"“Aku tidak tahu sesuatu yang mencukupi dari makanan dan minuman selain susu.”
(HR. At-Tirmidzi)
Oleh: Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Susu kedelai atau susu soya kini telah banyak peminatnya. Susu yang berbahan dasar kedelai ini banyak ditemui dengan berbagai varian dan kemasan. Mulai dari kemasan yang eksklusif hingga yang buatan rumah tangga nan murah meriah, susu kedelai disukai oleh anak-anak hingga lansia.
Susu kedelai memiliki kandungan protein nabati yang tinggi dan rasanya pun tak kalah enak dengan susu sapi. Nutrisi susu kedelai dipercaya setara dengan susu sapi. Ditambah lagi kandungan lemak dan kalori susu kedelai yang lebih rendah dibanding susu sapi, sehingga cocok untuk berdiet. Mereka yang vegetarian juga bisa mengganti susu sapi dengan susu kedelai dalam menunya.
Susu Kedelai Berasal dari Mana?
Susu kedelai menurut ceritanya berasal dari Tiongkok. Minuman ini telah ada di sana sejak 1900 tahun yang lalu. Suatu hari, Liu An yang seorang raja Huainan dari Dinasti Han menggiling kacang kuning yang telah direndam selama beberapa jam sebelumnya hingga menjadi cairan seperti susu. Cairan putih ini yang kemudian dikenal sebagai susu kacang.
Liu An menggiling kacang itu untuk sang ibu yang sakit dan tidak bisa mengunyah makanan. Ia bermaksud memberikan cairan hasil gilingan kacang tersebut untuk memudahkan sang ibu meminumnya. Dengan begitu, sang ibu yang sakit bisa tetap mendapat asupan makanan yang bernutrisi.
Kondisi sang ibu pun berangsur membaik setelah meminum susu kacang tersebut. Karena khasiatnya yang mampu memulihkan kesehatan, akhirnya sejak saat itu susu kacang menjadi tersebar luas ke masyarakat. Minuman ini cocok diminum sepanjang tahun sehingga menjadi umum dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa.
Kacang kedelai sendiri termasuk tanaman biji polong-polongan yang dipercaya telah ada sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai atau Glycine max ini menjadi sumber protein dan minyak nabati dunia. Glycine max adalah turunan domestikasi dari spesies moyang, Glycine soya yang banyak dibudidayakan di daerah Asia subtropik seperti Cina dan Jepang.
Negara penghasil kedelai terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, Brazil dan Argentina. Menurut data dari FAO (Food and Agriculture Organization) tahun 2017, jumlah produksi kedelai AS mencapai 119.518.490 ton. Sedangkan Indonesia sendiri berada di peringkat kedua negara pengimpor kedelai terbesar setelah China. (perdagangan.sariagri.id, 6/1/2021) Sungguh ironis bukan?
Padahal dengan tanah Indonesia yang luas begini, harusnya bisa mencukupi kebutuhan akan kedelainya sendiri bila mau. Tak heran jika harga pangan yang berbahan baku kedelai akan sangat terpengaruh dengan harga komoditas ekspor negara AS tersebut. Bila harga kedelai naik, maka repotlah para ibu karena pasti berimbas pada ketersediaan tahu dan tempe sebagai makanan favorit keluarga.
Membuat Susu Kedelai
Baiklah, kita kembali fokus pada susu kedelai. Di Indonesia, selain sebagai bahan baku untuk tahu dan tempe, kedelai juga bisa diolah menjadi susu. Cara pembuatan susu kedelai cukup mudah. Kita bisa membuatnya sendiri di rumah dengan mencampurkan bahan-bahan lain seperti cokelat atau buah-buahan untuk menambah rasanya.
Berikut cara membuat susu kedelai:
Bahan-bahan:
- 250 gram kacang kedelai
- 5 lembar daun pandan
- 1 sdt garam
- 1 ruas jahe
- 3 liter air
- 75 gram gula aren
Cara membuatnya:
- Rendam dulu kacang kedelai selama 6 jam.
- Cuci kacang kedelai hingga bersih dan rebuslah selama 15 menit. Proses perebusan ini adalah untuk menghilangkan bau langu.
- Buang kulit ari kacang kedelai dan busa-busa yang mengambang, kemudian Tiriskan.
- Ambil separuh kedelai, masukkan ke dalam blender dengan ditambahkan 750 ml liter air, lalu haluskan. Saring dengan kain bersih, peras.
- Haluskan kembali kedelai dengan 750 ml air. Saring dan peras lagi.
- Haluskan sisa kedelai sebagaimana langkah 4 dan 5.
- Siapkan panci. Masukkan seluruh air perasan kedelai tadi bersama daun pandan, jahe, gula aren dan garam.
- Rebus sambil diaduk-aduk hingga mendidih. Susu kedelai siap dinikmati.
Susu kedelai yang telah jadi tersebut bisa langsung diminum selagi masih hangat. Rasanya sungguh nikmat. Diminum dingin-dingin pun, susu kedelai juga tak kalah enaknya. Semua kembali pada selera dan kondisi masing-masing, yah.
Kandungan dan Manfaat Susu Kedelai
Susu kedelai merupakan minuman yang sarat nutrisi dan bermanfaat bagi tubuh. Dalam susu kedelai terkandung air, energi, protein, lemak, karbohidrat, serat pangan, kalium, fosfor, zat besi, natrium, kalsium, tembaga, zink, karoten, vitamin B1, riboflavin (vitamin B2), isoflavon, niasin, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E. Luar biasa mantap kandungan nutrisi susu kedelai hingga layak menjadi menu diet yang baik.
Manfaat susu kedelai:
- Membantu proses pertumbuhan pada anak.
- Membantu menurunkan kolesterol.
- Membantu menurunkan tekanan darah
- Membantu mengontrol gula darah.
- Membantu menurunkan berat badan.
- Sebagai anti oksidan pelindung sel-sel tubuh
- Mengurangi risiko kanker
- Membantu memelihara kesehatan tulang dan otak
- Bagus untuk saluran pencernaan
- Mencegah osteoporosis
- Mengurangi gejala menopause
- Sebagai anti depresan, meningkatkan mood atau suasana hati
Memberikan Susu Kedelai Bagi Anak
Susu kedelai dianggap sebagai alternatif dari susu sapi untuk mereka yang alergi dengan kasein dan laktosa. Anak-anak yang alergi terhadap susu sapi bisa beralih pada susu kedelai formula yang kini memiliki kandungan nutrisi tak kalah baiknya dengan susu sapi. Susu formula kedelai telah disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi anak dalam masa tumbuh kembangnya. Susu formula kedelai memiliki kelebihan di antaranya:
- Mengandung minyak ikan, omega-3 dan 6 yang baik untuk mendukung perkembangan otak anak.
- Memiliki serat yang tinggi dan FOS (frukto oligosakarida) inulin yang bisa mengoptimalkan kesehatan perut anak.
- Memiliki kandungan isolate protein soya untuk melengkapi kebutuhan gizi anak.
- Mudah dicerna
- Terkandung asam amino esensial yang telah difortifikasi guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Meskipun susu kedelai memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan pertumbuhan anak-anak, namun ia tidak boleh diberikan kepada bayi berusia kurang dari 6 bulan dan bayi yang lahir secara prematur. Sebab dalam usia tersebut, bayi hanya mengonsumsi ASI untuk tumbuh kembangnya yang sehat.
Perlu diperhatikan pula susu formula kedelai yang diberikan untuk anak di bawah 2 tahun adalah yang diperkaya dengan vitamin A, vitamin D, omega-3, dan kalsium. Ini karena anak masih sangat membutuhkan lemak untuk perkembangan otaknya.
Adapun anak-anak dengan gangguan autisme juga banyak yang kemudian mengonsumsi susu kedelai sebagai pengganti susu sapi. Sebagian ahli berpendapat bahwa, anak autis tidak toleran terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi. Kasein dalam susu sapi bisa berubah seperti racun di saraf otak anak dengan gangguan autisme yang akhirnya bisa memicu perilaku hiperaktif. Karena itulah, anak-anak tersebut dianjurkan untuk tidak mengonsumsi susu sapi dan produk turunannya seperti keju, yogurt, es krim, dll. Sebagian orang tua percaya bahwa menghindari makanan alergen seperti susu sapi, bisa mengurangi gangguan perilaku dan ketidakstabilan emosi anak autis.
Susu Kedelai Membuat Laki-laki Menjadi Feminin?
Ada sebuah anggapan yang berkembang di tengah masyarakat bahwa terlalu banyak meminum susu kedelai bisa membuat laki-laki menjadi feminin. Ini karena adanya isoflavon jenis fitoestrogen yang menyerupai estrogen, hormon yang ada pada perempuan. Fitoestrogen inilah yang dituding menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada pria sehingga memengaruhi kejantanan dan produksi sperma. Benarkah?
Namun, ternyata ini hanyalah sekadar mitos belaka. Dilansir dari kumparan.com (7/7/2021), Dokter Spesialis Anak, Prof. Dr. dr. Budi Setiawanbudi, ApA(K), M.Kes. menyimpulkan bahwa dari berbagai hasil penelitian yang sudah dirangkumnya dengan metode meta analisis, ternyata tidak terbukti bahwa susu kedelai membuat anak laki-laki menjadi feminin. Menurutnya, susu kedelai tidak memengaruhi fungsi reproduksi dan endokrin anak laki-laki. Begitu pula dengan sistem imunitas dan kognitif anak juga tidak terganggu karena meminum susu kedelai.
Munculnya mitos semacam itu dikarenakan adanya penelitian yang menggunakan hewan jantan yang telah diberi susu kedelai dengan dosis tinggi. Hasilnya menunjukkan terjadi penurunan produksi sperma. Padahal, hewan dan manusia memiliki fisiologi dan anatomi yang berbeda. Proses metabolisme kedelai pada hewan pun juga akhirnya berbeda dengan manusia, sehingga tidak bisa dibandingkan.
Jadi, boleh saja bagi kaum pria untuk mengonsumsi kedelai, asalkan tidak berlebihan. Demikian pula bagi kaum perempuan, hendaknya juga meminum susu kedelai dengan porsi yang secukupnya saja. Sebab segala sesuatu yang berlebihan tentulah tidak baik.
Memanfaatkan yang Disediakan Alam
Meminum susu sangat baik bagi tubuh. Selain bergizi tinggi, susu juga memiliki rasa yang enak. Bermacam kandungan nutrisi dan vitamin yang ada dalam susu mempunyai khasiat sangat baik untuk tubuh manusia. Kalau di Indonesia, kita mengenal ada jargon “4 Sehat 5 Sempurna” di mana susu sebagai pelengkap dan penyempurnya. Dalam Islam, susu merupakan minuman yang istimewa, sebagaimana Rasulullah pernah bersabda: “Aku tidak tahu sesuatu yang mencukupi dari makanan dan minuman selain susu.” (HR. At-Tirmidzi)
Dahulu, manusia hanya mengenal susu yang diambil dari hewan ternak seperti sapi, kambing atau unta. Namun, kini susu juga bisa dibuat dari tumbuh-tumbuhan seperti kedelai, almond dan kurma. Susu dari tanaman ini tak kalah gizinya dari susu hewan. Penggemarnya pun kini makin banyak.
Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia bisa lebih mengeksplorasi alam yang disediakan oleh Sang Pencipta untuk kemanfaatan bersama. Melalui berbagai penelitian dan inovasi terciptalah hal-hal baru yang bisa membawa kebaikan bagi masyarakat banyak. Salah satunya adalah susu kedelai yang kini bisa diproduksi dengan berbagai macam keunggulannya.
Allah telah menciptakan bumi yang terhampar begitu luasnya dengan bermacam tumbuhan di dalamnya adalah untuk manusia. Bagi mereka yang mau berpikir pastilah akan menemukan cara bagaimana memanfaatkannya tanpa merusak. Mengolah bermacam tumbuhan dengan ilmu yang mereka ketahui untuk menghasilkan produk yang baik dan berguna bagi masyarakat luas. Sungguh Allah telah menumbuhkan banyak kebaikan di muka bumi, seperti yang Dia firmankan dalam surah Asy-Syuara ayat 7: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?”
Kembali pada manusianya, akankah menggunakan akal yang diberikan oleh Allah untuk melakukan kebaikan, membiarkannya, atau justru membuat kerusakan dan keburukan?
Wallahu a’lam bish-shawwab[]