Be a good moslem or die as syuhada, why not? Dua pilihan yang punya tujuan sama, yakni mencari rida Allah.
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Be a good moslem or die as syuhada, why not? Dua pilihan yang punya tujuan sama, yakni mencari rida Allah dan berharap surga dari Allah. Semestinya inilah yang harus tertanam dalam diri setiap muslim.
Menjadi seorang muslim yang baik (good moslem) hendaklah diwujudkan dengan ketakwaan. Ini karena orang yang paling bertakwa akan menduduki tempat mulia di sisi Allah Swt., dan Rasulullah adalah contoh terbaik bagi orang-orang yang bertakwa.
Sedangkan cita-cita tertinggi seorang muslim adalah meraih surga Allah Swt. Banyak jalan menuju surga, banyak jalan manusia meninggalkan dunia dengan husnul khatimah, tetapi sebaik-baiknya kematian adalah mati syahid.
Good Moslem
Secara fitrah, kodrat seorang muslim adalah menjadi manusia yang baik (good moslem). Namun, karena ulah setan yang selalu menyesatkan, saat ini banyak muslim yang sulit untuk menjadi baik. Oleh karena itu, seorang muslim hendaklah berusaha menjadi sebaik-baiknya manusia dengan cara bertakwa. Sebagaimana Allah mengingatkan kita dalam QS. At-Taubah ayat 119 yang artinya,
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”
Makna ayat di atas adalah untuk menjadi muslim yang baik syaratnya adalah bertakwa. “Hai orang-orang yang beriman,” adalah seruan untuk beriman kepada Allah dan apa pun yang diperintahkan oleh Allah. Juga menjalankan apa yang menjadi konsekuensi iman, yaitu bertakwa kepada Allah dengan menjauhi serta meninggalkan apa-apa yang dilarang.
Dalam kalimat berikutnya, “Dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar,” yakni benar dalam ucapan, perbuatan, dan keadaan mereka, orang-orang yang perkataannya adalah benar, perbuatan dan keadaannya tidak lain kecuali benar, bebas dari kemalasan, dan kelesuan, selamat dari maksud-maksud buruk, mengandung keikhlasan dan niat baik. Ini karena ketakwaan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan yang sesuai dengan ketentuan Allah Swt. mengantarkan kepada surga.
Ketakwaan Berjemaah
Dalam Al-Qur'an surah Al-Maidah ayat 119, Allah berfirman yang artinya,
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar bermanfaat bagi mereka.”
Menurut Jalaluddin as-Suyuti, ayat ini menjelaskan bahwa orang beriman hendaknya meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat bersama orang-orang yang benar dalam keimanan, serta harus menepati janji dan kebenaran.
Untuk menjadi seorang muslim yang baik (good moslem) hendaklah kita berusaha menjadi manusia yang benar-benar bertakwa. Ini karena orang yang bertakwa akan selalu menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladannya. Ketakwaan merupakan kunci kebaikan dan kemaslahatan.
Patut menjadi catatan bahwa untuk menjadi muslim yang baik tidak cukup hanya butuh ketakwaan individu. Namun, perlu ketakwaan berjemaah yang menyangkut ketakwaan individu, masyarakat, dan negara sehingga perlu dakwah untuk melakukannya.
https://narasipost.com/motivasi/10/2023/inspirasi-dan-teladan-dari-kaum-hawa-di-palestina/
Untuk menjadi muslim yang baik juga harus melakukan dakwah amar makruf nahi mungkar. Hal ini telah Allah perintahkan dalam QS. Ali Imran ayat 104 yang artinya,
"Dan hendaklah ada di antara kamu, segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang beruntung.”
Ayat ini memerintahkan untuk menjadi muslim yang baik hendaklah melakukan amalan dakwah. Ini karena sebaik-baiknya perkataan di sisi Allah adalah dakwah. Aktivitas dakwah juga menjadi jalan hidup para nabi dan rasul. Melalui dakwah, umat mampu berpikir dan bertindak berdasarkan akidah yang benar yakni Islam. Dengan dakwah, pemikiran kaum muslim yang belum paham Islam bisa dipahamkan. Dengan dakwah, Islam juga makin dikenal, sehingga terbentuklah sebuah tatanan kehidupan Islam di seluruh alam. Dengan demikian, untuk menjadi muslim yang baik, lakukanlah dakwah Islam kaffah.
Die as Syuhada
Mati syahid adalah cita-cita tertinggi bagi seorang muslim karena jaminannya adalah surga. Sudah seharusnya sebagai seorang muslim kita berusaha untuk menggapainya.
Masih ingatkah kita kepada tiga orang syuhada pahlawan perang Muktah? Mereka adalah Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah. Mereka semua adalah pahlawan perang Muktah di tanah Syria. Dalam perang ini orang-orang Romawi telah mengerahkan sekitar 200.000 prajurit dan di sana kaum muslim menunjukkan prestasi yang gemilang.
Ketika Rasulullah melipur duka atas kematian tiga syuhada, yang disampaikan kepada sahabat dan keluarga adalah kata-kata penghibur tentang kabar gembira syahidnya mereka. Rasulullah bersabda, “Panji perang itu di tangan Zaid bin Haritsah. Ia bertempur bersama panjinya sampai ia syahid. Kemudian panji tersebut diambil Ja'far yang bertempur pula bersama dengan panjinya, sampai ia syahid pula. Kemudian giliran Abdullah bin Rawahah memegang panji tersebut, ia bertempur maju hingga ia gugur sebagai syahid pula.”
Sekarang memang kita tidak sedang berperang, tetapi kita tetap bisa berharap mati syahid. Kita memang bukan penduduk Palestina yang setiap waktu bisa berharap syahid. Namun, kita bisa menggapai syahid atas izin Allah Swt.
Langitkan doa agar kita bisa menggapai surga-Nya. Tetap istikamah berusaha menjadi manusia mulia dengan mendakwahkan agama-Nya sehingga kita pantas mendapatkan derajat tertinggi di janah-Nya.
Be a good moslem or die as syuhada, seharusnya bukan hanya menjadi sekadar retorika belaka. Namun, jadikan ini pemacu semangat dalam jiwa agar kita tetap semangat berjuang mengembalikan kehidupan Islam di seluruh semesta. Sampai akhirnya Allah memberikan berita bahagia tentang kemenangan yang nyata.
Wallahua'lam bishawab. []
Betul mari syahid adalah idaman bagi muslim sejati. Meski kita tidak sedang berperang. Mesti tetap semangat mengobarkan cahaya Islam. Agar aturan Allah tegak kembali di bumi Allah ini.
Allah Akbar
Duluuuu...saat baca cerpen2 berlatar palestina, pengen banget berangkat ke sana untuk jihad. Sekarang? Masih pengen tapi sdh ada pager yang membatasi.
Saat membaca kisah perang Muktah, tidak terbayang 3000.melawan 200 ribu. Jika bukan karena pertolongan Allah. Hanya 12 muslim yang wafat saat itu.. Padahal perang sangat.dahsyat. Seharusnya dari sini kita semakin yakin, saat Allah besama kita, tidak ada yang mustahil.
Masya Allah, barokallah Mbk Isty.
Menjadi seorang muslim yang baik(mulia) atau mati syahid, sama-sama bernilai mulia di hadapan Allah
Iya mbak Raras, cita cita semua muslim. Ingat jorgan waktu masih muda dulu...
Alhamdulillah, barakallah sudah di tayangkan di NarasiPost. Jazakillah khoir Tim NP.