"Filosofi dari penambahan garam pada semangka ini yakni bagus untuk menyuplai tenaga saat melewati musim panas. Teriknya matahari yang tinggi menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak garam melalui keringat. Maka dari itu, dibutuhkan asupan untuk menggantinya."
Oleh : Neneng Sri Wahyuningsih
NarasiPost.Com-Buah semangka bukanlah hal yang baru bagi keluarga kami. Sejak di Indonesia, kami sangat menyukainya. Buahnya yang bikin segar, kaya manfaat, dan harganya pun murah meriah, menjadi alasan kuat untuk selalu menghadirkannya di dalam lemari pendingin di rumah. Cara mengonsumsinya pun mudah, bisa dimakan langsung atau dibuat dalam bentuk minuman.
Ngomong-ngomong tentang semangka, di Jepang, buah satu ini menjadi primadona di kala musim panas tiba. Kenapa bisa begitu? Yuk kita telusuri.
Musim panas di Jepang sangat terkenal dengan teriknya panas matahari yang luar biasa. Setelah kami melewati tiga kali musim panas di sana, memang suhunya berbeda-beda. Namun, biasanya kisaran 30°C- 33°C pada siang hari, 24℃ pada pagi dan malam hari. Pernah juga di prefecture lain suhunya mencapai 36°C. Ditambah angin saat summer tidak begitu terasa, akhirnya semakin menambah hawa panas yang dirasakan. Kita mungkin mengenal istilah ‘sumuk’, nah begitulah kondisinya.
Ketika berada di luar, posisi matahari seolah berada di atas kepala, sehingga berada di dalam rumah dengan pendingin ruangan adalah pilihan terbaik. Namun, summer waktu yang cocok juga untuk piknik ataupun berjalan-jalan karena waktu siangnya cukup panjang. Oleh karena itu, jika keluar rumah pun disarankan selalu membawa air minum atau mengunyah permen garam untuk mencegah dehidrasi.
Berkaitan dengan musim panas, buah merah merona ini sangat lekat, seakan tak bisa dipisahkan. Kok bisa? Memang tidak ada buah-buahan segar yang lain? Begini alasannya, semangka merupakan jenis buah yang memiliki berbagai manfaat bagi tubuh yang sedang menghadapi cuaca panas. Di dalamnya terdapat senyawa fenolik seperti flavonoid, karotenoid, dan triterpenoid, yang mampu membantu mengurangi inflamasi pada tubuh. Buah ini juga dapat meningkatkan imunitas dan aliran darah. Sesuai dengan namanya dalam bahasa Inggris yakni watermelon, buah yang mengandung banyak air sekitar 92% dapat mencegah dehidrasi. Maka dari itu, buah ini menjadi pilihan untuk dikonsumsi. Semangka seolah menjadi sajian ‘wajib' saat musim panas.
Buah semangka memang buah musiman di Jepang. Kita hanya bisa menikmatinya saat musim panas tiba. Di setiap supermarket pasti akan berjajar buah semangka dengan berbagai ukuran dan harga yang berbeda-beda.
Cukup menggelitik dan membuat kami keheranan, ketika pertama kali tinggal di sana dan melihat harga semangka yang fantastis. “Bisa beli beberapa kilo kalau di tanah air?" pikir pendek kami saat itu. Kenapa bisa begitu?
Rupanya, semangka di Jepang ini bukanlah semangka biasa pada umumnya atau sekadar untuk melepas dahaga, melainkan mereka menganggapnya sebagai barang mewah. Bahkan buah ini biasa dijadikan sebagai presento (hadiah) misalnya pada atasan, ucapan terima kasih, atau sekadar hadiah musim panas. Jepang juga terkenal sebagai negara penghasil semangka dan melon terbaik di dunia.
Saat menanam, para petani pun akan memperlakukannya dengan spesial dan sangat berhati-hati karena menganggap semangka ini bak perhiasan langka untuk menyenangkan hati. Akhirnya, dipilihlah tanah dan benih dengan kualitas terbaik, dan metode pemangkasan yang sempurna.
Di samping itu, kulit semangka Jepang juga jauh lebih tipis dari semangka lain di dunia. Bentuk dan ukurannya pun beragam. Ada bulat, persegi, piramida, bahkan berbentuk hati. Tentu harganya berbeda-beda bahkan bisa berkali-kali lipat dibandingkan semangka bulat biasa. Semangka bulat biasanya dibandrol dengan harga sekitar ¥1500-2000-an atau senilai Rp180.000-240.000, tergantung ukurannya.
Semangka persegi ini terkenal di dunia hanya ada di Jepang. Ia ditanam dalam kotak akrilik khusus, yang mampu bertahan dengan bentuk yang diinginkan untuk waktu yang lama. Ketika dipotong, sebenarnya isinya sama seperti semangka biasanya. Bahkan semangka jenis ini biasanya dijual mentah dan tidak memiliki rasa manis sama sekali, sehingga lebih banyak dijadikan sebagai dekorasi ketimbang untuk dimakan. Maka tak heran harganya menjadi sangat fantastis. Selain bentuknya yang unik serta harganya yang selangit, ada kebiasaan unik untuk menikmati buah merah ini, yakni dengan ditabur garam. Makan semangka ditabur garam sudah menjadi hal umum di masyarakat Jepang. Jika takarannya pas, maka rasanya akan terasa lebih manis.
Filosofi dari penambahan garam pada semangka ini yakni bagus untuk menyuplai tenaga saat melewati musim panas. Teriknya matahari yang tinggi menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak garam melalui keringat. Maka dari itu, dibutuhkan asupan untuk menggantinya. Tak heran juga, saat summer tiba beredar banyak permen garam di berbagai supermarket.
Selain semangka persegi, ada juga semangka hitam dan semangka berbentuk wajah manusia atau disebut jinmen suika. Semangka hitam atau semangka Densuke diproduksi di kota Toma, pulau Hokkaido. Warnanya sangat merah dan renyah dengan sangat sedikit biji. Rasanya pun lebih manis dibandingkan semangka Jepang lainnya.
Buah ini juga memberikan inspirasi kuliner di Jepang. Banyak produsen makanan dan minuman yang menggunakan kesempatan ini untuk membuat menu berbasis semangka. Misalnya kakigori (es serut) rasa semangka, es krim semangka, cemilan dan coklat rasa semangka, dango berbentuk semangka, dan lainnya. Bahkan banyak juga dijual aksesoris dan baju bermotif semangka. Inilah yang menyebabkan buah merah yang kaya akan manfaat ini menjadi favorit di saat musim panas.[]