"Menurut sejarahnya, sebagaimana dikutip dari Ensiklopedia Britannica, orang Ibrani memaknai Paskah sebagai peringatan kematian dan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir."
Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pernahkah kamu mendengar tentang roti matzos? Atau sudah pernah mencicipinya? Ya, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia pasti masih asing dengan nama roti tersebut. Jangankan mencicipi, namanya pun mungkin banyak yang baru mendengarnya, apalagi masyarakat yang tinggal di pedesaan. Tetapi jangan beranjak dahulu, ibarat pepatah "tak kenal maka tak sayang". Yuk, kita kenalan dengan camilan yang satu ini. Jika sudah kenal tetapi tak juga suka, maka silakan pilih yang lain.
Matzo, matza, atau matzah (jamak dalam bahasa Ibrani disebut matzos) adalah roti datar yang tidak beragi. Roti ini merupakan produk makanan Yahudi yang sudah umum di Israel, di mana banyak penduduk Yahudi bermukim. Bentuk matzos pun bermacam-macam. Ada yang bulat, segi empat, persegi panjang, ataupun berbentuk lembaran besar. Karena tidak menggunakan ragi, rasa roti ini pun renyah hambar. Jika pernah memakan biskuit tawar atau crakers, maka matzos ini rasanya tak jauh berbeda.
Seiring perkembangan zaman, matzos pun tersedia dalam berbagai varian rasa, seperti rasa bawang ataupun campuran biji poppy. Ada pula yang dikenal dengan sebutan "egg matzos", yakni matzos yang dicampur dengan jus anggur atau apel yang menghasilkan rasa agak manis, tetapi tetap tidak menggunakan ragi. Karena rasanya yang gurih renyah, banyak orang yang menyantap roti hambar ini bersama dengan sup agar lebih mengenyangkan. Roti matzos sendiri umumnya berwarna putih dengan bercak-bercak seperti hangus di permukaannya.
Sejarah Matzos
Tak lengkap rasanya apabila sudah mengenal matzos, tetapi tak mengenal sejarahnya. Matzos atau matzo menjadi unsur penting dalam perayaan Paskah Yahudi. Festival Pesakh atau Paskah Yahudi sendiri merupakan perayaan yang dilakukan pada hari ke-14 dalam bulan Nisan (bulan pertama kalender Ibrani) yang dilaksanakan selama tujuh hari.
Perayaan ini akan berakhir pada hari ke-21 Nisan (di Israel) dan hari ke-22 Nisan (di luar Israel). Selama seminggu masyarakat Yahudi hanya boleh memakan roti yang tidak beragi, sehingga hari-hari itu disebut sebagai "hari raya roti tidak beragi". Selama masa perayaan tersebut, chametz (ragi dan lima serealia yang dapat menjadi ragi) dilarang untuk dikonsumsi menurut hukum Yahudi.
Bangsa Yahudi biasa merayakan Paskah dengan mengadakan Seder, yakni upacara jamuan makan yang diiringi dengan doa, minum anggur, bernyanyi, serta membahas berbagai hal tentang keadilan sosial. Dalam jamuan tersebut, beberapa sajian yang merupakan simbol Paskah pun dihidangkan. Di antaranya ada tulang betis panggang, telur, sayuran pahit, karpa, garam udara, juga tiga potong matzo atau matzos.
Menurut sejarahnya, sebagaimana dikutip dari Ensiklopedia Britannica, orang Ibrani memaknai Paskah sebagai peringatan kematian dan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Sebagaimana ditulis oleh Fox, kisah Paskah bermula saat Firaun (penguasa Mesir saat itu) merasa khawatir bahwa ledakan bangsa Yahudi Mesir akan melampaui bangsanya sendiri. Karena itu, Firaun melakukan langkah pencegahan dengan menjadikan bangsa Ibrani Kuno sebagai budak. Tak hanya itu, Firaun pun menenggelamkan setiap anak yang lahir dari bangsa Ibrani.
Kisah Paskah Yahudi pun tertuang dalam Alkitab yakni Kitab Keluaran. Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa Nabi Musa as. adalah orang yang membantu pembebasan bangsa Ibrani. Sayangnya, baik dalam Alkitab atau rujukan lainnya tidak diketahui secara pasti siapa Firaun yang berkuasa pada zaman itu. Namun, dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh National Geographic bertajuk, "We May Now Know Siapa Firaun Mesir yang Menantang Musa", disebutkan bahwa banyak peneliti menduga penguasa Mesir saat itu adalah Raja Ramses II.
Manfaat Matzos Menurut Kacamata Medis
Bagi para penikmat matzo atau matzos tak perlu merasa khawatir. Meski roti ini tidak mengandung ragi, tetapi sudah memenuhi beberapa kebutuhan nutrisi. Namun perlu diingat bahwa matzos bukanlah makanan yang sangat kaya mineral atau gizi. Berikut ini beberapa kandungan yang terdapat dalam matzos:
Pertama, matzos termasuk camilan yang rendah kalori. Nah, roti ini bisa menjadi alternatif bagi seseorang yang sedang menjalani diet. Satu persegi matzos misalnya, memiliki kalori yang terbilang rendah, yaitu sekitar 5,5 persen dari asupan harian jika dihitung berdasarkan diet 2.000 kalori per hari.
Kedua, jika ingin lebih sehat lagi, maka bisa memilih untuk mengonsumsi gandum utuh. Ada beberapa jenis matzos gandum utuh sebagai pilihan seperti spelt, oatmeal, juga beberapa merek yang menawarkan matzos gandum utuh, termasuk Streit's dan Yehuda Matzos. Nah, berdasarkan tinjauan umum tahun 2017, dari 21 metaanalisis menemukan bukti bahwa biji-bijian makanan dapat membantu mencegah diabetes tipe 2, kanker pankreas, dan kanker jenis tertentu, serta kardiovaskular.
Hasil dari studi ini pun telah merekomendasikan agar seseorang mengonsumsi 2-3 porsi biji-bijian utuh per hari. Sedangkan syarat suatu produk yang akan diberikan label sebagai gandum utuh menurut American Nutrition Society, yakni produk tersebut harus mengandung sekitar delapan gram biji-bijian utuh untuk setiap porsi 30 gram.
Ketiga, pada umumnya matzos bebas susu yang membuat roti ini cocok untuk siapa pun yang memiliki alergi susu atau telur pada olahan makanan. Keempat, banyak produsen matzos tidak menggunakan aditif dan pengawet ketika memproduksi makanan kemasan bersih. Karena itu mayoritas matzos bebas dari aditif dan pengawet.
Kelima, matzos tidak mengandung lemak berbahaya yang turut berkontribusi pada makin buruknya penyakit jantung koroner. Selain itu, untuk membantu kesehatan kardiovaskular, pilihannya harus menghilangkan lemak utama yakni trans, yang banyak ditemukan pada makanan kemasan. Karenanya jika dalam jumlah yang wajar, matzos masih terbilang aman bagi kesehatan.
Kandungan Gizi
Suatu jenis produk makanan dapat dikatakan sehat jika memenuhi kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Tak heran jika ahli kesehatan selalu menganjurkan agar seseorang mengonsumsi makanan sehat. Berikut beberapa kandungan gizi yang terdapat dalam matzos:
- Hampir 90 persen matzos terdiri dari karbohidrat, karena bahan utamanya yang berasal dari tepung putih halus atau tepung gandum utuh. Misalnya, 55 persen dari 2.000 kalori seseorang itu berasal dari karbohidrat, maka dia akan mengonsumsi sekitar 275 gram karbohidrat per harinya. Jadi, setiap porsi matzos menghasilkan nyaris sembilan persen dari karbohidrat harian seseorang.
- Jumlah kandungan protein di dalam matzos sebesar tiga gram setiap porsinya. Apabila dihitung berdasarkan asupan protein yang direkomendasikan, yakni sebesar 0,8 gram untuk setiap satu kilogram berat badan, maka matzos masih memiliki kontribusi yang kecil dari segi protein.
- Matzos hanya memiliki kandungan zat besi sebesar 0,4 miligram per daun. Ini pun masih termasuk persentase yang kecil jika dibandingkan dengan asupan zat besi harian yang direkomendasikan, yakni 18 miligram untuk wanita yang berusia antara 19 hingga 50 tahun. Hal ini berdasarkan nilai harian yang ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA) AS dan digunakan pada label makanan.
- Roti ini tidak mengandung lemak. Sebagaimana diketahui, mengonsumsi lemak jenuh di atas sepuluh persen dari energi total, akan berisiko meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang memiliki fungsi membawa kolesterol masuk ke pembuluh darah koroner. Jadi, mengonsumsi matzos bisa menjadi alternatif mengurangi konsumsi lemak.
Membuat Matzos
Nah, tak lengkap rasanya mengenal matzos tanpa mencoba mempraktikkannya. Berikut ini adalah cara membuat matzos. Pertama-tama, siapkan bahan-bahan yang akan digunakan yakni dua cangkir tepung, setengah sendok teh garam, dan sepertiga cangkir minyak zaitun.
Setelah semua bahan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolahnya. Campurkan seluruh bahan yang telah disiapkan sebelumnya, baik tepung terigu, garam, dan minyak zaitun. Kemudian aduk adonan tersebut hingga merata dan tidak lengket (kalis). Jika diperlukan, kamu dapat menambahkannya dengan setengah gelas air.
Setelah itu, ambil sedikit demi sedikit adonan dan bentuk menjadi bola-bola kecil, kemudian ratakan atau pipihkan (untuk memperoleh bentuk yang rata bisa menggunakan cetakan roti atau rolling pin). Apabila hendak dipanggang di teflon, maka olesi adonan dengan sedikit minyak zaitun agar bertekstur lembut saat matang.
Langkah selanjutnya, panaskan teflon selama 2-3 menit lalu panggang adonan tersebut. Karena proses pemanggangannya yang terbilang cepat, baiknya tetap awasi roti agar tidak hangus. Setelah roti mulai berubah warna, segera balik untuk memanggang sisi lainnya. Setelah itu angkat roti dan siap dinikmati selagi panas.
Efek Samping
Meski satu jenis makanan sangat baik dan sehat untuk tubuh seseorang, tetapi adakalanya menjadi petaka bagi tubuh lainnya. Misalnya pada seseorang yang alergi terhadap satu bahan makanan tertentu, hingga tak bisa mengonsumsinya. Pun sama halnya dengan matzos yang sebagian besarnya mengandung gandum ataupun gluten. Penganan ini tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi terhadap gandum. Sebagai gantinya bisa memilih matzos yang bebas gluten, biasanya terbuat dari tepung kentang dan tapioka.
Di sisi lain, matzos ternyata memiliki beberapa kemungkinan efek samping yang harus diketahui oleh para penikmatnya. Di antara kemungkinan efek samping tersebut adalah sembelit. Pasalnya, roti ini dikenal sebagai bahan pengikat makanan yang sangat membantu menangkal gejala diare.
Mengonsumsi roti ini secara berlebihan dapat menjadi bumerang, karena matzos tidak mengandung serat makanan hingga dapat menyebabkan sembelit. Akibat lain yang dapat terjadi jika memakan matzos dalam porsi berlebihan adalah munculnya masalah pencernaan seperti kembung dan keram perut. Termasuk gejala lain yang dapat muncul yakni refluks asam (asam lambung naik).
Tidak Boleh Berlebihan
Sejatinya makanan sehat dan halal memang dibutuhkan bagi tubuh kita. Sebab, dengan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi lengkap akan menjadikan tubuh bugar dan sehat. Meski demikian, mengonsumsi makanan secara berlebihan tidaklah dibenarkan baik dari sisi medis maupun agama, khususnya Islam. Bahkan, Islam menganggap bahwa mengonsumsi sesuatu secara berlebihan adalah cara makan yang buruk.
Larangan tersebut telah tertuang dalam firman Allah Swt. surah Al-A'raf [7] ayat 31, yang artinya: "Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."
Karena itu Islam memberikan tuntunan bagaimana cara makan yang baik sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw. Tak lupa Rasulullah saw. pun memberikan beberapa tuntunan agar umat muslim dapat terhindar dari dampak buruk akibat mengonsumsi penganan secara berlebihan.
Sebagaimana termaktub dalam hadis riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, "Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia harus mengerjakannya, maka hendaklah dia membagi sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk napasnya."
Demikianlah kemuliaan Islam yang tidak hanya memberi pedoman dalam hal bernegara, beribadah, bermuamalah, maupun bersosial. Bahkan, soal urusan mengonsumsi makanan yang telah nyata halal pun diatur sangat sempurna agar tidak menimbulkan mudarat bagi tubuh.
Wallahu a'lam[]