Jodoh Dunia Akhirat

Jododh Dunia Akhirat

Jodoh semestinya mengantarkan seseorang untuk bisa meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Inilah yang didamba insan dunia.

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Konsep jodoh sering kali menjadi topik yang menarik dan membuat banyak orang penasaran. Apakah jodoh itu sesuatu yang sudah ditetapkan sejak awal sebagai takdir ataukah berada pada ranah yang mampu dikuasai manusia, sehingga ada kebebasan untuk memilihnya?

Jodoh memang misteri, tapi Islam memberikan pemahaman tentang jodoh sebagai ketetapan dari Allah Swt. Ada ungkapan bahwa rezeki, jodoh, dan kematian telah digariskan sebagai ketetapan yang diberikan Allah Swt. kepada manusia yang hidup di dunia.

Dalam Islam, keyakinan akan qada' dan qadar (ketentuan atau takdir) sangatlah penting. Ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad saw. menggarisbawahi bahwa setiap kejadian dalam hidup, termasuk jodoh, telah ditetapkan oleh Allah Swt. Meskipun demikian, manusia dalam perbuatannya tetap memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak. Apakah ia akan menjemput ketetapan takdir Allah tersebut dengan aturan dari Allah atau aturan selain dari-Nya?

Dari sini ada ketegasan, jika menyangkut qada atau takdir adalah perkara tauhid, sementara kalau menyangkut tindakan atau perilaku manusia adalah perihal amal yang harus terikat dengan aturan syariat Islam. Pilihan dalam beramal akan berkonsekuensi pada nilai pahala atau dosa.

Jodoh Tidak Salah Arah

Kehidupan dunia adalah ujian dan anugerah dari Allah Swt. Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana telah menetapkan pasangan hidup masing-masing manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, agar kamu mendapatkan ketenangan dan ketentraman hati di antaranya." (QS. Ar-Rum: 21)

Meskipun jodoh telah ditetapkan oleh Allah, manusia tetap memiliki peran aktif dalam mencarinya. Ini tercermin dalam ungkapan Nabi Muhammad saw. yang menyatakan, "Setiap sesuatu memiliki ketetapan dan jalan yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, berdoalah dan berusahalah untuk mendapatkannya." Manusia diharapkan untuk berdoa, berikhtiar, dan melakukan usaha yang benar dalam mencari jodoh, namun pada akhirnya Allah-lah yang menentukan hasilnya.

Jika manusia hidup dalam aturan Allah Swt. sebenarnya tidak ada konsep "jodoh salah arah", jika seseorang sungguh-sungguh berikhtiar dan meyakini bahwa takdir dan ketetapan dari Allah Swt. adalah yang terbaik. Meskipun terkadang seseorang merasa gagal dalam hubungan atau merasa menemui kesulitan dalam mencari jodoh, hal tersebut sebenarnya adalah bagian dari rencana yang lebih besar yang hanya Allah saja mengetahuinya.

Oleh karena itu, menjalani kehidupan dengan keyakinan dan tawakal kepada Allah adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dan ketenteraman dalam menemukan jodoh terbaik. Inilah hikmah pentingnya untuk menyegerakan menikah jika telah memiliki kesanggupan, tidak berlama-lama apalagi terjebak pada perilaku maksiat, semisal jina dan lainnya.

Karena rumah tangga adalah institusi yang sakral dalam kehidupan manusia. Keharmonisan dalam rumah tangga adalah impian setiap pasangan yang ingin membangun hubungan yang langgeng dan bahagia. Oleh karena itu, penting untuk diperhatikan bagaimana fondasi dan hukum syariat dalam mencapai kebahagian hidup berumah tangga.

Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah pondasi utama dalam membangun keharmonisan rumah tangga. Pasangan suami istri harus saling mendengarkan, memahami, dan menghargai perasaan serta pandangan satu sama lain. Pentingnya saling pengertian karena setiap pasangan memiliki kelebihan dan kelemahan. Saling pengertian dan kesabaran dalam menghadapi perbedaan adalah kunci untuk memperkuat ikatan emosional dalam rumah tangga.

Selain itu, berpikir positif tentang pasangan dan memandang segala hal dari sudut pandang yang baik dapat membantu menjaga keharmonisan rumah tangga. Fokus pada hal-hal positif dalam pasangan akan membantu mengatasi masalah yang muncul.

Kehidupan rumah tangga ibarat bahtera, diciptakan bukan untuk diam di dermaga, melainkan berlayar di lautan. Persoalan rumah tangga harusnya dapat diselesaikan secara internal terlebih dulu, tanpa melibatkan pihak eksternal. Di dalam sistem kapitalisme persoalan rumah tangga banyak dipicu karena pihak eksternal, persoalan ekonomi karena abainya negara dalam menyejahterakan rakyatnya, terlebih lagi sistem pergaulannya yang hedonistik membuat godaan syahwat makin menggila.

Sistem Islam sangat menjaga keharmonisan hubungan dalam berumah tangga. Adanya hak dan kewajiban suami-istri, kewajiban nafkah suami, hak pengurusan rumah tangga pada istri, hak pengasuhan anak, pembagian harta waris, ketentuan talak dan rujuk, sampai perkara hukum kebolehan poligami. Pada kondisi-kondisi tertentu, poligami bahkan menjadi solusi yang jitu untuk melanjutkan keturunan dan terlaksananya amanah dakwah.

Oleh karena itu, meskipun poligami tanpa syarat, namun bagi seorang suami ingin berpoligami, perlu juga diperhatikan beberapa hal berikut ini:

Pertama, bersikap terbuka dan komunikatif. Jika suami mempertimbangkan poligami, penting untuk membahas hal ini secara terbuka dengan istri. Komunikasi yang baik akan membantu mengatasi ketidakpastian dan kecemasan yang mungkin timbul.

Suami harus mempertimbangkan motivasi yang mendasari keinginan untuk poligami. Apakah keputusan ini dilandaskan pada kebutuhan yang benar-benar mendesak atau hanya karena keinginan semata?

Suami yang memilih poligami harus mampu memastikan bahwa dirinya dapat adil dalam memperlakukan istri-istri dan memenuhi tanggung jawabnya terhadap masing-masing istri dan anak-anaknya.

Kedua, poligami hukumnya mubah saja. Jangan ada pemikiran ketika suami melakukan poligami itu hebat atau telah nyunah, padahal banyak perkara sunah lainnya yang jauh lebih memiliki keutamaan. Misalnya, sunah suami memperlakukan istri secara baik, mencukupi kebutuhan istri di luar nafkahnya sehingga membuat istri merasa senang hatinya. Jangan sampai perkara yang mubah malah mengabaikan perkara yang wajib semisal nafkah dan dakwah.

Keharmonisan dalam rumah tangga adalah hasil dari komitmen, pengertian, dan kerja sama antara suami dan istri. Sementara itu, poligami, meskipun diizinkan dalam Islam, harus dipertimbangkan dengan matang dan dihadapi dengan keterbukaan, komunikasi yang baik, serta keadilan dalam perlakuan. Dengan menjaga komunikasi yang baik dan selalu memegang teguh nilai-nilai kekeluargaan, rumah tangga dapat tetap harmonis meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.

Bahagia Dunia dan Akhirat

Monogami atau poligami adalah perkara pilihan yang sifatnya mubah saja, sementara soal jodoh adalah amanah yang diberikan Allah Swt. Amanah tersebut harus dijalankan dengan adanya ketaatan pada hukum syariat Islam.

Oleh karena itu, proses menemukan pasangan hidup atau jodoh tidak hanya berdasarkan faktor duniawi seperti kekayaan, ketampanan, kecantikan, atau status sosial, tetapi juga berdasarkan kriteria yang lebih utama, yaitu agama, akhlak, dan keimanan.

Rasulullah saw. bersabda, "Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah yang beragama, niscaya kamu beruntung." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pasangan hidup dapat menjadi penghalang atau penolong di akhirat, tergantung pada peran dan pengaruhnya dalam kehidupan seseorang. Dalam Islam, pasangan yang saling mendukung dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan berbuat baik akan menjadi penolong di akhirat. Sebaliknya, pasangan yang menghalangi dari ketaatan kepada Allah dan mengajak kepada keburukan akan menjadi penghalang di akhirat.

Menikah dalam pandangan Islam bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi juga sebagai ibadah yang mendatangkan keberkahan. Dengan menjalani peran sebagai suami atau istri yang baik, seseorang dapat meraih pahala dan keberkahan dalam kehidupan akhirat. Jodoh semestinya mengantarkan seseorang untuk bisa meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam bish shawwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Refleksi May Day 2024: Mungkinkah Buruh Sejahtera?
Next
Korupsi Menjerat Wakil Rakyat, ke Mana Rakyat Berharap?
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
5 months ago

Saat ini banyak lelaki yang poligami sepertinya bukan karena hal yang mendesak, tapi keinginan. Meski tetap boleh sih, hehe ...

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
5 months ago

Poligami hukumnya mubah jangan pernah merasa waaah...he he he

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
5 months ago

Berarti meskipun jodoh di tangan Tuhan (takdir Allah)manusia bisa memilihnya ya, ihtiar selanjutnya tawakkal. Termasuk Qada daerah yang bisa dikuasai manusia. Semoga memang begitu benar adanya. Dan semoga dapat mantu yg salih, aamiin sambil ihtiar.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
5 months ago

Naskahnya Ustaz Maman, selalu keren.

Novianti
Novianti
5 months ago

Saat ini tidak sedikit seseorang yang baik-baik mendapatkan seseorang yang melakukan dosa besar seperti zina. Baru tahu setelah berumah tangga dan belum taubat. Seolah kondisi ini kontradiktif dengan ayat Allah yang menyebut pezina laki-laki untuk pezina perempuan. Padahal, ini menunjukkan sistem saat ini sudah sangat rusak hingga para pelaku dosa besar tidak mendapat hukuman. Betul kata penulis. Ikhtiar dan pada akhirnya tawakal. Semoga bisa berjodoh di dunia yang membawa ke surga.

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
5 months ago

Komunikasi yg terbuka dan jujur adalah pondasi utama dalam membangun keharmonisan rumah tangga. Iyes sekali naskah ini bedaging.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram