Sedot Lemak Berujung Maut

Sedot lemak berujung maut

“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi dia melihat kepada hati-hati kalian dan amalan kalian.” (HR. Muslim)

Oleh. Muthiah Al Fath
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Meraki Literasi)

NarasiPost.Com-Berbagai macam cara dilakukan untuk menghilangkan lemak di tubuh. Mulai dari yang alami seperti olahraga dan diet hingga melalui cara instan seperti operasi sedot lemak. Terutama bagi mereka yang tidak ingin terlihat gemuk, mereka rela mengeluarkan uang banyak dan menanggung rasa sakit demi memperoleh tubuh yang ideal.

Kabar duka menghampiri dunia hiburan. Artis Nanie Darham dilaporkan meninggal dunia pada 21 Oktober lalu, sesaat setelah menjalani operasi sedot lemak di salah satu klinik di Jakarta Selatan. Kabar duka tersebut telah dikonfirmasi kuasa hukumnya, Hartono Tanuwidjaya. Ia menuturkan bahwa sejak 6 Oktober lalu Nanie sempat berkonsultasi ke klinik kecantikan. Melihat adanya kejanggalan kematian pada Nanie Darham, pihak keluarga dan kuasa hukumnya bersama-sama melaporkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Selatan atas dugaan malapraktik (22/10). (CNN Indonesia, 27/11/2023)

Diketahui, Nanie tak sadarkan diri saat operasi tengah berlangsung akibat kondisinya yang mendadak drop. Sejatinya, kisah miris dari Nanie ini patut untuk dijadikan pelajaran. Terlebih lagi, banyak kaum hawa yang rela merogoh kocek ratusan juta dan rela menjalani berbagai prosedur operasi plastik demi mendapatkan tubuh ideal. Lantas, amankah prosedur sedot lemak, mengingat beberapa orang mengalami kematian setelah dioperasi? Lebih dari itu, bagaimanakah Islam memandang hukum operasi sedot lemak tersebut?

Mengenal Operasi Sedot Lemak

Operasi sedot lemak atau liposuction seperti yang dijalani Nanie adalah prosedur operasi plastik yang efektif membuang lemak berlebih di beberapa daerah tubuh tertentu. Kebanyakan orang melakukan sedot lemak untuk memperbaiki bentuk atau kontur tubuh mereka, seperti pada area paha, pinggul, pantat, perut, lengan, leher, dan punggung.

Pengambilan lemak pada prosedur liposuction hanya pada bagian subkutan atau lemak di bawah kulit (lemak perifer), dan bukan lemak di sekeliling organ (lemak viseral). Berdasarkan beberapa sumber, operasi sedot lemak tidak dapat dilakukan pada lemak yang terdapat di bawah kulit perut karena dapat menimbulkan inflamasi, bahkan kematian. Sebab, lemak perut berfungsi menutupi usus hati dan hanya bisa dihilangkan dengan olahraga atau diet.

Menurut Dr. dr. Samuel Oetoro, M.S., Sp.GK., prosedur pengambilan lemak subkutan tidak boleh lebih dari 5 kilogram. Menurutnya, jika ada yang mengeklaim bisa menyedot lebih dari 5 kilogram, pasti itu sebuah kebohongan. Samuel menambahkan bahwa pernah ada seorang promotor tinju yang meninggal setelah melakukan sedot lemak sebanyak 15 kilogram. (liputan6.com, 12/7/2014)

Mengutip dari laman halodoc.com, prosedur sedot lemak terdiri dari 5 jenis, antara lain:

  • Tumescent liposuction. Dalam prosedurnya, dokter akan menyuntikkan larutan garam yang mengandung obat-obatan seperti epinefrin ke area lemak. Larutan tersebut berfungsi mengecilkan pembuluh darah untuk memudahkan dokter spesialis menghilangkan lemak dan meminimalisasi kehilangan darah.
  • Ultrasound-assisted liposuction (UAL). Sebelum dokter spesialis bedah mengeluarkan lemak, terlebih dahulu lemaknya dicairkan menggunakan energi ultrasonik melalui alat logam yang ditempatkan di bawah kulit.
  • Vibration amplification of sound energy at resonance (Vaser). Untuk memudahkan memecah dan menghilangkan sel-sel lemak dari tubuh, dokter spesialis bedah menggunakan alat stainless steel (kanula) dengan lekungan dan gelombang ultrasound.
  • Laser-assisted liposuction (LAL). Dalam prosedurnya, lemak dipecah dan dibuang menggunakan laser intensitas tinggi. Selama LAL, dokter akan membuat sayatan kecil di kulit, lalu memasukkan serat laser untuk mengemulsi timbunan lemak dan mengeluarkannya melalui kanula.
  • Power-assisted liposuction (PAL). Selama PAL, dokter menggunakan kanula yang menimbulkan getaran untuk memudahkan penarikan lemak padat.

Efek Samping

Spesialis bedah plastik dari Los Angeles, Amerika Serikat, Dr. Michael K. Obeng mengungkapkan bahwa pada prosedur sedot lemak ada kemungkinan terjadinya komplikasi. Risiko umum yang dimaksud bisa mancakup infeksi, seroma, hematoma (pengumpulan darah), jaringan parut, dan kerusakan saraf. Selain itu, sedot lemak juga memiliki risiko lain seperti benjolan, nyeri kronis, serangan jantung, dan lain sebagainya. Pada intinya, prosedur sedot lemak tidak bebas dari risiko. (health.detik.com, 25/11/2023)

Perlu diperhatikan, saat seseorang dipaksa untuk menghilangkan lemaknya, maka akan terjadi perubahan metabolik tubuh sehingga elektrolit tubuh menjadi tidak seimbang. Dengan demikian, liposuction tetap memiliki efek samping meskipun dilakukan oleh profesional medis sekalipun.

Untuk meminimalisasi kemungkinan komplikasi, biasanya ahli bedah akan memeriksa profil metabolisme secara lengkap, jumlah darah (trombosit, hematokrit, dan hemoglobin), profil koagulasi, EKG (pembacaan elektrokardiogram) untuk mengetahui kondisi jantung, jenis kulit, obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien, dan masih banyak lagi sebelum menjalani operasi. Artinya, seseorang harus dalam keadaan sehat agar prosedur operasi berjalan lancar.

Oleh karena itu, prosedur ini tidak dianggap sebagai metode alternatif untuk menurunkan berat badan dan bukan pula solusi mengatasi obesitas. Untuk mengurangi berat badan berlebih, metode olahraga, diet, dan prosedur bariatrik dinilai lebih efektif dibandingkan liposuction. Meskipun lemaknya telah disedot, tubuh masih bisa menumbuhkan lemak di tempat yang telah dihilangkan lemaknya. Untuk itu, menjalani gaya hidup dan pola makan sehat sangat penting untuk menghindari penumpukan lemak.

Meskipun berisiko, prosedur sedot lemak semakin populer dan menjadi pilihan bagi orang-orang yang menginginkan hasil cepat dan efektif untuk mendapatkan tubuh ramping dan proporsional. Ditambah lagi, adanya tuntutan gaya hidup yang kapitalistik, membuat pria dan wanita berbondong-bondong melakukan praktik sedot lemak. Sebab, tubuh yang ideal akan memungkinkan seseorang menyesuaikan dengan pakaian yang menarik.

Hukum Sedot Lemak

Islam sangat mendorong pemeluknya untuk berijtihad karena segala perbuatan manusia terikat dengan hukum syarak. Adapun hukum liposuction sudah banyak dikaji oleh para ulama kontemporer. Prosedur operasi apa pun yang dimaksudkan untuk sekadar mempercantik diri, maka hal tersebut diharamkan dalam hukum syarak. Sebab, secara tidak langsung, tujuan operasi dilakukan untuk mengubah ciptaan Allah Swt.

وَّلَاُ ضِلَّـنَّهُمْ وَلَاُ مَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰ مُرَنَّهُمْ فَلَيُبَـتِّكُنَّ اٰذَا نَ الْاَ نْعَا مِ وَلَاٰ مُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يَّتَّخِذِ الشَّيْطٰنَ وَلِيًّا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَا نًا مُّبِيْنًا

Artinya: “Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan aku suruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah (lalu mereka benar-benar mengubahnya). Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh dia menderita kerugian yang nyata.” (TQS. An-Nisa: 119)

Selain diharamkan karena mengubah ciptaan Allah, sedot lemak juga dilarang karena berpotensi menimbulkan bahaya. Kecuali tindakan operasi sedot lemak dilakukan untuk mengobati penyakit tertentu, seperti lymphoedema (penyumbatan sistem limfatik yang mengakibatkan pembengkakan pada lengan dan kaki) dan lipoedema (penumpukan lemak yang tidak normal di kaki, pantat, dan paha).

Bobroknya Standar Kecantikan ala Kapitalisme

Pada era ini, langsing bagi kaum hawa sudah seperti oksigen yang harus dihirup untuk membuatnya tetap semangat hidup. Keindahan fisik menjelma menjadi kewajiban yang telah terstandardisasi dalam sistem kapitalisme. Standar kecantikan yang berasal dari peradaban Barat yang bercirikan sekuler, liberal, pragmatis, dan hedonis menjelma menjadi lingkaran setan yang siap menyesatkan para muslimah.

Dunia kini berlomba-lomba berinovasi memunculkan produk dan teknologi untuk memikat kaum wanita agar terpenuhi standar kecantikannya. Pergeseran standar kecantikan yang semula dinilai dari inner beauty, berubah menjadi memuja keindahan fisiknya saja. Alhasil, klinik bedah plastik didominasi kaum perempuan yang merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya. Tanpa sadar, ketidakpuasan inilah yang menjadikan kaum perempuan sebagai sasaran utama dari produk inovasi kapitalisme.

Kapitalisme sejak awal memang memandang wanita hanya sebagai komoditas untuk meraup keuntungan. Perempuan hanya disibukkan dengan persaingan ketat dan obsesi untuk menggunakan keindahan fisiknya dalam meraup materi dan kebahagiaan dunia. Tak jarang, dalam dunia kerja, kaum perempuan dipaksa memakai pakaian ketat dan seksi untuk memamerkan lekuk tubuhnya. Banyak lowongan kerja yang hanya mengutamakan penampilan menarik daripada kecerdasan.

Standardisasi ala kapitalisme ternyata mampu memanipulasi seseorang, bahkan dapat membentuk pola pikir dan pola sikap manusia. Adanya inovasi operasi sedot lemak untuk mewujudkan tubuh ideal secara instan menjadi bukti banyaknya kaum perempuan yang merasa insecure dengan bentuk tubuhnya. Alhasil, perempuan difungsikan sebagai konsumen terbesar klinik-klinik kecantikan. Ujung-ujungnya, standardisasi kecantikan ala kapitalisme menjadi alat pendukung industri kapitalisme itu sendiri.

Sangat memilukan, saat kita mendengar artis cantik Nanie Darham yang meninggalkan dua anak kecil berusia 3 tahun dan seorang bayi berusia 2 bulan. Seorang ibu yang baru saja melahirkan, berakhir tewas sesaat setelah operasi sedot lemak. Mengapa pihak klinik kecantikan tidak menolak ketika tahu bahwa kondisi tubuh Nanie belum stabil karena belum lama melahirkan? Dan mengapa seorang ibu begitu merisaukan lemak di tubuhnya? Semua ini menjadi bukti hancurnya peradaban kapitalisme yang berhasil menggerus peran ibu, bahkan dokter-dokter di dunia. Semua orang hanya terfokus memenuhi nafsu mengumpulkan materi dan keindahan fisik, tanpa memedulikan lagi dampak negatifnya.

Kecantikan Hakiki

Operasi sedot lemak merupakan praktik kedokteran modern yang belum didapati pada masa kekhilafahan. Liposuction dengan tujuan mempercantik diri hanya kita dapatkan pada masa kapitalisme. Sebab kapitalisme memandang kecantikan wanita hanya berorientasi pada fisik. Sebaliknya, Islam memandang kecantikan dan keindahan wanita dengan sangat mulia, tanpa berorientasi pada fisik semata. Sebab tubuh atau fisik adalah anugerah dari Allah Swt. yang harus disyukuri.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi dia melihat kepada hati-hati kalian dan amalan kalian.” (HR. Muslim)

Allah tidak akan menghisab atau mengadili manusia tentang kondisi fisiknya. Mengapa kulitnya gelap, rambutnya keriting, postur tubuhnya gemuk dan pendek, semua tidak memengaruhi kemuliaan wanita di hadapan Allah Swt. Oleh karena itu, seorang muslimah yang cerdas tidak akan terlalu memusingkan masalah fisik. Muslimah yang cerdas hanya fokus pada perkara-perkara yang dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.

Begitulah Islam memandang kecantikan, tidak heran jika pada era kegemilangan Islam, banyak kita dapati deretan nama-nama muslimah yang bersinar dalam iman, takwa, dan kecerdasannya. Seperti Maryam Al-Asturlabi penemu sistem awal GPS, Fatimah Al-Fihri pendiri Universitas Al-Qarawiyyin atau universitas tertua di dunia, Rufaida Al-Aslamia menjadi seorang perawat sekaligus dokter bedah muslim pertama, dan Assyifa binti Al-Harits yang merupakan cendekiawan dan guru wanita pertama di masa Rasulullah saw. Semua ini membuktikan bahwa pada masa kegemilangan Islam, kaum perempuan tidak memfokuskan diri pada materi dan keindahan fisik, lebih dari itu, mereka menjadi tonggak peradaban yang mampu mencetak generasi-generasi pejuang.

Khatimah

Miris, wanita yang seharusnya menyibukkan diri untuk meningkatkan ketakwaan dan keilmuannya justru disibukkan dan dieksploitasi untuk memenuhi standar kecantikan ala kapitalisme. Wahai muslimah, jangan risaukan jika fisikmu tidak memenuhi standar kecantikan zaman ini. Raihlah kecantikan hakiki dengan syukur dan ketaatan total kepada Allah Swt. Semua dapat diraih melalui jalan iman dan takwa sehingga hidup, tenaga, waktu, harta, dan pikiran digunakan untuk berjuang meraih rida Allah. Jangan sia-siakan harta dan waktu untuk meraih rida manusia, apalagi hanya untuk memuaskan nafsu yang menyesatkan dan membawa penyesalan. Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Muthiah Al Fath Salah satu Penulis Tim Inti NarasiPost.Com. Pemenang Challenge NP dengan reward Laptop 256 GB, penulis solo Meraki Literasi dan puluhan buku antologi NarasiPost.Com
Previous
Risalah Melepaskan Ikatan
Next
Mengikatkan Diri dalam Dakwah
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

14 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
11 months ago

Cara pandang kapitalis tentang standar kecantikan memang telah menjerat kaum wanita untuk mengikuti cara pandang tersebut. Ngeri ya, kalau harus mengikuti standar kecantikan kapitalis, jadinya segala cara ditempuh.

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Sartinah
11 months ago

Ngeri banget...Mahal dan menyakitkan, padahal kalau mati juga semua sia-sia yaa

Rina
Rina
11 months ago

Dan standardisasi kecantikan ala kapitalisme sesungguhnya adalah jebakan bagi kaum wanita

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Rina
11 months ago

Iyaa Mba

Rina
Rina
11 months ago

Standar kecantikan ala Kapitalisme lebih banyak Mudharat nya,maka tidak salah jika ingin cantik maka harus sesuai syariat Islam,indah dan sederhana serta tidak berorientasi pada fisik karena pada hakikatnya kemuliaan dan kehormatan wanita di dalam Islam tidak diukur dengan ukuran fisik dan kecantikannya akan tetapi keimanan dan ketakwaannya dan Allah pun tidak akan bertanya atau menilai tentang bentuk fisik atau tubuh kita melainkan hati dan amalan kita yang kelak akan dihisab dan diminta pertanggungjawaban.

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Rina
11 months ago

MasyaaAllah, benar banget Mbaku...

Deena
Deena
11 months ago

Standar kecantikan ala kapitalisme memang menyakitkan..
Memang yg paling benar adalah dengan Islam..

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Deena
11 months ago

Benar Mba.. Sebab Islam memfokuskan rida Allah, bukan rida manusia.

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
11 months ago

Ya Rob. Mengerikan sekali sedot lemak ini. Ternyata tak sesederhana menyedot es dengan sedotan. Apa yang mereka pikirkan. Hanya untuk predikat cantik versi pandangan kapitalisme, sedot lemak yang berisiko nyawa dan memiliki efek samping dijalani. Naudzubillah

Dia dwi arista
Dia dwi arista
Reply to  Afiyah Rasyad
11 months ago

Bersyukur yg makan banyak tp tetap langsing. Wkwkwk

Rosmita
Rosmita
Reply to  Dia dwi arista
11 months ago

Jadi ga pusing mikirin lemak di badan ya, krn masih banyak yg lebih penting termasuk mikirin masalah umat.

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Rosmita
11 months ago

iya, gak sempat mikirin fisik, yang penting sudah mandi dan bersih saja Mba.. Sudah disibukkan dengan agenda dakwah dan nulis. Alhamdulillah

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Dia dwi arista
11 months ago

Tos Mba.. Alhamdulillah,, biar makan banyak tetap kuyus. hehe, yah meskipun sering dihujat..

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Afiyah Rasyad
11 months ago

Iya Mba, padahal efek sampingnya begitu mengerikan...

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram