Hipertensi, Penyakit Sejuta Umat

Hipertensi Penyakit Sejuta Umat

Jika penyakit hipertensi ini tidak diobati, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan, dan komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hipertensi adalah penyakit yang paling banyak di derita orang saat ini. Tidak salah jika banyak yang menyebut hipertensi adalah penyakit sejuta umat. Karena menurut data terbaru, penyakit ini menduduki peringkat kedua di Indonesia, dari deretan sepuluh besar penyakit yang banyak diderita.

Hipertensi juga disebut dengan penyakit tekanan darah tinggi. Penyakit hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring dengan waktu jika penyakit ini tidak diobati, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan, dan komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.

Hipertensi atau darah tinggi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas normal. Pada kondisi normal, tekanan darah orang dewasa adalah 120/80 mmHG. Artinya tekanan darah sistoliknya adalah 120 mmHG dan diastoliknya 80 mmHG.

Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah yang menandakan tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi, untuk memompa darah keluar dari jantung. Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan darah saat jantung berelaksasi dan menyedot darah ke dalam jantung lagi. Seorang pasien dikategorikan masuk ke dalam hipertensi ketika tekanan darahnya di atas 130/80 mmHG, dan dianggap parah jika tekanan darah di atas 180/120 mmHG.

Tekanan darah tinggi yang terjadi terus-menerus dapat membuat jantung bekerja lebih keras, untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika ini terjadi dalam waktu lama, bisa membuat jantung membesar, merusak pembuluh darah, dan membuat ginjal tidak bisa bekerja dengan baik. Sehingga pada akhirnya ginjal akan mengalami kerusakan.

Oleh karena itu hipertensi perlu segera ditangani. Bahkan setelah tekanan darah kembali normal pun perlu terus dilakukan pemantauan, dan penggunaan obat rutin. Karena orang yang hipertensi perlu selalu menjaga tekanan darahnya agar bisa terkontrol.

Gejala Hipertensi

Selain penyakit sejuta umat, hipertensi dikenal dengan istilah the silent killer atau penyakit yang membunuh secara diam-diam. Hal ini karena sering kali hipertensi tidak menimbulkan gejala atau tidak disadari oleh si penderita. Sampai tekanan darah tersebut sudah menjadi sangat tinggi, dan menimbulkan komplikasi. Kondisi ini dinamakan krisis hipertensi, yaitu tekanan darah yang sudah mencapai 180/120 mmHG atau lebih. Sehingga timbullah gejala-gejala seperti mual dan muntah, sakit kepala, mimisan, nyeri dada, gangguan penglihatan, telinga berdenging, dan sakit pada bagian tengkuk leher belakang.

Pada kondisi yang parah juga bisa menimbulkan detak jantung yang tidak beraturan, bahkan bisa menimbulkan pecahnya pembuluh darah. Selain itu gejala-gejala lain akan muncul ketika tekanan darah sangat tinggi, di antaranya sesak nafas, nyeri dada, susah untuk mengucapkan kata (berbicara), sakit kepala yang hebat, lemas, mati rasa dan gangguan penglihatan, bahkan stroke.

Penyebab Hipertensi

Penyebab terjadinya hipertensi bisa bermacam-macam. Berdasarkan penyebabnya hipertensi bisa digolongkan menjadi dua yaitu:

Pertama, hipertensi primer yakni jenis darah tinggi yang penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Biasanya berkembang perlahan dalam waktu bertahun-tahun. Hipertensi ini jenis penyakit tekanan darah tinggi yang paling sering ditemukan.

Kedua, hipertensi sekunder adalah jenis tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh berbagai kondisi atau penyakit tertentu lainnya. Hal ini bisa terjadi secara mendadak termasuk pada anak-anak. Hipertensi sekunder biasanya ditemukan pada orang yang mengidap penyakit ginjal, penyakit jantung bawaan, kelainan pada pembuluh darah, dan penyalahgunaan obat-obat tertentu, seperti kecanduan alkohol, dan beberapa penggunaan obat yang memicu tekanan darah menjadi tinggi di antaranya adalah pil KB.

https://narasipost.com/medical/06/2024/waspada-ancaman-hipertensi-terhadap-anak/

Orang yang mudah emosi, mudah marah, mudah stres, punya kecenderungan lebih besar untuk terkena hipertensi. Demikian juga hipertensi sering ditemukan pada orang yang punya rasa takut berlebih. Terkadang juga pada saat orang menjalani tes kesehatan. Hipertensi ini hanya terjadi saat pemeriksaan di klinik atau rumah sakit oleh tenaga kesehatan dan akan normal kembali ketika sudah di rumah.

Pihak yang Berisiko Hipertensi

Penyakit ini wajar jika dikatakan penyakit sejuta umat, karena seringnya banyak orang tanpa sadar mengalami gejala ini. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko orang mengalami tekanan darah tinggi di antaranya:

  1. Orang tua berusia di atas 56 sampai 65 tahun.
  2. Jarang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik.
  3. Sedang hamil.
  4. Mempunyai riwayat keluarga yang juga menderita darah tinggi.
  5. Orang yang obesitas, diabetes, atau gagal ginjal.
  6. Kebanyakan penderita darah tinggi berkaitan erat dengan konsumsi makanan. Makanan yang tinggi garam dalam jumlah banyak bisa menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.
  7. Gaya hidup yang tidak sehat. Di antaranya merokok, minum minuman yang beralkohol, sering begadang, stres dan banyak pikiran, pendendam, gampang sakit hati, dan penyakit hati lainnya.

Pengobatan

Untuk melakukan pengobatan terhadap hipertensi maka akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan kondisi kesehatan pasien. Pengobatan hipertensi terdiri dari dua, yaitu pemberian obat-obatan dan perbaikan gaya hidup.

Pemberian obat-obatan bagi penderita hipertensi berfungsi untuk mengontrol tekanan darahnya, dan harus dikontrol berdasarkan pertimbangan dari dokter. Obat hipertensi pada umumnya dikonsumsi seumur hidup, dengan dosis yang secara berkala akan diturunkan atau dinaikkan sesuai dengan kondisi pasien. Sehingga upaya yang perlu dilakukan supaya hipertensi terkontrol dengan baik dan tidak menyebabkan komplikasi adalah dengan rutin ke dokter, agar efektivitas pengobatan bisa dipantau. Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan berupa antagonis kalsium seperti amlodipin dan -nevidivine, penghambat renin, penghambat Alfa seperti reserpin dan lain sebagainya. Di mana fungsi obat tersebut adalah sebagai penurun tekanan darah.

Yang perlu menjadi catatan adalah penderita hipertensi ketika mengonsumsi obat-obatan harus di bawah pengawasan dokter. Sehingga diperlukan kontrol yang rutin, agar hipertensi tidak berkembang menjadi penyakit komplikasi.

Pencegahan

Mencegah lebih baik dari mengobati. Karena dari faktor biaya mencegah jauh lebih murah dan mudah. Pencegahan penyakit hipertensi adalah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini di antaranya adalah:

  1. Berolahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari.
  2. Menjaga berat badan agar tetap ideal.
  3. Beristirahat dan tidur yang cukup.
  4. Mengelola pikiran dan hati dengan baik, agar tidak stres.
  5. Mengonsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat. Sebagaimana serat yang terdapat dalam buah dan sayur.
  6. Membatasi jumlah garam dalam makanan yaitu tidak lebih dari satu sendok teh per hari.
  7. Menghindari atau membatasi konsumsi minuman yang mengandung alkohol, pemanis buatan, minuman berkafein, dan tidak merokok.
  8. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin secara berkala ke puskesmas terdekat.

Cegah Hipertensi dengan Zikir

Selain bisa dicegah dengan gaya hidup sehat dan beberapa alternatif lainnya, nyatanya hipertensi bisa dicegah dengan zikir. Karena secara penelitian medis, hipertensi dipengaruhi oleh dua variabel yaitu curah jantung dan tahapan pembuluh darah. Variabel ini saling berpengaruh satu dengan yang lain. Bila jantung berkontraksi terlalu besar bisa meningkatkan curah jantung, sehingga pembuluh darah akan menebal. Maka dari itu, kontraksi jantung harus normal agar pembuluh darah tidak meledak karena aliran darah yang meningkat tersebut, begitu pun sebaliknya.

Orang yang mudah stres atau mudah marah tekanan darahnya berpotensi naik. Hal ini tentu disebabkan oleh kondisi kejiwaannya, maka sinyal stres itu akan menggiatkan jalur HPA (hipotalamus-tripitulari-adrenal) atau kelenjar hormonal yang bisa meningkatkan hormon kortisol di dalam tubuh. Hormon inilah yang memicu meningkatnya curah jantung dan penebalan pembuluh darah. Sehingga stres yang berasal dari kondisi kejiwaan dapat menyebabkan penyakit hipertensi. Kondisi jantung yang berdebar karena marah, atau deg-degan karena stres, merupakan cakupan dari sistem saraf dan sistem hormonal.

Maka saat ini ada satu terapi untuk mendapatkan hati yang tenang atau yang disebut dengan positive thinking, ini bisa menurunkan darah tinggi. Karena hati yang tenang dan selalu berpikir positif ternyata dapat merangsang otak untuk mengeluarkan hormon yang disebut sistem opioid endogen atau sistem penenang dalam tubuh. Sistem ini memiliki berbagai efek, salah satunya efek pada sistem saraf otonom simpatetik yang berdampak pada penurunan curah jantung. Sehingga jantung berdetak lebih tenteram.

Untuk mendapatkan pikiran tenteram tersebut salah satunya adalah dengan mengingat Allah Swt. atau Dzikrullah yang dilakukan dengan hati dan kepasrahan yang total kepada Sang Pemilik Jiwa. Pikiran positif yang dihasilkan dengan dzikrullah akan menghambat jalur HPA, sehingga kadar kortisol dalam darah pun akan turun. Tentunya ini bisa berdampak pula pada turunnya tekanan darah.

Terapi ini sangat efektif untuk mendapatkan hati yang tenang, atau kondisi positive thinking. Karena dengan senantiasa mengingat Allah akan membuat hati lebih bahagia, nyaman, ikhlas, dan pasrah. Bahkan Allah Swt. juga telah berfirman dalam surah Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya, “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingat hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Bila stres dapat menyebabkan hipertensi, maka hati yang tenteram (akibat dzikrullah) tentu akan menenangkan hati dan darah tinggi pun akan pergi. Wallahu’alam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
Hemoroid Datang, Jangan Abaikan!
Next
Kecurangan dalam Zonasi Pendidikan
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
4 months ago

Zaman now, hipertensi memang tidak hanya bisa menimpa orang dewasa dan lanjut usia. Anak muda pun bisa terkena karena beberapa penyebab yang dijelaskan dalam tulisan di atas.

Zul wijaya
Zul wijaya
4 months ago

Tulisan yang mencerahkan. Zikir solusi terbaik.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
4 months ago

Alhamdulillah , terimakasih
Tulisannya sudah ditayangkan

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram