Cabai, Termasuk Buah atau Sayur, Ya?

"Meski cabai banyak manfaatnya, namun tetap harus dikonsumsi sesuai kebutuhannya saja. Sebab makan bukan untuk kesenangan, melainkan untuk menjaga kesehatan. Apa artinya makan enak, bila tubuh sakit?"

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Apakah Anda adalah satu dari sekian orang bingung itu? Yang bertanya-tanya apakah cabai termasuk dalam buah atau sayuran? Anda tak sendiri karena banyak orang yang masih keliru beranggapan bahwa bahan makanan bersensasi pedas ini tergolong yang mana. Bila disebut buah, tapi kenapa bentuknya tidak seperti buah pada umumnya dan rasanya juga tidak ada manis-manisnya? Bila termasuk sayuran, kenapa tidak identik dengan dedaunan berwarna hijau?

Kalau kita menengok KBBI, akan didapatkan pengertian bahwa buah adalah bagian tanaman yang berasal dari bunga atau putik (biasanya berbiji). Sementara menurut kamus Meriam Webster, buah diartikan sebagai hasil reproduksi benih tanaman yang biasanya dapat dimakan. Sedangkan sayuran adalah tanaman yang bisa dikonsumi mulai dari daun, batang muda, umbi akar, umbi batang, dan bunga.

Bila dilihat dari fisiologisnya, cabai termasuk dalam buah. Ia tumbuh dari bunga yang berbiji. Biji inilah yang menjadi penentunya apakah ia buah atau bukan. Berada di bawah genus Capsicum, cabai dan tanaman lain seperti paprika tergolong buah-buahan.

Dalam keseharian masyarakat kita, buah biasanya diartikan bagian dari tanaman yang daging buahnya bisa dimakan dengan rasanya yang manis-asam. Cabai yang bersensasi pedas cenderung tidak dianggap sebagai buah. Ditambah lagi, cabai biasanya ditemui di tukang sayur, bukan di penjual buah. Orang seperti terarahkan bahwa cabai adalah sayuran.

Jenis-Jenis Cabai

Cabai merupakan tanaman yang banyak dijumpai di sekitar kita. Masyarakat Indonesia sangat akrab dengan tanaman yang memiliki famili Solanaceae ini untuk diolah menjadi sambal atau dimasak bersama bahan makanan lainnya. Kuliner Indonesia banyak yang memiliki cita rasa pedas.

Di Indonesia ada beragam jenis cabai, di antaranya cabai merah (Capsicum annum. L), cabai rawit (Capsicum frutescens. L), cabai hijau, cabai keriting, cabai putih, cabai bubuk, cabai paprika (Capsicum annum var. grossum), cabai gendot, cabai katokkon, dan cabai jawa. Semuanya memiliki tingkat kepedasan yang bervariasi.

Jenis cabai lainnya yang ada di seluruh dunia adalah:

Cabai gendol atau habanero. Cabai ini berasal dari semenanjung Yucatan. Ia memiliki tingkat kepedasan 100.000-350.000 Skala Scoville.
Cabai jalapeno. Cabai yang berasal dari Meksiko ini memiliki bentuk seperti peluru dan rasanya pedas menggigit. Tingkat kepedasannya mencapai 2.500-8.000 Skala Scoville.

Cabai setan. Dari namanya saja sudah seram, ya? Dengan tingkat kepedasan mencapai 1.001.304 Skala Scoville, tak heran bila cabai setan dianggap sebagai cabai paling pedas di dunia. Asal cabai terpedas ini adalah dari timur laut India (Assam, Manipur, Nagaland).

Cabai serrano. Cabai serrano berasal dari pegunungan Meksiko. Bentuknya mirip cabai rawit dan rasanya lebih pedas dari jalapeno. Tingkat kepedasan cabai serrano adalah 10.000-23.000 Skala Scoville.

Cabai rawit domba. Cabai yang memiliki nama lain Dattil Pepper ini berasal dari kawasan St. Agustine, Florida. Cabai ini biasanya dipakai untuk membuat sup tomyum. tingkat kepedasannya pada 100.000-350.000 Skala Scoville.

Cabai pelangi. Bisa ditebak dari namanya bahwa cabai ini berwarna-warni seperti pelangi. Tak heran bila di Indonesia, cabai pelangi banyak dijadikan juga sebagai tanaman hias. Varietas cabai ini dikembangkan oleh New Mexico State University. Cabai pelangi di awal warnanya adalah ungu, kemudian ia berubah menjadi kuning dan oranye, dan berubah menjadi merah bila dimasak.
Paprika. Ada 4 jenis paprika, yakni merah, kuning, hijau dan oranye. Paprika hijau biasanya terasa lebih pahit, sedangkan paprika merah rasanya lebih pedas.

Cabai ceri. Cabai ini memiliki bentuk seperti ceri dan berwarna merah. Daging buah cabai ceri berasa manis, segar, berair dan lebih beraroma dibandingkan dengan paprika.

Chilli Tepin. Tepin berasal dari bahasa Nahuatl yang berarti “kutu.” Karena dianggap sebagai yang tertua di antara jenis lainnya, cabai ini sering disebut sebagai “ibu dari segala cabai.” Cabai ini banyak tumbuh liar di wilayah Amerika Tengah, Meksiko, dan barat daya AS.

Kandungan dan Manfaat Cabai

Cabai memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, seperti vitamin A, vitamin B6, vitamin C, vitamin E, asam folat, air, zat besi, magnesium, kalium, kalsium, fosfor, natrium, beta-karoten, niacin, karbohidrat, protein, gula, serat, lemak dan capsaicin.

Selain sebagai penambah sedap masakan, cabai ternyata juga bisa mengurangi sakit kepala. Ini karena kandungan capsaicin dalam cabai merangsang produksi hormon endorfin yang memberikan sensasi kenikmatan (senang) dan sekaligus pereda rasa sakit yang alami. Sensasi panas dan pedas yang dihasilkan oleh capsaicin tersebut menghentikan ujung saraf mengirimkan sinyal sensasi rasa sakit. Maka, berkuranglah pusing di kepala.

Ada juga orang yang ketika mengalami flu, batuk dan pilek mengonsumsi makanan pedas karena dipercaya bisa meringankan sakitnya. Benarkah demikian? Ternyata ada benarnya hal yang demikian karena kandungan capsaicin menimbulkan sensasi pedas pada cabai bisa untuk mengencerkan lendir. Dengan begitu, hidung dan tenggorokan menjadi lega karena lendir yang menyumbat tersebut bisa keluar dengan lancar.

Manfaat lain dari cabai adalah untuk menjaga kadar gula darah, menaikkan insulin, sebagai anti kanker, mengurangi penggumpalan darah, menurunkan kolesterol, membantu menurunkan berat badan, membantu memelihara kesehatan pencernaan, mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, melancarkan pernapasan, membantu menjaga kesehatan mata, menambah nafsu makan dan masih banyak lagi lainnya.

Jangan Berlebihan

Bagi penyuka makanan pedas, cabai menjadi komponen yang tak boleh ketinggalan. Serasa ada yang kurang bila tak ada cabainya. Sensasi pedas dan panas dari cabai mampu membangkitkan selera makan dan memberikan efek seperti ketagihan.

Meskipun cabai bisa menambah kelezatan makanan, namun tetap harus hati-hati dalam mengonsumsinya. Bila makan cabai dalam jumlah yang berlebihan bisa menimbulkan efek samping seperti:

  1. Diare
    Terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas bisa menyebabkan sakit perut, sensasi terbakar di usus, dan terasa kram hingga sering buang air besar dalam frekuensi yang tak biasa.
  2. Usus buntu
    Makanan pedas yang dikonsumsi dalam jumlah banyak dan sering bisa menyebabkan usus meradang dan pecah. Peradangan usus tersebut diakibatkan sensasi pedas dan panas cabai. Jadi, anggapan bahwa usus buntu terjadi karena terlalu banyak makan yang mengandung biji adalah tidak tepat. Yang benar sakit tersebut muncul karena adanya peradangan usus yang disebabkan terlalu banyak makan makanan pedas.
  3. Menambah berat badan
    Cabai atau makanan pedas sering kali dikonsumsi untuk menaikkan nafsu makan. Cara ini memang ampuh, khususnya bagi penyuka pedas. Namun, bila tak dikendalikan bisa mengakibatkan nafsu makan menjadi berlebihan. Akibatnya, bisa memicu porsi makan melebihi normalnya. Ketika makan pedas, serasa susah untuk berhenti hingga tanpa sadar nasi habis sebakul seorang diri. Bila dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dan berat badan pun terus bertambah.

Secinta apa pun kita dengan cabai, tetaplah harus punya batasannya dan jangan berlebihan. Sebab sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, apalagi terhadap makanan yang kita konsumsi. Salah-salah bukannya menjadi sehat malah terkena penyakit akibat pola makan yang tak tepat.

Makan berlebihan bisa menyebabkan terganggunya kerja ginjal karena harus bekerja ekstra keras untuk mengeluarkan protein dan racun yang masuk melalui makanan yang kita makan. Ini bisa menyebabkan terjadinya sakit batu ginjal. Terlalu berlebihan dalam makan juga bisa menyebabkan terganggunya metabolisme tubuh.

Sebagai muslim, kita memiliki aturan dalam mengonsumsi makanan. Halal dan haram jelas menjadi patokan utamanya. Sehat dan baiknya makanan juga sangat penting agar apa yang dimakan tidak menjadi sumber penyakit bagi tubuh. Pola makan pun juga diperhatikan supaya tubuh sehat selalu hingga aktivitas, terutama ibadah tak terganggu. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak berlebihan dalam makan dan minum, seperti yang disebutkan dalam surah Al-A’raf ayat 31: “… makan dan minumlah kamu, dan jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak suka orang yang berlebih-lebihan.”

Meski makan pedas menjadi hobi yang begitu dicintai, namun jangan sampai malah membahayakan diri sendiri. Meski cabai banyak manfaatnya, namun tetap harus dikonsumsi sesuai kebutuhannya saja. Sebab makan bukan untuk kesenangan, melainkan untuk menjaga kesehatan. Apa artinya makan enak, bila tubuh sakit?[]


Photo : Pixel

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Keamanan Terkikis, Begal Semakin Sadis
Next
Di Mana Ukhuwah Muslim Dunia untuk Uighur?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram