Menguap dalam Kacamata Medis dan Islam

"Apabila seseorang menguap, hendaklah dia meletakkan tangannya pada mulutnya, karena sesungguhnya setan akan masuk melalui mulut yang terbuka." (HR. Muslim no. 2995)

Oleh. Andrea Ausie
(Pemred NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hmm.. kamu suka menguap, kan?
Saya juga suka menguap. Banyak orang berasumsi kalau kita menguap tandanya tubuh kita lelah dan harus istirahat. Orang juga bilang kalau banyak menguap tandanya perut kekenyangan. Apa pun itu pendapatnya, yuk kita uraikan bersama dalam tema Menguap dalam Kacamata Medis dan Islam. Tapi ingat, harus baca dan pahami dengan teliti, karena akan ada kontradiksinya dari segi medis dan Islam. Mari kita tinjau dari segi Islam dulu, ya.

Menguap Ditinjau dari Kacamata Islam

Tahu enggak, kalau menguap dan bersin itu secara tidak langsung memiliki kaitan antara satu dengan yang lainnya. Rasulullah saw. pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt. menyukai bersin dan membenci menguap. Maka apabila seseorang bersin, hendaklah dia memuji Allah Swt. dengan mengucapkan 'alhamdulillah' dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mendengar saudaranya bersin untuk mendoakannya. Adapun menguap, maka ia tidak lain berasal dari setan. Tahanlah ia semampu mungkin dan apabila seseorang menguap berbunyi 'haaa,' maka tertawalah setan." (HR. Al-Bukhari no.6223)

Menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam (sebanyak-banyaknya) melalui mulut. Padahal kita tahu sendiri bahwa mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung.

Menguap merupakan gejala yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang itu membutuhkan oksigen dan nutrisi, karena organ pernapasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Biasanya nih, terjadi ketika kita sedang pusing, mengantuk, lesu, atau orang-orang yang sedang menghadapi kematian.

Nah, di saat kita sedang menguap dan mulut dalam keadaan terbuka, maka dikhawatirkan berbagai jenis mikroba dan debu atau larva bisa masuk bersamaan dengan udara yang diisap melalui mulut saat menguap.

Karena itulah datang petunjuk nabawi agar kita melawan menguap semampu kita, ataupun menutup mulut dengan tangan kanan atau punggung tangan kiri. Ada nih dalilnya.

Dari Abu Said Al-Khudri r.a dikatakan bahwa telah bersabda Rasulullah saw. yang artinya: "Apabila seseorang menguap, hendaklah dia meletakkan tangannya pada mulutnya, karena sesungguhnya setan akan masuk melalui mulut yang terbuka." (HR. Muslim no. 2995)

Menurut Mohammad bin Ismail as-Shan'ani di dalam bukunya Subulus Salaam mengatakan "Menguap dikatakan termasuk perbuatan setan karena dia keluar dari akibat kekenyangan atau kemalasan, dan kedua perbuatan itu termasuk perkara-perkara yang disukai setan."

Waduh, gimana dong kalau kita sudah benar-benar enggak kuat menahan rasa untuk menguap? Hmm… gampang solusinya. Islam mengajarkan adab dalam menguap. Mau tahu kelanjutannya?

Adab Menguap

Berdasarkan hadis di atas tentang menguap, bisa dipahami bahwa menguap adalah sesuatu yang berasal dari setan. Jika dibandingkan dengan bersin, menguap adalah sesuatu yang tidak disukai oleh Allah Swt. Hal ini dikarenakan menguap sebagai isyarat pemikiran lalai dan tumpul yang dibuai perasaan mengantuk.

Padahal, seorang muslim hendaklah senantiasa cergas, tajam, dan peka. Dia akan mengantuk apabila waktunya tidur. Oleh karena itulah, Imam Ibn Hajar Al Asqalani (852 H) dalam kitabnya Fath al-Bari jilid 10 ms. 628 mengemukakan sebuah riwayat dari para sahabat yang menerangkan bahwa mereka tidak pernah melihat Rasulullah saw. menguap sama sekali.

Akan tetapi, jika kita benar-benar terpaksa menguap maka harus diperhatikan adab menguap, yaitu:

  1. Jangan mengeluarkan sembarang bunyi, seperti bunyi haa, uhhh, atau sebagainya. Bunyi seperti itu sangat disukai setan, sehingga mereka tertawa kepada orang yang menguap dengan mengeluarkan bunyi seperti itu.

Mau tahu dalilnya? Nih, ada beberapa dalilnya.

a. "Menguap adalah dari setan. Maka apabila seseorang menguap, tahanlah semampu mungkin, karena sesungguhnya apabila seseorang dari kalian menguap sambil berbunyi "haaa" maka tertawalah setan." (HR. Bukhari no. 3289)

b. Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah suka kepada orang-orang yang bersin dan membenci orang-orang yang menguap. Apabila seseorang di antaramu menguap, jangan sampai berbunyi karena yang demikian daripada setan yang mentertawakanmu." (HR. Imam Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi)

c. Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt. membenci siapa saja yang mengangkat suara ketika menguap." (HR. Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi)

  1. Adab kedua, jika terpaksa harus menguap adalah dengan menutup mulut dan tangan. Jangan membiarkan mulut ternganga. Rasulullah saw. bersabda: "Jika seseorang di antara kalian menguap, maka tutuplah mulut dengan tangannya, karena sesungguhnya setan masuk melalui mulut terbuka." (HR. Muslim no. 2995)
  2. Mengucapkan astagfirullah selepas menguap.

Itu dulu tinjauan menguap dari kacamata Islam. Selanjutnya, kita akan bahas menguap dari kacamata medis.

Menguap Ditinjau dari Kacamata Medis

Dari kacamata medis, menguap ternyata menyimpan banyak rahasia yang masih perlu diteliti dan diungkap. Dalam beberapa tahun terakhir ini, menguap telah dipercaya mampu mengurangi kecemasan dan ketegangan secara efektif.

Menguap merupakan mekanisme untuk kewaspadaan yang dimulai pada janin usia 20 minggu sejak pembuahan. Menguap juga membantu mengatur irama sirkadian (perputaran waktu 24 jam) bayi yang baru lahir dan mengatur proses bangun tidur. Hal ini dikarenakan ritme sirkadian yang tidak sinkron saat siklus tidur terganggu, maka menguap membantu reset otak mengatur rasa kantuk. Menguap juga bisa mencegah efek jetlag dan mengurangi rasa ketidaknyamanan atas ketinggian.

Selain mengaktifkan precuneus, menguap juga mengatur suhu dan metabolisme otak. Dibutuhkan banyak energi saraf untuk tetap sadar dan waspada, saat bekerja otak menjadi kurang efisien. Menguap mungkin sebagai cara untuk mendinginkan otak yang terlalu aktif, terutama daerah lobus frontal (otak besar) yang sering dianggap bentuk primitif empati.

Penelitian pada scan otak menunjukkan bahwa menguap mampu membangkitkan aktivitas neural pada bagian otak yang berfungsi menghasilkan kesadaran sosial dan menciptakan rasa empati. Bagian otak itulah yang disebut sebagai precuneus dan tersembunyi dalam lipatan lobus parietalis yang berfungsi sentral dalam kesadaran, refleksi diri, dan pengambilan memori.

Menurut Andrew Newberg, Direktur Penn's Center for Spirituality and The Mind, menguap harus diintegrasikan ke dalam latihan dan program pengurangan stres, kognitif, dan latihan peningkatan memori, psikoterapi, dan kontemplatif spritual. Karena precuneus berkaitan dengan sistem neuron di otak, maka menguap bisa membantu meningkatkan kesadaran sosial, belas kasihan, dan komunikasi efektif dengan orang lain.

Joan Liebmann Smith Ph.D. dan Jacqueline Nardi Egan yang dikutip dari tulisannya Body Sign, How to Be Your Own Diagnostic Detective mengatakan bahwa orang menguap untuk berbagai alasan dan tidak selalu berarti mengantuk. Menurutnya, menguap dapat membantu memasukkan oksigen ke otak di saat otak sedang menurun konsentrasinya. Menguap juga membantu suhu tubuh di mana terjadi proses menaikkan tekanan darah dan laju jantung.

Ada beberapa ciri orang yang sering menguap, lho, di antaranya:

  1. Penderita Multiple Sclerosis dan Amyotropic Lateral Sclerosis (ASL)
  2. Orang yang memiliki tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah membuat kurangnya darah yang dipompa dari jantung sehingga pasokan oksigen dalam darah untuk jantung dan otak sangat sedikit, sehingga menyebabkan menguap, pusing, lelah, dan penglihatan kabur. (Persis deh seperti penulisnya ini, hehehe)
  3. Menguap juga akibat reaksi terapi radiasi untuk kanker serta pengobatan penyakit Parkinson.

Tahu enggak, beberapa antidepresan seperti paroxetine (paxil) dan setraline (zoloft) bisa menyebabkan menguap berlebihan. Asetilkolin, nitrat oksida, glutamat, serotonin, hormon seksual, opium derivate peptida adalah zat kimia saraf dan molekul yang terlibat dalam menguap. Yang menarik, justru penderita skizofrenia (kelainan saraf) adalah orang yang jarang menguap.(Heran, kan? Tapi itulah kenyataannya!)

Hikmah

Dari segi agama Islam, menguap tidak dianjurkan. Jika pun terpaksa harus menguap, maka harus mengikuti adab dalam menguap.

Sementara dari segi medis, menguap sangat dianjurkan untuk menjaga otak sehat secara optimal. Ada benarnya jika menguap berlebihan dapat menjadi tanda bahwa terjadi kelainan neurologis, seperti migrain, multiple sclerosis, strok, atau reaksi obat. Namun, dari segi medis menduga bahwa menguap akibat otak berupaya menghilangkan gejala dengan menyesuaikan fungsi saraf.

Tapi ingat, lho… Bila bayi menguap berkali-kali padahal dia tidak sedang mengantuk, maka wajib diwaspadai. Bukan tidak mungkin bayi terkena sindrom keracunan obat-obatan dari ibunya yang pernah kecanduan narkoba.

Penggunaan obat-obatan secara terus-menerus selama kehamilan berdampak pada janin yang dikandung si ibu, khususnya sistem saraf dan otak janin. Bukan tidak mungkin janin akan tumbuh menjadi anak yang mengalami perkembangan otak yang lambat atau idiot, bahkan cacat tubuh.

Nah, itu dulu pembahasan tentang menguap ditinjau dari segi medis dan agama Islam. Silakan para sahabat cerna dengan baik sehubungan ada beberapa hal yang bertolak belakang. Semuanya saya serahkan kepada para sahabat. Sampai jumpa pada edisi-edisi lainnya yang mengulas sesuatu dari kacamata medis dan Islam.

Sydney, 11 Mei 2022[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Andrea Aussie (Pemred NarasiPost.Com
Andrea Aussie Pemred NarasiPost.Com
Previous
Bojonegoro, Kota Jati yang Kaya Minyak
Next
Mentalitas Sepilis Mewarnai Generasi di Bekasi?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Witta Saptarini
Witta Saptarini
2 years ago

Masya Allah gaya bahasanya santai, keren dan padat ilmu. Enak bacanya. Btw Mom produktif nih, duh jd malu blm kirim naskah lagi, kemarin sempat nulis namun terbengkalai krn sst hal... hihihi ☺️

Ita Mumtaz
Ita Mumtaz
2 years ago

Masya Allah, terkuaklah rahasia dibalik menguap. Haha, penulisnya ternyata suka meguap juga

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram