"Dalam satu buah kue Ali Agrem memiliki kandungan energi sebesar 440 kilokalori, protein 3,8 gram, karbohidrat 64,5 gram, lemak 18,5 gram, kalsium 27 miligram, fosfor 47 miligram, dan zat besi 2,5 miligram. Selain itu di dalam kue Ali Agrem juga mengandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,13 miligram dan vitamin C 0 miligram."
Oleh. Irma Sari Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bulet bulet bolong tengahe
Namanya kue donat
Ada yang masih ingat lagu ini? Yup, lagu yang pernah populer di tahun 90-an ini, dinyanyikan oleh Joshua Suherman waktu masih imut-imut. Di lagu ini, Joshua bilang kalau makanan yang bentuknya bulat dan tengahnya bolong namanya donat. Hmm.. Apa cuma donat aja ya, yang bentuknya seperti itu?
Ternyata bukan cuma donat saja lho yang bulat dan tengahnya berlubang. Ada juga nih kue yang bentuknya seperti donat. Namanya Ali Agrem. Penganan khas tanah Sunda ini memiliki bentuk seperti "Ali" atau cincin tradisional yang memiliki batu indah dah besar di tengahnya. Makanya kue Ali Agrem juga dikenal dengan sebutan kue cincin.
Selain bentuknya yang unik, Ali Agrem juga memikiki cita rasa yang khas. Perpaduan antara tepung beras, tepung ketan dan gula merah yang berpadu mesra, menghasilkan Ali Agrem yang berwarna coklat cerah, manis, gurih dan legit di lidah. Sangat nikmat disantap selagi hangat ditemani secangkir kopi atau teh manis. Hmmm…delicioso!
Kue tradisional nan nikmat ini, mulai jarang ditemui saat ini. Mungkin pesonanya kalah pamor dengan kue-kue modern seperti cake, donat, brownis atau aneka roti. Bisa jadi karena proses pembuatannya yang lumayan memakan waktu, terutama proses menggoreng. Perlu kesabaran dan ketelatenan dalam proses ini. Kalau tidak, dijamin realitas tidak sesuai ekspektasi alias ambyar. Hehehe..
Selain lezat, Ali Agrem ternyata ada kandungan gizinya juga lho. Menurut informasi yang dilansir dari dharmawanitapersatuan.com, salah satu keunggulan kue Ali Agrem adalah kandungan gizinya yang melimpah. Dalam satu buah kue Ali Agrem memiliki kandungan energi sebesar 440 kilokalori, protein 3,8 gram, karbohidrat 64,5 gram, lemak 18,5 gram, kalsium 27 miligram, fosfor 47 miligram, dan zat besi 2,5 miligram. Selain itu di dalam kue Ali Agrem juga mengandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,13 miligram dan vitamin C 0 miligram. Maasyaallah, lengkap.
Kue-kue tradisional biasanya menyimpan kisah sendiri, baik sejarah maupun filosofi di dalamnya. Tak terkecuali Ali Agrem. Kue ini biasanya mudah ditemui saat perayaan hari besar tertentu, seperti upacara pernikahan dengan adat Sunda, hingga Hari Raya Idulfitri. Konon, jika menyajikan kue ini di acara pernikahan, maka kehidupan biduk rumah tangga sang pengantin akan langgeng abadi.
Memang apa hubungannya antara hidangan dengan langgengnya pernikahan? Mungkin tidak ada hubungan secara langsung ya, tapi kalau kita ambil sisi positifnya, penyajian Ali Agrem pada pesta pernikahan adalah wujud dari harapan dan doa. Sebagaimana bentuk kuenya yang menyerupai cincin melingkar, maka diharapkan kehidupan rumah tangga pengantin pun akan abadi. Tak terputus, sehidup, sesurga. So sweet.
Adat istiadat memang tidak boleh dijadikan sebagai pijakan amal bagi seorang muslim, ya. Karena standar perbuatan seorang hamba harus terikat dengan perintah dan larangan Allah Swt. Namun, selama adat istiadat tersebut tidak melanggar dan bertentangan dengan syarak, maka umat Islam masih boleh mengambilnya. Nabi saw. mencontohkan agar kita mendoakan pasangan pengantin dan menghidangkan makanan saat walimah. Perintah untuk menggelar waliwah disampaikan Rasulullah saw. ketika putrinya, Fatimah r.a dipinang Ali bin Abi Thalib r.a. Beliau bersabda, ”Sesungguhnya pada perkawinan harus diadakan walimah.” (Shahih Jami’us Shaghir no:2419 dan al-Fathur Rabbani XVI:205 no:175).
Menarik ya kisah Ali Agrem ini. Walaupun termasuk kue jadul tapi kue ini masih tetap disukai. Dengan filosofi yang terkandung di dalamnya secara tidak langsung penganan ini sedang mengajarkan kita untuk senantiasa berdoa kepada Allah Swt. dan mengharapkan keberkahan. Selain dari citarasa, makanan semakin terasa lezat jika disantap dengan penuh rasa syukur. Benar tidak?[]