KETIKA ADZAN DIANGGAP IKLAN

Sungguh kebutaan dan ketulian akan disandang pada sesiapa yang mendewa pada kesenangan dunia fana.
Kebutaan dan ketulian itu nyata adanya tatkala suara azdan dianggap iklan yang tak layak diindahkan.


By : Dewi Nasjag

NarasiPost.Com-Sore itu di desaku digelar sebuah pesta bertajuk "Bersih Desa". Sebuah pesta budaya yang rutin diselenggarakan setiap tahun walaupun tidak mempunyai makna yang sesungguhnya.

Penuh pengharapan, pesta "Bersih Desa" ini membawa kemakmuran, terhindar dari bala dan mendapatkan keberkahan Allah SWT. Namun ironinya, beraneka ragam kemaksiatan yang justru dipersembahkan.

Sore itu nyaris seluruh warga desa baik yang tua, muda, hingga balita, terlibat turut serta. Bersemangat unjuk karya tampil ke atas arena dan pentas yang tersedia.

Penuh hadarah dan tabaruj aneka rupa. Musik berdendang berjoget girang. Meliukan badan dan tak lupa tebar pesona kepada semua orang.
Bergaya genit mengumbar aurat juga ikhtilat.
Rasa risih dan malu seolah sirna larut dalam hasrat sesat, tersemburat dalam rinai sesaat. Tidak teringat akhirat yang hakikat pertanggungjawabannya sungguh amat berat.

Hampir di setiap tatap tertuai mudarat, kemanapun mata terarahkan selalu mengundang maksiat. Sore itu arak-arakan kental kesyiri'kan seolah sangat menawan hingga adzan maghrib menyapa.

Pesta semakin meriah.
Biduan dan pamong desa semakin mesra dalam goyangan yang aduhai. Tepuk tangan dan sorak sorai penonton membuat pesta makin larut dalam kemeriahan.

Rasanya sesak di dada dan pusing di kepala. Pesta tetap berjalan tanpa ada waktu jeda. Suara makin keras terdengardalam hingar bingar pesta itu.

Kala itu, suara Adzan sungguh tertatih lirih.
Masjid dan Musholla tak jauh dari sekitar. Namun, sayup nun jauh tak lantang seperti lumrahnya, seakan-akan suara berasal diseberang desa.

صُمٌّ ۢ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَ ۙ ﴿البقرة : ۱۸﴾
shummun bukmun ‘umyun fahum. laayarji’uun

Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.
(TQS. Al-Baqarah: 18)

Sungguh kebutaan dan ketulian akan disandang pada sesiapa yang mendewa pada kesenangan dunia fana.
Kebutaan dan ketulian itu nyata adanya tatkala suara azdan dianggap iklan yang tak layak diindahkan.

Ya Allah bagaimana bisa panggilan adzan-Mu diacuhkan, sementara keberkahan-Mu diinginkan?
Ya Allah, diri ini lemah tak berdaya. Hati ini memar dan lara.
Ya Allah, ampunilah kami dan berikanlah hidayah_Mu.
Aamiin ya Mujabasailiin.

Wallahua'lam bishshawaab.[]


photo: Google Source

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Tegar di Atas Kebenaran
Next
Perbaikan Ekonomi, Rakyat Sejahtera?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram