Bahagia Menapaki Jalan Terjal Dakwah

Teladan yang diberikan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat dalam berdakwah sungguh luar biasa. Mereka tak segan memberikan hal terbaik yang mereka miliki untuk dakwah. Berkorban harta, jabatan, keluarga hingga nyawa tak mengusik totalitas mereka dalam menyerukan kebenaran.

Oleh: Ummu Hanan (Aktifis Muslimah)

NarasiPost.com - Jalan dakwah tak selamanya mudah. Beragam rintangan datang silih berganti menguji kesabaran pegembannya. Celaan dan tudingan miring mungkin telah menjadi santapan rutin. Kehilangan harta, jabatan bahkan nyawa juga dapat menjadi taruhannya. Namun itu semua tak pernah menyudahi aktifitas mulia ini. Para Nabi dan Rasul menjadi contoh terbaik, bagaimana mereka tetap gagah menyuarakan kebenaran meski tak sedikit yang menjadi penentangnya.

Rasulullah Saw adalah teladan kita dalam dakwah. Pengorbanan yang Beliau Saw berikan demi kemenangan dakwah Islam sungguh luar biasa. Pada masa pemboikotan yang dilakukan oleh kaum Quraisy selama sekitar 3 tahun, Rasulullah Saw dan para sahabat sangat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Setiap akses hajat hidup dibatasi bahkan dilarang bagi kutlah Rasulullah Saw. Belum lagi adanya propaganda negatif atas ajaran yang Beliau Saw bawa menjadikan masyarakat Makkah ikut memusuhi dakwahnya.

Ujian berupa penganiyaan secara fisik juga dirasakan oleh Rasulullah Saw. Saat beliau dalam upaya mengajak masyarakat Thaif berislam, bukannya penerimaan secara hangat namun justru pengusiran yang beliau dapatkan. Masyarakat Thaif, termasuk anak-anak mereka, menganiaya Rasulullah Saw dengan lemparan. Kaki beliau yang mulia berlumuran darah akibat peristiwa ini. Masyaa Allah, tidak sedikitpun kemarahan yang beliau tampakkan. Sebaliknya, beliau bermunajat kepada Allah agar kelak keturunan Thaif menjadi kaum yang menyembah-Nya. Dan doa tersebut kelak diijabah Allah Swt.

Adanya perlakuan buruk dari masyarakat tak pernah menyurutkan langkah Rasulullah Saw dalam dakwah. Setiap penentangan yang muncul semakin menguatkan keyakinan akan datangnya pertolongan Allah Swt. Dakwah menyeru kepada Islam senantiasa dilakukan oleh Rasulullah Saw meski ditolak secara kasar oleh Bani Hanifah, Bani ‘Amir bin Sha’sha’ah, Bani Kalb dan Bani Kindah. Rasulullah Saw tetap lantang berbicara kalam Ilahi, apa adanya tanpa berupaya bermanis muka, meski sangat sadar atas konsekuensi yang akan diperoleh.

Kesungguhan dakwah Rasulullah Saw juga tercermin pada diri para sahabatnya. Sebuah kisah yang sangat indah tentang bagaimana berkorban di jalan Islam telah ditunjukkan oleh keluarga Yassir. Mereka disiksa dengan keji sebab kesungguhan mereka dalam memegang akidah Islam. Ketika Rasulullah Saw melewati mereka, Beliau memberikan kabar gembira akan surga yang dijanjikan bagi mereka. Seketika itu pula Sumayyah, istri Yassir, berucap “Sesungguhnya aku telah melihatnya dengan jelas, wahai Rasul.”

Abdullah bin Jahsy Ra. adalah juga salah seorang sahabat Nabi Saw yang sangat menikmati jalan dakwah. Diriwayatkan bahwa sebelum terjadi perang Uhud, Abdullah bin Jahsy berdoa kepada Allah agar saat peperangan ia dipertemukan dengan musuh yang akan memotong hidung dan telinganya. Doa yang cukup “aneh” itupun dipertanyakan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash. Abdullah bin Jahsy Ra. kemudian menjelaskan tentang harapan bahwa Allah akan rida atas pegorbanan yang telah dilakukannya di jalan Allah. Abdullah bin Jahsy berharap kelak potongan hidung dan telinganya menjadi saksi di yaumil hisab.

Mush’ab bin Umair Ra. juga sangat mencintai dakwah Islam. Ia adalah pribadi yang terpandang di kaumnya. Berasal dari keluarga kaya raya dengan status sosial yang tak diragukan pada masanya. Dikaruniakan paras yang menawan semakin menjadikan Mush’ab buah bibir para gadis Makkah. Namun segala gemerlap dunia seketika ditinggalkan oleh Mush’ab. Mush’ab memilih jalan menjadi muqarri’ Alquran yang diutus oleh Rasulullah Saw kepada masyarakat Madinah. Saat menemui syahid dalam perang Uhud, jasad mulia Mush’ab bin Umair terkoyak tebasan pedang musuh dan hanya tertutupi sehelai kain burdah.

Teladan yang diberikan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat dalam berdakwah sungguh luar biasa. Mereka tak segan memberikan hal terbaik yang mereka miliki untuk dakwah. Berkorban harta, jabatan, keluarga hingga nyawa tak mengusik totalitas mereka dalam menyerukan kebenaran. Bagaimana halnya dengan kita? Pengorbanan terbaik apa yang telah kita berikan untuk dakwah? Adakah pengorbanan sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya? Terkadang berkorban perasaan saja sudah mampu menghentikan langkah seseorang dari dakwah, naudzubillahi min dzalik.

Jalan dakwah tidaklah selalu mudah. Permukaannya dipenuhi onak dan duri, terjal serta mendaki. Tidak sedikit yang telah berguguran di jalan ini akibat tak sanggup menanggung pahit dan getirnya. Hanya kepada Allah kita meminta adanya kekuatan dan istikamah dalam dakwah. Berharap kelak Allah akan pertemukan kita dengan hamba terbaik-Nya yang telah bersungguh-sungguh dalam menyuarakan kebenaran.

Picture Source by Google

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ummu Hanan Kontributor NarasiPost.com
Previous
Mengawali Kebaikan
Next
Menelusuri Apakah Ada Keraguan Terhadap Alquran?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram