wa iyyaaki. Kita saling mengingatkan dan saling belajar dari tulisan teman-teman. Doa yang sama untuk dirimu.
Benar, nasihat terbaik adalah kematian.
Yup..Membuat kita tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal sia-sia.