Dengan badan yang sehat dan tetap bugar saat puasa, akan memaksimalkan ibadah kita di bulan mulia.
Oleh. Netty al Kayyisa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Puasa identik dengan malas bergerak, lemas, letih, dan lesu. Aktivitas pun hanya berputar pada sahur, rebahan, berselancar di media sosial, dan sore berburu takjil. Malas melakukan aktivitas fisik bahkan untuk acara kajian atau PKK ibu-ibu saja semua diliburkan di bulan Ramadan. Alasannya agar fokus beribadah. Padahal yang terjadi malah tak ada aktivitas yang berarti, jauh dari kata bugar.
Berbeda sekali dengan aktivitas nabi dan para sahabat di Ramadan yang mereka lewati. Nabi dan para sahabat mengisi Ramadan tak hanya dengan ibadah puasa, tadarus, sedekah, dan zikir saja. Bahkan mereka berperang pada bulan Ramadan. Dari sembilan kali Ramadan yang dilewati Rasulullah, enam di antaranya beliau lalui dalam medan perang, dengan kondisi yang tetap bugar meski puasa di tengah terik cuaca.
Kadang berpikir mengapa ya generasi para sahabat dulu meski Ramadan masih kuat berperang, membawa peralatan perang yang tentunya tidak ringan, perang di padang pasir yang gersang dan panas. Sementara kita hari ini puasa disertai kondisi loyo dan lesu tak bertenaga membawa badan, padahal tidak melakukan aktivitas berat apalagi berperang.
Kunci Badan Sehat dan Bugar
Selain ditentukan keimanan, badan kita sehat dan bugar sebenarnya tergantung dari makanan yang masuk ke tubuh kita. Jika makanan yang masuk ke tubuh kita adalah makanan baik, maka tubuh kita menjadi sehat, bugar di setiap kesempatan. Tidak akan sakit karena tercukupi gizinya. Badan kita akan selalu kuat karena nutrisi tubuh terpenuhi, gizi seimbang, tidak ada yang terlalu banyak dan menumpuk di badan.
Sebagai seorang muslim, inilah yang seharusnya kita pikirkan, yaitu bagaimana tubuh kita selalu sehat dan bugar untuk memaksimalkan ibadah kepada Allah. Karena sebagaimana sabda Rasulullah :
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Nasa’i)
Bagaimana Kondisi Kita Hari Ini?
Setelah seharian puasa, berbuka seperti ajang balas dendam memasukkan makan ke tubuh kita. Berbagai makanan dibeli di bazar takjil, mulai dari cilok, maklor, waffle, tela-tela, gorengan, dan yang semisalnya. Es pun berwarna-warni mulai yang sederhana seperti es teh jumbo 5000 hingga es kutub, es pelangi, es pisang ijo, es blewah, es timun serut, es tebu, dan banyak lagi. Dengan dalih Rasulullah menyerukan untuk berbuka dengan yang manis-manis. Jadi berbagai makanan manis dan berat masuk tanpa dipertimbangkan apakah termasuk makanan bergizi atau junkfood yang tak ada gizinya sama sekali, malah justru menumpuk kotoran di badan.
Makan setelah Magrib pun tak ada beda. Nasi bebek panggang, ayam geprek, steak, dan sebagainya. Adakah yang suka buka puasa menggunakan sayur bayam, sayur asem, oseng kangkung, atau sup? Barangkali masih ada yang suka tapi berapa perbandingannya dengan nasi dan lauk goreng-gorengannya?
Inilah masalah sebenarnya yang membuat kita mager, tubuh kita berat karena makanan yang masuk juga makanan berat cerna. Ini masalah yang harus kita kendalikan agar mengembalikan kebugaran dalam badan kita. Agar kita tetap sehat dan mendapatkan harapan hidup lebih lama.
Tip Bugar saat Puasa
Kunci kebugaran adalah pengaturan pola makan dan asupan makan yang masuk ke tubuh. Juga latihan gerak ringan tubuh.
Beberapa tip yang bisa di coba ;
- Makanan saat sahur dan berbuka.
Saat sahur, sistem pencernaan kita baru bangun dari istirahatnya. Begitu juga saat berbuka. Setelah seharian sistem pencernaan kita istirahat karena puasa, maka saat berbuka dia memulai kerjanya. Jika langsung diberi makanan berat cerna semisal tepung dan gula, maka kerja pencernaan akan semakin berat dan cepat rusaknya.
Makanan saat sahur menentukan kondisi yang akan kita lalui seharian. Mulai makan sahur dengan buah-buahan sangat membantu pencernaan kita untuk bekerja maksimal. Karena buah-buahan adalah makanan cepat cerna. Jadi sistem pencernaan kita yang baru mulai kerja tak kelelahan disodori makanan mudah cerna.
https://narasipost.com/motivasi/03/2024/puasa-anti-mengantuk-ini-tipnya/
Begitu juga saat berbuka, Rasulullah memang menganjurkan berbuka dengan kurma atau air putih. Kurma memang manis. Tetapi tidak bisa dikiaskan dengan makanan manis lainnya terutama es dengan berbagai namanya. Apalagi dengan tambahan sirop manis atau susu kental manis yang mengandung banyak gula.
Cukup gula dari buah-buahan yang alami saja. Jadi untuk berbuka pilih kurma cukup tiga butir bersama buah-buahan apa saja. Lebih baik lagi ditambah air kelapa muda (degan). Tetapi bukan es degan yang ditambah gula, bahkan es degan rasa-rasa yang rasanya dari sirop yang penuh gula.
Mengapa harus air kelapa muda (degan)? Karena air kelapa muda bagus untuk tubuh kita. Dengan air kelapa muda, kita bisa melakukan detoks alami pada tubuh agar tetap bugar. Air kelapa muda juga bisa menggantikan ion tubuh yang hilang saat puasa.
Makan berat saat berbuka dan sahur juga perlu diperhatikan komposisinya. Jika porsi makan kita yang dominan adalah nasi, bisa dipastikan setelah berbuka, saat salat tarawih pasti terus menguap. Juga setelah sahur dan salat Subuh maka badan menjadi lemah dan mengantuk. Karena terlalu banyak karbohidrat yang masuk dalam tubuh.
Porsi makanan yang terbaik dari piring kita adalah separuh piring sayur, seperempat piring nasi, dan seperempatnya lagi lauk. Hindari gorengan dan yang berbau tepung-tepungan.
- Olahraga ringan setelah Subuh
Setelah Subuh biasanya mulai mengantuk. Jika dituruti, maka bangun badan kita tak akan menjadi segar, justru lemas berkepanjangan. Lebih dari itu, Rasulullah memakruhkan tidur setelah Subuh. Daripada tidur lagi, gunakan untuk olahraga ringan minimal jalan kaki nyeker. Nyeker adalah berjalan di atas tanah atau rumput, aspal, atau paving blok tanpa alas kaki. Dengan nyeker telapak kaki kita langsung bersentuhan dengan bumi, seperti memijat sendiri dan melancarkan peredaran darah kita. Minimal 2500 langkah untuk pemula, hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit saja.
Mengawalinya memang susah, tapi jika terbiasa, peredaran darah kita terasa lancar, badan semakin bugar, tak ada sakit-sakit sendi, atau keluhan lainnya.
- Istirahat yang cukup
Tidur terbaik saat siang hari adalah sebelum salat Zuhur. Rasulullah menyebutnya qailulah sebagaimana sabdanya :
“Tidurlah qailulah (tidur siang) karena setan tidaklah mengambil tidur siang.” (HR. Abu Nu’aim dalam Ath-Thibb 1: 12; Akhbar Ashbahan, 1: 195, 353; 2: 69)
Pastikan juga istirahat malam tercukupi. Jangan tidur terlalu malam atau bergadang. Kebiasaan yang dicontohkan Rasulullah adalah tidur setelah Isya dan bangun lebih awal di sepertiga malam. Dengan istirahat minimal enam hingga delapan jam sehari cukup membuat badan tetap bugar. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 23 :
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱبۡتِغَآؤُكُم مِّن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَسۡمَعُونَ ٢٣
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”
- Selalu bahagia dan bersyukur
Bahagia bukan karena banyaknya harta. Bahagia juga bukan milik orang tertentu saja. Setiap orang berhak bahagia dengan arti bahagia yang sebenarnya. Bahagia adalah ketika kita selalu berada dalam rida Allah semata. Maka selama tidak ada maksiat yang kita kerjakan, kita berhak merasa bahagia.
Sementara bersyukur, juga tidak menunggu kaya. Bersyukur adalah masalah hati yang penuh penerimaan terhadap apa yang telah Allah tetapkan. Sekecil apa pun pencapaian kita, apa pun kondisi kehidupan kita hari ini, jangan lupa bersyukur.
Dengan bahagia dan bersyukur setiap hari akan berpengaruh juga terhadap tubuh kita, menjadi lebih segar dan bugar meski puasa.
Khatimah
Tubuh kita memang otoritas kita untuk memperlakukannya. Akan tetapi, jangan lupa ada perintah Allah untuk menjaganya. Dengan tubuh yang selalu sehat dan bugar maka kita bisa memaksimalkan ibadah kepada Allah. Lebih dari itu, kita telah menjalankan perintah Allah yang telah memberi amanah tubuh ini pada kita. Semoga usaha sederhana kita menjadi jalan mendekatkan diri kepada-Nya. Wallahu’alam bi showab. []
menjaga pola makan makan dan hidup yang benar selama puasa memang penting untuk menjaga kebugaran tubuh. jadi teringat pada masa Rasulullah, saat menjalankan jihad, para sahabat ada yang tetap menjaga puasanya
Maasyaa Allah. Jazakillah tip nya mbak. Benar ya, pola makan kita yang bikin puasa jadi banyakan magernya. Kurang buah kebanyakan karbo.
Masyaallah. Bicara puasa di kondisi sekarang pasti tak jauh-jauh dari berburu takjil yang buat kita laper mata. Padahal Islam sudah ngasih panduan agar puasa sehat dan berkualitas. Barakallah mba @,Nety, naskahnya okey punya
Tulisannya cakeep.. barakallah mbaak
❤️❤️