Daging kepiting kenari berbeda dengan jenis kepiting lainnya. Daging ketam kenari lebih tebal dan manis, dibandingkan daging kepiting pada umumnya.
Oleh. Muthiah Al Fath
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Meraki Literasi)
NarasiPost.Com-Guys, pernah makan gatang kenari? Jika berkunjung di Ternate, kota yang berada di Provinsi Maluku Utara, kemungkinan Anda akan mendapati sajian kuliner yang bernama gatang kenari. Nah, menu gatang kenari ini berasal dari hewan yang bernama kepiting kenari alias ketam kenari.
Daging kepiting kenari berbeda dengan jenis kepiting lainnya. Daging ketam kenari lebih tebal dan manis, dibandingkan daging kepiting pada umumnya. Mungkin karena ketam jenis ini sering memakan daging kelapa. Sehingga tekstur dagingnya lebih empuk dan sedikit berlemak seperti mentega. Dan hampir seluruh bagian tubuhnya bisa dimakan, Guys.
Ketam kenari juga terkenal dengan kemampuan capitnya yang mampu memanjat dan mengupas kelapa sekaligus. Menurut banyak referensi, ketam kenari yang usianya 30 hingga 60 tahun, beratnya bisa mencapai 4 kg dengan panjang hingga 40 cm, dan bentang kaki sepanjang 200 cm. Bagaimana, apakah Anda sudah mempunyai gambaran tentang bentuk kepiting kenari?
Mengenal Kepiting Kenari
Sebenarnya kepiting kenari (Birgus latro) bukanlah jenis kepiting, melainkan jenis artropoda darat terbesar dunia. Dalam bahasa Inggris, ketam kenari disebut terrestrial hermit crab (umang-umangan darat) atau coconut crab.
Ketam kenari dewasa mengalami musim kawin di daratan kering pada periode Mei sampai September. Betina yang sedang bertelur meletakkan dan membawa telur-telurnya di bawah perutnya selama beberapa bulan. Bila tiba waktunya menetas, ketam kenari betina akan melepaskan telur-telurnya ke lautan pada saat pasang. Biasanya ini terjadi pada malam hari di bulan Oktober atau November. Sebab, ketam kenari merupakan jenis umang-umangan yang aktif di malam hari (nokturnal).
Mengutip dari laman Wikipedia, bahwa telur ketam kenari yang menetas menjadi larva akan mengapung selama 28 hari di lautan. Saat berbentuk larva, ketam kenari hidup di perairan laut dan bernapas menggunakan organ khusus yang disebut paru-paru branchiostegal (perkembangan antara insang dan paru-paru). Organ ini merupakan salah satu adaptasi paling signifikan dari ketam kenari terhadap habitatnya. Namun, selama di lautan, mereka banyak dimangsa sehingga jumlahnya pun berkurang drastis.
Setelah itu, selama 28 hari, mereka hidup di dasar laut atau di daratan pantai sebagai umang-umang. Ketam kenari muda menggunakan cangkang siput yang kosong untuk berlindung dari pemangsa. Setelah 28 hari meninggalkan lautan, ketam kenari secara permanen mulai kehilangan kemampuan bernapas di air. Ukuran tubuhnya yang mulai membesar membuat mereka meninggalkan rumah keongnya (cangkangnya) dan sering menggunakan potongan tempurung kelapa untuk berlindung.
Ketam kenari dewasa yang tidak membawa rumah keongnya akan mengeraskan perisai perutnya dengan menumpuk kritin dan kapur. Perut yang keras juga berfungsi mengurangi risiko dehidrasi selama di darat. Kulit yang keras tersebut mengalami pergantian kulit secara berkala selama 30 hari. Selama itu, tubuh ketam kenari menjadi lunak dan rapuh, sehingga mengharuskannya bersembunyi untuk melindungi diri. Terkadang, ketam kenari berlindung di bawah batok kelapa atau dengan cara membengkokkan ekornya. Kira-kira saat berumur empat sampai delapan tahun setelah menetas, ketam kenari dewasa sudah dapat berkembang biak.
Di Indonesia, ketam kenari terlihat di sekitar pulau Kalimantan, Irian, Sulawesi hingga Maluku. Namun, populasi ketam kenari mulai terancam punah akibat sejak menjadi larva hingga dewasa, hidupnya sering dimangsa. Ketam kenari muda rentan dimangsa oleh karnivora, seperti tikus dan babi. Dan setelah dewasa, populasinya dilaporkan menurun karena penangkapan berlebihan oleh manusia. Pasalnya, banyak masyarakat kepulauan sering mengonsumsi ketam kenari karena rasa dagingnya yang hampir mirip dengan lobster.
Nah, karena populasi ketam kenari mulai langka dan rasanya juga nikmat, maka harganya pun dibanderol lumayan mahal. Harga di setiap daerah bisa berbeda-beda, mulai dari Rp100.000 hingga Rp300.000 per kilogramnya. Namun, apabila sudah diolah menjadi makanan, harganya bisa mencapai Rp300.000 hingga Rp400.000 per porsi.
Cara Memasak
Sebenarnya kepiting kenari bisa disajikan dengan cara direbus, ditumis, digoreng, atau dipanggang. Namun, gatang kenari khas Maluku biasanya ditumis dengan aneka rempah sehingga memiliki cita rasa yang gurih, manis, dan lezat.
Bahan utamanya tentu saja, satu ekor ketam kenari yang telah dicuci bersih dan dipotong-potong. Kemudian, minyak goreng secukupnya. Bumbu halusnya terdiri dari dua siung bawang putih, dua buah kemiri, satu ruas kunyit, satu ruas lengkuas, dan setengah ruas jahe. Bumbu-bumbu yang diiris tipis terdiri dari delapan butir bawang merah, sepuluh cabai keriting, enam lembar daun jeruk, dua batang daun bawang, dan satu batang serai. Bumbu-bumbu lainnya terdiri dari, 100 ml santan yang dicampur 250 ml air minum, setengah sendok teh gula, 50 gram kacang kenari, dan garam secukupnya.
Setelah bahan-bahannya tersedia, ketam kenari yang telah dipotong-dipotong tersebut digoreng sampai matang (berubah warna menjadi kemerahan), lalu tiriskan. Kemudian, tumis bawang merah hingga harum. Selanjutnya, masukkan semua bumbu-bumbu halusnya, lalu tambahkan serai, irisan cabai keriting, dan daun jeruk. Setelah baunya harum, masukkan santan sambil diaduk rata. Setelah mengental, masukkan ketam kenari goreng. Terakhir, masukkan garam dan gula secukupnya setelah masakkan dirasa sudah matang. Sebagai pelengkap, boleh tambahkan irisan daun bawang. Dan gatang kenari khas Maluku siap disantap bersama nasi hangat.
Begitulah, cara memasak gatang kenari. Mungkin beberapa orang memasaknya dengan cara berbeda. Karena, sebenarnya ketam kenari sudah memiliki rasa yang enak meskipun hanya sekadar direbus biasa. Bisa dibayangkan ‘kan bagaimana gurih dan lezatnya ketika dipadukan dengan aneka rempah-rempah khas Nusantara?
Kaya Nutrisi
Seperti kepiting pada umumnya, ketam kenari mengandung banyak protein namun rendah lemak. Tidak seperti daging merah, kepiting sering kali hanya mengandung kurang dari satu gram lemak dalam satu porsi. Terlebih jika ketam kenari diolah secara sederhana, misalnya dikukus. Maka, Anda dapat menikmati sepiring ketam kenari tanpa khawatir masalah kesehatan. (priceofmeat.com, 16/12/2022)
Selain protein, daging ketam kenari memiliki kandungan fosfor dan vitamin B12 yang tinggi. Di mana kita tahu bahwa B12 berfungsi meningkatkan metabolisme asam lemak dan asam amino. Yang jika ditambah kandungan protein yang tinggi akan bermanfaat untuk meningkatkan stamina. Ketam kenari juga mengandung asam lemak Omega-3 yang tinggi, sehingga berfungsi menyehatkan jantung. Meskipun mengandung kolesterol yang cukup tinggi, namun masih lebih rendah jika dibandingkan daging merah.
Perlu diwaspadai bahwa seperti kepiting lainnya, ketam kenari tidak boleh dimakan dalam keadaan mentah. Kepiting kenari sebaiknya dimasak untuk menghilangkan kuman yang tersisa setelah dibersihkan karena dapat menyebabkan keracunan.
Ketam Kenari Halal atau Haram?
Setelah melihat perubahan siklus hidup kepiting kenari, menyebabkan terjadinya perbedaan hukum fikih dalam mengonsumsinya. Adapun ulama yang menghukumi halal, berdasarkan pada keumuman firman Allah Swt.:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.” (TQS. Al-Baqarah: 29)
Dan firman Allah Swt. dalam surah Al-Baqarah ayat 168:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبً
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.”
Kemudian, terdapat kaidah fikih yang menyatakan, “Hukum asal sesuatu adalah suci dan halal. Sampai ada dalil yang menjelaskan tentang kenajisan dan keharamannya”.
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, sebagian besar para ulama menghalalkan daging kepiting kenari. Selain itu, terdapat kaidah fikih mengenai hukum memakan hewan yang hidup di darat bahwa, “Hewan yang tidak memiliki pembuluh darah, maka bangkainya tidaklah najis”.
Setelah diteliti, ternyata kepiting kenari tidak memiliki pembuluh darah, sehingga tidak perlu disembelih. Sebagaimana hukum memakan belalang, dll. Sebab, hukum dan tujuan penyembelihan adalah untuk mengeluarkan darah. Oleh karena itu, kehalalan memakan daging kepiting kenari di-qiyas-kan kepada belalang.
Beberapa ulama juga menghalalkan sebab tidak ada hal-hal yang “membahayakan” selama mengonsumsi kepiting kenari. Lagi pula, ketam kenari bukan golongan amfibi maupun reptil. Sebenarnya, semua tergantung mazhab masing-masing. Di mana mazhab Imam Syafi’i mengharamkan sarathaan (kepiting yang hidup di darat), sedangkan mazhab Imam Malik dan Hambali menghalalkan segala jenis kepiting selama tidak membahayakan.
Terlepas dari adanya perbedaan fikih tersebut, penulis sendiri tidak merekomendasikan untuk memburu ketam kenari. Sebab, satwa yang satu ini merupakan jenis avertebrata yang dilindungi karena persebarannya yang sangat terbatas. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. (ksdae.menlhk.go.id, 15/3/2019)
Wallahu a’lam bishawwab. []
Wah pasti penulis kurang sering membaca sehingga tidak tahu kalau satwa ini yaitu Gatang Kenari atau Ketam Kenari termasuk satwa terancam punah yang dilindungi oleh negara dan menangkap bahkan menyantap satwa dilindungi masuk ke dalam hukum pidana. Semoga penulis lebih sering membaca mengenai isu lingkungan dan konsevasi. Semoga juga website ini lebih memilah karena ini berbahaya, menyebarkan informasi yang sebenernya tidak baik disebarluaskan.
Baru dengar nama hewan ini. Belum pernah melihatnya, apalagi memakannya.. Tapi setelah membaca naskah Mbak Muthiah
jadi baru tahu juga kalau ini nama makanan yang super lezat dan super mahal. Namun mendengar harganya yang wow jadi tidak kepingin menyantapnya. Apalagi di akhr tulisan ada sinyal bahwa binatang ini adalah spesies yang dilindungi.
Iya Mba.. sudah langkah karena rasanya yang nikmat, sering dimangsa manusia pesisir juga..
Ukurannya lumayan lah untuk satu keluarga kecil.
Baru ngerti ini hewan laut, tak pikir burung pas baca judulnya. Btw ini kategori hewan yang bisa hidup di dua tempat Ndak?
Namun, sepertinya lezat banget dan bisa dimakan dengan keluarga besar saya dengan satu kali santapan.
Hehe.. dia peralihan Mba. kalau sudah dewasa dia hidup di darat. ke laut hanya untuk mengeluarkan telur-telurnya.
MasyaAllah bisa mencapai 4kg, Segede apa?..biasa liat umang-umang ukuran jempol dicari anak-anak di pantai itu aja dah keliatan gede banget.. MasyaAllah tabarakallah
Iya, Mba. Kalau yang ukuran gede jarang beraktivitas di siang hari. Dia suka bersembunyi. Biasa banyak ditemukan di pesisir pantai yang banyak pohon kelapanya..
Makan gatang kenari sepertinya puas banget ya, secara ketamnya bener2 gede
Iya, capitnya penuh daging semua Mba
Baru tahu ini ternyata bisa dimakan. Di tempatku kalau anak-anak pulang dari jalan-jalan di laut biasanya pas pulang mereka bawa kelomang kecil. Penasaran gimana ya rasanya, hehe ...
Hehe kalau kelomang kecil memang tidak pernah dengar saya kalau bisa dimakan Mba..