"Manfaat yang terkandung di dalam barley sangat banyak, namun tidak semua orang bisa mengonsumsi barley. Hal ini disebabkan barley mengandung gluten. Sedangkan gluten tidak cocok dikonsumsi oleh orang yang memiliki penyakit alergi gluten atau penyakit celiac."
Oleh: Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pernahkah Anda mendengar kata barley? Barley tampaknya masih terdengar asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Ya, barley atau lebih familiar dikenal dengan nama jelai adalah salah satu dari sekian banyak jenis biji-bijian yang kaya akan kandungan nutrisi. Barley biasanya dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan roti hingga kue kering. Pengolahan barley selain dalam bentuk kue dan roti, barley juga dapat diolah dan dikonsumsi sebagai sup, teh, sereal, salad, hingga pengganti nasi.
Poaceae adalah golongan famili jenis barley yang merupakan jenis biji-bijian. Barley menduduki posisi keempat terbesar di dunia sebagai produksi terbanyak setelah beras, gandum dan jagung. Di Indonesia, barley memang tidak cukup populer, namun barley telah banyak dikonsumsi sejak lama. Salah satunya adalah sebuah penelitian arkeologi yang menunjukkan bahwa biji-bijian ini telah ada serta tumbuh di negeri Mesir sejak lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
Barley yang berasal dari Timur Tengah, membuat kebanyakan negara Barat menggunakan barley atau jelai sebagai pakan ternak. Bahkan saat ini negara Arab Saudi merupakan importir jelai pakan terbesar di dunia.
Sejarah Barley
Pada tahun 7.000 SM, situs arkeologis Mehrgarh di anak benua India menjadi bukti paling awal adanya pertanian jelai. Jelai yang dibudidayakan atau H. vulgare merupakan turunan dari jelai liar atau Hordeum spontaneum. Keduanya adalah diploid di mana 2n=14 kromosom, dikarenakan terjadi persilangan antara jelai liar dengan jelai yang dibudidayakan tersebut. Kedua jelai ini masih dalam satu spesies kemudian dihasilkan menjadi Hordeum vulgare subsp. spontaneum dan subsp. vulgare (budi daya). Dari banyaknya tanaman panen budi daya, jelai adalah tanaman budi daya pertama yang ada di Timur Tengah, sama halnya dengan gandum einkorn dan emmer.
Salah satu bahan pokok sereal Mesir kuno adalah jelai. Jelai ini biasanya digunakan untuk membuat roti selain dari bahan gandum. Keduanya memiliki posisi yang sama sebagai bahan makanan yang lengkap. Jelai memiliki nama umum yaitu 'jt' (diduga diucapkan "it"); 'šma' (diduga diucapkan "SHE-ma"). Jelai ini mengacu pada jelai Mesir Hulu yang merupakan simbol dari Mesir Hulu. Jelai juga merupakan salah satu dari ketujuh spesies tanaman yang memberi ciri khas pada kesuburan tanah perjanjian Kanaan. Dalam peribadatan Israel kuno, jelai memiliki peranan penting yang digambarkan dalam "Pentateukh".
Di masa Yunani kuno, jelai menjadi penting dalam ruang lingkup keagamaan. Jelai diramu menjadi sebuah minuman yang dikenal sebagai minuman "kykeon", yakni campuran minuman untuk mereka yang menjalani ritual inisiasi. Mereka menyediakan minuman dari jelai dan ramu-ramuan. Kemudian disematkan dalam nyanyian berupa "homerik" untuk "demeter". Dari nyanyian ini pula dinamakan sebagai "Ibu Jelai".
Pendapat Peneliti Soal Barley
Dr. Howard Lutz dari Institute of Preventative Medicine di Washington mengagumi khasiat tanaman barley. Dia menyebut barley sebagai produk paling luar biasa pada dekade ini. Selain itu, barley memiliki manfaat yang mampu meningkatkan stamina, kejernihan pikiran, mengurangi kecanduan pada hal-hal buruk dan energi seksual.
Senada dengan Dr. Yoshihide Hagiwara, seorang ahli genetika tanaman. Dia meneliti hampir 150 jenis jelai dalam kurun waktu 15 tahun. Hasil penelitiannya menemukan bahwa kandungan natrium organik yang tinggi pada jelai, mampu menjaga kalsium dalam bentuk larutan di aliran darah dan benar-benar melarutkan timbunan kalsium di persendian. Selain itu, menurutnya jelai juga mampu menggantikan natrium organik dari lapisan perut, yang dapat membantu pencernaan dengan meningkatkan asam klorida di perut.
Seorang ahli biologi lulusan University of California, Yasno Hatta telah melakukan identifikasi bahwa di dalam jelai memiliki aksi yang kuat pada DNA manusia. Selain itu, mampu menekan dan menyembuhkan kematian sel dan menunda penuaan serta menyembuhkan pankreatitis, stomatitis (radang rongga mulut), dermatitis, luka pada lambung dan duodenum.
Hasil penelitiannya yang lain menemukan bahwa air dari barley lebih kuat daripada obat steroid dengan efek samping yang lebih sedikit. Dr. Hagiwara menemukan bahwa mengonsumsi jus barley mampu memperbaiki DNA yang rusak dengan sendirinya lebih cepat. Dia mengklaim bahwa jelai memiliki kandungan klorofil yang tinggi mampu menetralkan dan menghilangkan racun di dalam tubuh.
Dari temuan para peneliti itu, sekarang bisa lebih dipahami mengapa Nabi Muhammad Saw. menyarankan mengonsumsi barley atau jelai bagi orang sakit dan yang berduka. Bagaimanapun, pada kondisi ini biasanya nafsu makan menurun bahkan memperburuk keadaan seseorang, sebab dapat mendorong penyakit lebih lanjut atau bahkan menyebabkan seseorang mencari kepuasan dari zat berbahaya.
Barley dalam Islam
Rasulullah Saw. sangat menyukai barley. Rasulullah menyukai olahan barley dalam bentuk sup hangat. Beliau mengungkapkan bahwa barley sangat penting untuk manusia, sebab barley atau biji-bijian ini mengandung banyak karbohidrat dan nutrisi lainnya. Menurut beliau, seseorang yang mengonsumsi barley dapat mencegahnya dan mengatasinya dari sakit demam.
Barley atau barli (tanaman serealia) di dalam sastra Islam merupakan satu-satunya tumbuhan bumi yang dapat menjadi sumber nutrisi. Hal ini dibenarkan oleh para ulama hadis yang telah memahami bahwa barley sebagai sumber pangan yang sangat bergizi, bermanfaat bagi radang lambung, batuk hingga mampu untuk mengeluarkan racun dari tubuh.
Sekitar puluhan hadis dari Rasulullah Saw. merekomendasikan bahwa talbina (makanan dari tepung barley) sangat baik diberikan pada orang sakit dan berduka. Rasulullah Muhammad Saw. mengatakan bahwa “At-talbina memberi ketenangan pada hati yang berduka dan membuatnya aktif serta mengurangi beberapa kesedihannya.” Hadis ini merupakan riwayat dari Iman Bukhari.
Ibn Al-Qayyim pun mengatakan bahwa air barley yang menggunakan air lima kali lebih banyak dari barley itu sendiri, menyarankan agar direbus hingga isinya berkurang menjadi tiga perempat. Apabila dicampur dengan susu, air barley mampu menjadi pelepas dahaga.
Kandungan Nutrisi dan Manfaat Barley
Sebagaimana di awal bahwa barley tidak sepopuler gandum, namun barley kaya akan nutrisi dan manfaat bagi kesehatan tubuh. Terdapat kandungan 350 kalori di dalam seratus gram barley, 2,5 miligram zat besi, 2 miligram zinc, 37 mikrogram selenium, 15 gram serat, 10 gram protein, 80 gram karbohidrat, 30 miligram kalsium, 220 miligram fosfor, 80 miligram magnesium, 280 miligram kalium. Di dalam barley juga terdapat kandungan folat, vitamin B dan K, mangan, dan beraneka antioksidan, seperti flavonoid, lutein, dan zeaxanthin.
Dari kandungan nutrisi barley yang beragam, maka diperoleh sejumlah manfaat dari mengonsumsi barley.
Pertama, menjaga berat badan. Barley tergolong makanan yang berserat tinggi sehingga mengonsumsi barley akan membuat seseorang merasa kenyang lebih lama serta membantu menjaga berat badan tetap ideal jika dikonsumsi secara rutin. Barley juga memiliki kandungan beta-glukan yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi jaringan lemak di perut.
Kedua, melancarkan saluran pencernaan. Barley memiliki kandungan serat yang sangat bermanfaat untuk mencegah konstipasi dan melancarkan pencernaan. Di dalam barley juga terdapat sifat prebiotik yang dapat meredakan peradangan, meringankan gejala gangguan pada saluran pencernaan, serta mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus.
Ketiga, menurunkan kadar kolesterol di dalam tubuh sebab barley tinggi serat. Sehingga mengonsumsi barley dapat mengurangi penyerapan kolesterol, terhindar dari risiko penyakit yang disebabkan oleh kolesterol tinggi, seperti penyakit kardiovaskular.
Keempat, menurunkan risiko penyakit jantung. Kandungan kalium pada barley mampu menurunkan tekanan darah. Apalagi jika dikonsumsi secara rutin, maka akan menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Kelima, mencegah penyakit diabetes. Barley yang memiliki kandungan antioksidan dan magnesium sangat bermanfaat dalam menurunkan kadar gula darah dan mengoptimalkan kinerja hormon insulin. Sehingga meminimalisasi risiko terjadinya penyakit diabetes.
Keenam, mencegah penyakit batu empedu. Barley yang memiliki kandungan serat memiliki manfaat untuk mencegah pembentukan batu empedu. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi barley akan mengurangi 10% risiko terjadinya penyakit batu empedu.
Ketujuh, mengurangi risiko terjadinya kanker usus. Barley yang merupakan jenis biji-bijian yang berserat tinggi, bisa menurunkan risiko penyakit kronis, seperti kanker usus serta menghambat pertumbuhan sel kanker.
Manfaat yang terkandung di dalam barley sangat banyak, namun tidak semua orang bisa mengonsumsi barley. Hal ini disebabkan barley mengandung gluten. Sedangkan gluten tidak cocok dikonsumsi oleh orang yang memiliki penyakit alergi gluten atau penyakit celiac.
Oleh karena itu, jika seseorang mengalami penyakit celiac atau alergi gluten, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu bila ingin mengonsumsi barley. Para ahli menyarankan memilih barely utuh (whole grain) jika ingin mengonsumsi barley atau olahan yang terbuat dari barley agar pengguna memperoleh manfaatnya secara maksimal. Bila mengonsumsi barley, jangan lupa disertai dengan makanan bergizi lainnya dan tetap menerapkan pola hidup sehat agar badan tetap sehat dan bugar.[]
Alhamdulillah terimakasih dg artikel yg ada ini menambah pengetahuan & keyakinan saya yg beberapa Minggu ini mncoba mencari di Al-Qur'an..ini bukan lah suatu kebetulan ..tapi in syaa Allah ini petunjuk dari Nya..
Terima kasih sudah membuat tulisan yang baru saya ketahui kalau Rasulullah sangat menyukai Barley.