Bluder, Roti Manis dari Kota Gadis

"Bagi yang pernah mencicipi bluder pasti setuju jika roti ini sungguh spesial. Meski jadul, bluder tetap tak kehilangan pesonanya di tengah gempuran roti modern yang kekinian. Bahannya memang sederhana, tapi cita rasanya luar biasa. Terkadang yang tampak biasa saja itu justru malah istimewa dan melekat di hati."

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Apakah Anda penyuka roti? Pernah makan bluder (bukan blunder lho, ya!)? Jika belum, cobalah nikmati roti jadul yang satu ini. Sekali mencoba, yakin akan menambah lagi, lagi, dan lagi. Hehehe…

Roti bluder adalah kuliner ikonik dari kota Gadis. Wah, di mana itu? Kota Gadis adalah julukan bagi kota Madiun yang merupakan singkatan dari Perdagangan, Pendidikan, dan Perindustrian. Nah, roti bluder ini menjadi salah satu penganan yang identik dengan kota Madiun selain Brem dan Pecel. Karena itulah ia sering dicari untuk dinikmati atau pun sebagai oleh-oleh bila berkunjung ke kota ini.

Menurut sejarahnya, roti bluder sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Ia dibawa oleh orang-orang Eropa ke Indonesia. Roti ini biasanya menjadi santapan wajib tentara Belanda. Bisa dikatakan bahwa roti bluder merupakan peninggalan masa Belanda yang kemudian berkembang menyesuaikan lidah rakyat Indonesia.

Roti bluder bentuknya seperti piramida bulat atau mangkuk.Warnanya coklat keemasan dengan rasa yang manis legit. Ciri khas roti bluder adalah pada teksturnya yang empuk dan lembut. Ketika disobek, akan terlihat serat-seratnya yang halus. Meski berserat banyak, namun roti ini tak bikin seret di tenggorokan karena ya seratnya itu lembut sekali. Selembut kasih bunda. Eaaa…

Roti bluder pada dasarnya merupakan perpaduan antara adonan roti dan cake. Itulah yang membuat roti bluder bertekstur lebih lembut dibanding roti lainnya. Adonan roti ini utamanya terdiri dari telur, susu, tepung, mentega, dan gula. Meskipun tidak memakai ragi, namun adonannya tetap bisa mengembang lho! Roti ini juga tak menggunakan bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi anak-anak.

Roti bluder itu istimewa. Menikmati bluder seperti kembali ke kampung halaman. Rasa autentiknya klasik tak lekang oleh waktu. Manisnya mengingatkan pada kenangan masa lalu yang terpahat dalam memori. Kelembutannya membawa kita menyusuri jalan-jalan tempo dulu yang asri nan teduh dengan pohon-pohon besar di kanan dan kiri jalan, di mana kendaraan bermotor masih segelintir saja jumlahnya. Kesederhanaannya menyadarkan kita bahwa ketulusan akan selalu mampu menghangatkan jiwa dan raga. Wah, omongin roti saja bisa jadi sok puitis nih!

Bagi yang pernah mencicipi bluder pasti setuju jika roti ini sungguh spesial. Meski jadul, bluder tetap tak kehilangan pesonanya di tengah gempuran roti modern yang kekinian. Bahannya memang sederhana, tapi cita rasanya luar biasa. Terkadang yang tampak biasa saja itu justru malah istimewa dan melekat di hati.

Kini, roti bluder mengikuti perkembangan zaman. Ia pun juga ikut menyesuaikan dengan selera masyarakat sekarang tanpa meninggalkan resep aslinya. Bila dulu roti bluder tak ada isian atau toppingnya, tapi sekarang roti ini bervariasi dengan keju, cokelat, stroberi, kismis, kacang, dsb. Apa pun variannya, bluder tetap enak disantap. Silakan pilih mana yang disuka. Walau bluder telah ada sejak zaman kolonial, namun rasanya tetap bisa diterima oleh kalangan milenial.

Roti bluder yang terkenal di Madiun adalah bluder Cokro yang terletak di jalan Cokroaminoto. Para pelancong atau masyarakat lokal bisa membeli bluder Cokro di outlet yang berdekatan dengan tempat pembuatannya. Harganya yang terjangkau, pilihannya yang beragam, dan tempatnya yang enak membuat bluder Cokro terkenal ke seantero nusantara. Kalau Anda tengah berkunjung ke Madiun atau mungkin hanya sempat melewatinya saja, cobalah mampir sebentar untuk membeli roti yang legendaris ini.

Menikmati roti bluder yang manis dengan ditemani secangkir teh, kopi atau cokelat hangat bersama keluarga atau teman-teman merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Namun, jangan sampai kenyamanan itu membuat kita terlena hingga melupakan aktivitas lainnya. Termasuk dalam menyantap roti yang lezat ini juga harus diperhatikan agar tak sampai berlebihan. Boleh makan, namun jangan terlalu banyak hingga kekenyangan. Mentang-mentang enak akhirnya malah keterusan.

Hendaklah kita makan secukupnya saja. Berhentilah makan sebelum kenyang. Ini seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah yang tak pernah menyantap roti atau makanan apa pun secara berlebihan. Beliau akan berhenti makan sebelum perutnya terisi penuh. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Abu Hurairah r.a berkali-kali mengarahkan jari ke mulutnya sembari mengatakan, “Rasulullah dan keluarganya tidak pernah merasa kenyang dalam tiga hari berturut-turut karena memakan roti gandum. (Keadaan tersebut terus berlangsung) Hingga beliau terpisah dengan dunia.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Roti menjadi salah satu makanan favorit Rasulullah. Beliau pernah memuji roti yang dihidangkan sebagai “Makanan terbaik penduduk dunia dan penduduk akhirat.” (HR. Ibnu Majah) Meskipun menyukainya, namun Rasulullah tak pernah memakan roti hingga kelewat batas atau berlebihan.

Terlalu banyak makan bisa membawa keburukan. Perut yang terlampau kenyang akan menyebabkan kemalasan dan kelalaian sehingga menjauhkan seseorang dari ketaatan. Akibat makan berlebihan juga bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti kolesterol dan obesitas. Memang sesuatu yang dilarang oleh Allah pastilah ada hikmahnya. Tidaklah Allah memerintahkan dan melarang sesuatu kecuali demi kebaikan hamba-Nya sendiri. Larangan berlebihan telah ditetapkan Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam surah Al-A’raf ayat 31: “Makan dan minumlah kamu, dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”

Wallahu a’lam bish-shawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Work from Anywhere, demi Efisiensi atau Miskin Solusi?
Next
Prediksi Covid-19 dari Pandemi Menjadi Endemi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram