“Dihalalkan bagimu hewan buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan. Dan diharamkan atasmu (menangkap) hewan darat, selama kamu sedang ihram, dan bertakwalah kepada Allah yang kepadanya kamu akan dikumpulkan (kembali). (Al-Maidah:96)”
Oleh. Muthiah Al Fath
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sahabat, coba tebak, hewan apa yang ada kata babinya tapi halal dimakan? Benar, hewan ini bernama bulu babi, namun masyarakat Buton biasa menyebutnya “Kaumbai”. Masyarakat Wakatobi biasa menyebutnya dengan “Tihe”, sedangkan di Jepang, lebih dikenal dengan nama “Uni” (bahan untuk sajian sushi dan sashimi). By the way, kalau di daerah Anda, bulu babi disebut apa?
Kaumbai yang biasa dikonsumsi masyarakat Buton adalah jenis bulu babi yang berbentuk bulat, memiliki duri pendek yang berwarna merah, putih, dan abu-abu. Bukan jenis bulu babi yang memiliki duri berwarna hitam, ya. Awas jangan sampai salah!
Kaumbai ini memiliki cita rasa yang sedikit manis, dan ada rasa asin seperti air laut. Bagian isi atau gonadnya memiliki tekstur yang mirip telur ikan, berwarna kuning, lembut dan akan terasa lumer di mulut. Konon, gonad bulu babi ini mengandung gizi yang sangat baik untuk dikonsumsi anak-anak.
Seputar Kaumbai (Bulu Babi)
Bulu babi termasuk biota laut yang tidak memiliki tulang belakang. Sebenarnya, terdapat sekitar 950 spesies bulu babi yang ada di lautan. Namun, hanya sekitar 18 spesies yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Jadi, hati-hati, ya, jangan sampai salah konsumsi!
Duri-duri yang mengelilingi tubuh bulu babi berfungsi sebagai kaki atau alat gerak. Ada beberapa spesies bulu babi yang berbahaya dan beracun pada durinya. Bila tertusuk, bisa muncul peradangan hebat bahkan memar di bagian tubuh yang terkena durinya. Rasa sakit tertusuk duri bulu babi, umumnya akan reda dalam waktu yang cukup lama. Meskipun sedikit menyeramkan, gonad bulu babi masih menjadi makanan populer di pedesaan Buton.
Manfaat Bulu Babi untuk Kesehatan
Terkait gonad bulu babi ini, sejak tahun 2014, sudah banyak dilakukan penelitian dengan melakukan analisis dari 3 jenis yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Dilansir dari Klikdokter.com (22/05/2021), dr. Dyah Novita Anggraini menjelaskan bahwa dalam gonad bulu babi mengandung gizi yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain:
1. Sumber Protein
30 gram bulu babi mengandung sekitar 3,2 gram protein yang berfungsi membentuk otot, dan memberikan efek kenyang yang cukup lama.
2. Serat yang Baik
Bulu babi memiliki serat yang hampir sama seperti oatmeal dan produk gandum lainnya. Sehingga, jika mengonsumsi bulu babi secara teratur maka dapat mencegah kita mengalami gangguan pencernaan seperti sembelit.
3. Vitamin C
Memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, dan berfungsi membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta menstimulasi otak agar bekerja lebih baik.
4. Vitamin A
Vitamin A berfungsi membentuk beta karoten yang bermanfaat meningkatkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh.
5. Sumber Kalori
Kalori merupakan sumber energi yang baik bagi tubuh untuk beraktivitas. Selain itu, kalori di dalam bulu babi juga mampu meningkatkan dan melancarkan sirkulasi darah.
Dengan melihat kandungan gizi pada gonad bulu babi di atas, para peneliti menyimpulkan bahwa gonad mampu memperbaiki molekul tubuh, dan mencegah stunting/ tengkes pada anak. Namun, perlu diperhatikan, apabila setelah memakan bulu babi, kulit Anda muncul ruam dan gatal maka ini bisa menjadi tanda alergi. Segera hentikan konsumsi dan langsung minum obat alergi, ya!
Cara Mengolah
Jika ingin mengolah bulu babi, ada baiknya pilihlah yang masih segar. Sama halnya dengan bahan makanan lain, kesegaran akan berpengaruh pada rasa. Umumnya masyarakat Buton menjual kaumbai yang masih hidup. Salah satu cirinya adalah dengan melihat duri-durinya yang masih bergerak.
Bagian luar bulu babi berbentuk duri yang beracun, sehingga yang dimakan hanya bagian dalamnya saja. Anda bisa mengolahnya dengan terlebih dahulu merendam bulu babi dengan air garam, lalu dicuci hingga bersih. Bagi pemula, bisa menggunakan sarung tangan agar durinya tidak menusuk jari.
Cara selanjutnya, balikkan bulu babi sehingga bagian mulutnya berada di atas. Gunakanlah gunting dapur atau pisau yang tajam untuk membuka kulitnya yang agak keras. Gunting bulu babi secara melingkar, lalu bersihkan cairan berwarna gelap yang ada di dalamnya, dan tiriskan. Selanjutnya, kikislah gonad yang berwarna kuning menggunakan sendok dari tepi hingga ujung.
Sebagian masyarakat Buton biasa memakannya secara langsung atau mentah seperti sushi. Namun, sebelum dimakan, pastikan Anda sudah membersihkannya agar tidak ada bakteri atau kotoran yang menempel. Jika untuk dimasak, Anda bisa menumis, mengukus, dan mencampurkannya dengan lauk lain sesuai selera. Sedangkan bumbunya bisa disesuaikan dengan selera Anda.
Uni (Bulu Babi) di Jepang
Di beberapa negara, misalnya di Jepang, gonad bulu babi digolongkan sebagai afrodisiak (makanan yang bisa meningkatkan kesuburan dan kejantanan pria). Karena, gonad bulu babi mampu meningkatkan dan melancarkan sirkulasi darah sampai ke organ intim.
Pada saat musim semi, uni banyak ditangkap di perairan utara Jepang, seperti Hokkaido. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan domestik, Jepang juga mengimpor uni dari Rusia, Amerika Serikat, dan Kanada.
Di Jepang, uni biasanya dikonsumsi dalam keadaan segar dan mentah, agar rasa aslinya tidak tertutup dengan bahan bumbu lainnya. Namun, tak jarang juga, agar rasanya tambah nikmat, uni biasa direndam di dalam shoyu (kecap asin), cuka, yuzu (citrus), minyak zaitun. Sedangkan masyarakat modern di negara Barat, uni sering dipadukan dengan gratin, dan disajikan dalam keadaan sudah digoreng atau dibakar.
Terancam Punah
Tingginya peminat bulu babi membuat biota laut ini kerap menjadi incaran, terutama masyarakat dan nelayan yang menjadi pemasok. Selain bersaing dengan manusia, sulitnya menemukan bulu babi yang bisa dimakan, juga disebabkan adanya predator laut yang membuat jumlah bulu babi di lautan menjadi berkurang dan langka.
Meskipun bulu babi adalah biota laut yang bergizi, dan mampu mencegah stunting pada anak, namun hingga saat ini, belum ada usaha pemerintah untuk membudidayakannya secara optimal. Bahkan, belum ada upaya serius dari negara untuk menghadirkan penganan baru yang bergizi dan bernilai ekonomis untuk mendorong peningkatan gizi dan perekonomian rakyat, terutama untuk masyarakat pesisir. Padahal, Indonesia memiliki wilayah pesisir yang luas dan memiliki potensi besar untuk membudidayakan bulu babi ini.
Selain itu, banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenal kuliner yang satu ini. Padahal, meskipun bentuknya agak menyeramkan, namun halal dikonsumsi karena bulu babi termasuk hewan laut, sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Al-Maidah ayat 96 yang artinya, “Dihalalkan bagimu hewan buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan. Dan diharamkan atasmu (menangkap) hewan darat, selama kamu sedang ihram, dan bertakwalah kepada Allah yang kepadanya kamu akan dikumpulkan (kembali).”
Bagaimana, apakah Anda berminat untuk mencoba bulu babi? Alhamdulillah, Allah Swt. telah melimpahkan negeri-negeri muslim dengan kekayaan alam yang luar biasa. Sebagaimana dalam surah An-Nahl ayat 14, Allah Swt. berfirman, "Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar…"
Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa syukur kita, sudah sepatutnya manusia mengelola segala SDA sesuai dengan aturan-Nya. Sebab, hilang dan punahnya SDA akibat tercemarnya air laut, dan akibat salah pengelolaan manusia akan berdampak buruk bagi lingkungan hidup, dan kesejahteraan hidup manusia. Allahu a’lam.[]