Tertawa dalam Perspektif Medis dan Islam

Tertawa

Tertawa memang tak dilarang, namun tetap ada batasannya. Terlalu banyak tertawa juga dapat menghilangkan kewibawaan seseorang. Maka tertawalah dengan bijak.

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Anda penggemar komedi? Karena dengan melihat komedi, Anda akan mudah tertawa lepas. Ketika tertawa, Anda merasa beban Anda terangkat dan lebih rileks? Tertawa adalah reaksi alami manusia. Ketika manusia mendapati hal-hal yang menyenangkan atau hal-hal yang dirasa lucu, secara otomatis ia akan tertawa. Akan tetapi, tak jarang dalam keadaan sedih pun manusia mengekspresikannya dengan tertawa.

Tertawa, meski sering dianggap sepele, namun kenyataannya dapat mencegah kita dari rasa stres, lo. Seperti yang dilaporkan oleh laman Mayo Clinic, pada Ahad (26-5-2024), tertawa lepas dapat membawa para perasaan baik dan santai, karena saat itu detak jantung serta tekanan darah meningkat lalu menurun, sehingga memicu pendinginan respons stres.

Apa saja manfaat tertawa bagi tubuh manusia? Meski ia tidak bisa menyembuhkan penyakit, tetapi banyak data yang menunjukkan dampak positif karena aktivitas tertawa. Dilansir dari Laman alodokter.com, berikut beberapa manfaat tertawa bagi tubuh kita,

  1. Tak hanya mencegah dan menjauhkan kita dari stres, ternyata tertawa juga dapat merangsang sirkulasi dan membantu relaksasi otot, yang dapat meringankan beban mental serta dapat merangsang banyak organ tubuh. Efeknya bagi tubuh sendiri dapat meningkatkan asupan udara yang kaya oksigen, menstimulasi jantung, paru-paru, dan otot, serta meningkatkan endorfin yaitu hormon yang mampu memunculkan rasa senang, nyaman, juga berenergi, yang dilepaskan oleh otak. Bahkan, ia dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh, karena pikiran positif dapat melepaskan neuropeptida untuk melawan stres dan penyakit yang berpotensi lebih serius.
  2. Selain itu, tertawa dapat meringankan rasa sakit, karena dapat merangsang tubuh memproduksi obat penghilang rasa sakit alami, memudahkan hati dalam menghadapi kondisi sulit, serta mudah terhubung dengan orang lain. Ia juga dapat meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi depresi dan gangguan kecemasan yang sering menjadi penyebab insomnia. Ini terjadi karena saat tertawa, beban pikiran sedikit terangkat dan perasaan pun cenderung positif dan senang. Bagaimana bisa? Ternyata saat itu, kadar hormon stres, seperti kortisol, epinefrin (adrenalin), dan dopamin, berkurang. Karena itulah, di tertawa dijadikan salah satu cara memperbaiki kualitas hidup.
  3. Tak cukup di situ, tertawa ternyata dapat mengurangi risiko serangan jantung. Sebuah penelitian menyatakan bahwa ia dianggap sebagai salah satu bentuk latihan aerobik dalam rangka menjaga agar jantung tetap sehat. Tertawa dapat mengurangi peradangan dan penyumbatan pada pembuluh darah. Selain itu, tertawa juga meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam tubuh dan mengurangi rasa nyeri dikarenakan kanker.
  4. Tertawa juga dapat mengurangi rasa sepi. Saat berkumpul atau bertemu orang baru, kita akan tampak lebih menarik dan ramah dengan senyum dan tawa yang kita tampilkan. Dengan demikian, aura positif akan terpancar dari diri kita sehingga membuat orang-orang tertarik untuk menyapa dan memulai percakapan dengan kita, teman baru pun akan mudah didapat.

Tertawa dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, tertawa itu hukumnya mubah atau boleh, asal tidak berlebihan, terus-menerus, dan pada hal yang diharamkan. Karena ia bagaikan garam dalam kehidupan, diperlukan sebagai penambah rasa, namun jika berlebihan pun masakan akan terasa pahit. Sebagai manusia, kita membutuhkan tawa dan senyuman dalam menjalani kesibukan sehari-hari yang kadang terasa membosankan. Rasulullah, sebagai teladan terbaik kita pun kadang tersenyum juga tertawa, bahkan beliau juga bercanda dengan anak-anak kecil juga para sahabatnya.

Di dalam kitab Mukhtashar Syamaa-il dan Ash-Shahiihah no. 2987, ada sebuah hadis menggambarkan candaan Rasulullah dengan seorang nenek tua. Beliau mengatakan bahwa di surga kelak tak akan ada nenek-nenek. Tak disangka nenek-nenek itu pun pergi dengan bersedih hati, sehingga beliau pun segera memanggilnya dan menjelaskan candaan beliau dengan sebuah hadis berikut,

Diriwayatkan dari Al-Hasan cucu Rasulullah dia berkata, “Seorang nenek mendatangi Nabi saw. Nenek itu berkata, ‘Ya Rasulullah! Doakanlah aku agar Allah memasukkanku ke dalam surga!’ Rasulullah menjawab, ‘Wahai Ibu si Fulan! Sesungguhnya surga tidak dimasuki oleh nenek-nenek.’ Nenek tua itu pun pergi dengan sedih sambil menangis. Beliau pun mengatakan, ‘Beritakanlah kepadanya bahwa wanita tersebut tidak akan masuk surga dalam keadaan tua. Sesungguhnya Allah berfirman dalam surah Al-Waqi'ah ayat (35) "Sesungguhnya kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung. (36) Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. (37) Penuh cinta lagi sebaya umurnya.”

Mengapa dalam Islam tertawa ada aturannya?

Meski boleh, tertawa ternyata ada aturannya di dalam Islam. Islam melarang kita terlalu banyak tertawa, karena akan mengeraskan hati bahkan dapat mematikan hati. Karena apabila hati mulai keras atau bahkan mati, akan sangat sulit untuk menerima kebenaran dan nasihat, ia akan susah tersentuh kebaikan dan kelembutan. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis riwayat Imam At-Tirmidzi 2/50,

“Dan janganlah kalian terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati.”

Terlalu banyak tertawa juga dapat menghilangkan kewibawaan seseorang. Khalifah Umar pun pernah mengingatkan dalam sebuah atsar yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi bahwa,

"Siapa saja yang banyak tertawa, maka wibawanya akan jatuh. Dan siapa saja yang banyak bercanda, maka derajatnya akan rendah.”

Dikatakan bahwa kehidupan ini hanya sementara, dunia ini adalah tempat untuk mencari bekal kembali ke kampung halaman di akhirat yang kekal abadi. Kehidupan dunia ini laksana ladang tempat manusia bercocok tanam yang nanti akan ia panen di kehidupan setelah dunia ini, yaitu akhirat. Sehingga dunia ini semestinya bukan untuk disikapi dengan bercanda dan tertawa terus-menerus. Seorang petani tidak akan mendapatkan hasil maksimal jika terus-terusan tertawa dan bercanda, bukan? Sementara, jika kita mau memikirkan dengan serius nasib kita kelak di akhirat, yang masih belum pasti apakah akan bahagia dengan masuk surga, ataukah sengsara karena masuk neraka, tentu kita akan memperbanyak menangis dibanding banyak tertawa.

https://narasipost.com/medical/05/2024/resep-sehat-di-balik-tawa/

Dalam hadis riwayat Imam Muslim, no. 2359, dari Anas bin Malik berkata Rasulullah bersabda,

"Telah ditampakkan kepadaku surga dan neraka, sungguh aku tidak melihat suatu kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, maka kalian benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Anas bin Malik mengatakan, “Tidaklah ada satu hari pun bagi para sahabat yang lebih berat selain hari itu. Pada hari itu, mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.”

Khatimah

Jika dikatakan banyak tertawa tanda bahagia, maka sesungguhnya kebahagiaan sejati itu bukanlah dengan banyak tertawa dan bercanda, tetapi kebahagiaan sejati adalah hati yang tenang dan tenteram karena ketaatan kita kepada Allah. Betapa banyak manusia teperdaya, sibuk mencari kebahagiaan dengan mengoleksi dan menonton berbagai film juga video komedi, mendatangi tempat-tempat hiburan, menonton konser musik yang melenakan, serta sibuk merancang gurauan dan lawakan. Tujuannya hanya ingin bahagia dan menghilangkan stres karena tekanan hidup, maka sungguh ia telah tertipu. Tertawa memang tak dilarang, namun tetap ada batasannya. Maka tertawalah dengan bijak.

Wallahu a'lam bishshawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Istri, Hormatilah Suamimu!
Next
Jagalah Salatmu, Nak!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
5 months ago

Betapa sempurnanya Islam yang mengatur segala urusan termasuk tertawa. Di satu sisi, orang dianjurkan tertawa karena berdampak baik bagi kesehatan, tetapi di sisi lain, tertawa tidak boleh berlebihan karena bisa mematikan hati.

Barakallah mbak

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
5 months ago

Mencerahkan sekali, tersenyum, tertawa, seperlunya masyaAllah. Barakallah.

Novianti
Novianti
5 months ago

Sekarang manusia berlebihan dalam tertawa karena banyaknya hiburan tontonan yang melalaikan. Padahal Rasuljullah dan para sahabat adalah manusia yang sering menangis karena memikirkan akhirat.

Mahganipatra
Mahganipatra
5 months ago

MasyaAllah.... tanda² kebahagian seorang muslim sejati, bukan terletak pada banyaknya kita tertawa. Namun, pada ketaatannya kepada Allah sang pemilik dunia dan isinya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram