Menuntut Ilmu Karena Allah

Jangan sampai kita berpayah-payah mencari ilmu yang diniatkan hanya untuk dunia. Lelah yang didapat akan sia-sia. Yang demikian itu tertolak dan tak mendatangkan pahala.



Oleh: Deena Noor

NarasiPost.com - Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Rasulullah telah menyampaikan kepada umatnya tentang kewajiban tersebut. Tentu sebagai umat beliau, kita patuh dan mentaatinya. Apa yang telah diwajibkan oleh syariah, tentulah membawa kebaikan bagi manusia.

Ilmu sendiri memberikan banyak keutamaan bagi pemiliknya. Berilmu menjadikan kita mengetahui segala sesuatu. Dengan ilmu, kita bisa mengerti apa yang benar dan salah menurut aturan agama. Mengerjakan setiap perbuatan karena tahu ilmunya, bukan hanya karena ingin semata, apalagi tanpa ada tujuannya. Ilmu yang akan membantu kita dalam menjalani kehidupan dunia.

Di tengah riak gelombang dan gemerlap duniawi, dibutuhkan panduan yang jelas untuk bisa mengarunginya agar tak terhempas dan terlena. Betapa banyak muslihat dan tipu daya dalam kehidupan anak manusia. Terkadang samar antara yang palsu dan nyata. Baik dan buruk seringkali diputar balik begitu sempurna. Maka, ilmu itulah yang akan membimbing kita selalu kepada-Nya.

Ilmu juga memberikan pemiliknya kedudukan yang mulia. Tidaklah sama antara orang yang paham dengan yang tak mengerti apa-apa. Bahkan di hadapan Allah, derajat orang yang berilmu lebih tinggi dari yang lainnya.

“ … Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Mujadalah: 11)

Orang yang beriman dan berilmu bukan hanya mendapat derajat yang tinggi di dunia, tetapi juga mendapatkan pahala. Terlebih lagi bila diamalkan dan diajarkan kepada yang lainnya, pastilah mendatangkan kemuliaan yang luar biasa. Harta bisa saja habis, tapi ilmu tidak akan punah meski ia dibagikan kepada siapa saja. Harta membuat kita harus menjaganya, namun ilmu yang akan menjaga kita.

Ilmu tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi terlebih adalah untuk di akhirat sana. Dunia yang kita tempati hanyalah sementara, sedang akhirat kekal selamanya. Dunia ibarat jembatan tempat kita melintas, bukan untuk kita tinggal di dalamnya. Menjalani kehidupan dunia yang bervisi surga membutuhkan ilmu yang diraih dengan segenap upaya.

Menuntut ilmu merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah Swt yang dilakukan hingga akhir hayat. Belajar, dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Meski usia sudah tak lagi muda, hendaknya tak mematahkan semangat. Untuk belajar, mencari ilmu, memang tak pernah ada kata terlambat. Dengan tekad yang kuat dan niat yang tepat, maka ilmu bisa didapat.

Yang harus selalu diingat adalah bahwa menuntut ilmu ada aturan. Ia tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Sebagaimana perbuatan lainnya, menuntut ilmu menjadi sebuah amalan yang harus memenuhi ketentuan.

Dalam beramal, Islam telah memberikan panduan. Ikhlas dan benar, itulah yang harus dihadirkan. Benar berarti sesuai yang Allah perintahkan dan mengikuti apa yang Rasulullah contohkan.

Sedangkan ikhlas adalah ketika beramal hanya untuk Allah semata. Demikian halnya dalam menuntut ilmu, harus ikhlas lillahi ta’ala. Di setiap upaya mencari ilmu, hendaknya selalu diluruskan niat kita untuk-Nya, bukan karena sesiapa manusia. Dia telah memerintahkan hamba untuk menuntut ilmu, maka cukuplah itu menjadi dasar kita menjalankannya.

Bila menuntut ilmu bukan karena Allah pasti akan berujung pada kecewa dan hampa. Ini karena tidak ada keberkahan di dalamnya. Niat yang harusnya hanya untuk Allah, telah beralih demi manusia. Mengesampingkan Allah demi mengejar pengakuan dunia. Mengejar dunia hanya akan memberikan kelelahan. Tak akan pernah ada habisnya.

Sementara kita tahu bahwa dunia dan manusianya tidaklah selalu pada keadaan yang sama. Apa yang baik hari ini, besok bisa jadi berbeda. Apa yang baik menurut kita, belum tentu demikian menurut mereka. Itulah yang membuat kita tak akan bisa untuk selalu memenuhi semuanya.

“Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (QS. at-Taubah: 38)

Orang yang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan pujian, maka dia akan sibuk dengan penilaian. Ia akan melakukan segala hal demi mendapatkan sanjungan manusia, meskipun itu melanggar aturan. Begitu senang bila dengan ilmunya ia mendapatkan kepopuleran, harta atau jabatan. Namun, bila tak mendapatkan apa yang diharapkan, ia akan diliputi kekecewaan.

Berkata Al-Hasan Al-Basri rahimahullah “Siapa orang yang mencari ilmu karena mencari akhirat maka dia akan memperolehnya, tetapi siapa mencari ilmu karena dunia maka itulah bagian yang dia dapatkan“.

Jangan sampai kita berpayah-payah mencari ilmu yang diniatkan hanya untuk dunia. Lelah yang didapat akan sia-sia. Yang demikian itu tertolak dan tak mendatangkan pahala.

Ilmu yang harusnya membuat semakin bertakwa, malah menjauhkan diri dari-Nya. Jika sudah begitu, maka jangan bermimpi untuk mendapatkan surga.

Dari Abu Hurairah ra, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya diharapkan dengannya wajah Allâh ‘Azza Wa Jalla, tetapi ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan sedikit dari kenikmatan dunia maka ia tidak akan mencium bau Surga pada hari Kiamat.” [HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, Shahîh ath-Targhib, no. 105]

Maka, dari itu luruskanlah selalu niat dalam menuntut ilmu hanya untuk Allah saja. Balasan dari-Nya adalah pasti benar adannya. Mulia di dunia, berlimpah pahala dan juga meraih indahnya surga.

Wallahu a'lam bish-showab

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Mendidik Anak Merindukan Surga dan Takut Neraka
Next
The Final
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram