"Pada sebuah bunga Crocus sativus hanya terdapat tiga tangkai putik saja. Untuk bisa mendapatkan 1 kilogram saffron dibutuhkan setidaknya sekitar 340 ribu bunga Crocus sativus."
Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tahukah Anda apa rempah termahal di dunia ini? Bentuknya seperti benang dan berwarna merah. Ia mendapat julukan rempah emas karena berharga mahal laksana emas. Walau bentuknya kecil berhelai, namun harganya bisa mencapai sampai ratusan juta rupiah. Ya, rempah itu adalah saffron.
Saffron adalah putik bunga Crocus sativus atau dikenal juga saffron crocus. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna ungu dengan tangkai putik berwarna merah. Putik inilah yang dikeringkan untuk dijadikan rempah-rempah. Benang merah dari bunga Crocus sativus ini bisa berwarna kuning keemasan ketika diseduh.
Saffron memiliki rasa sedikit pahit dan berbau harum. Warnanya yang kuning terang menjadikannya banyak dicari untuk bumbu masakan dan bahan pewarna. Masakan Arab, India, Asia Tengah, Iran, Eropa, dan Maroko sering menggunakan saffron sebagai pewarna makanan dan penambah aroma.
Saffron dikenal juga dengan nama kuma-kuma. Saffron sendiri banyak tumbuh di daerah Iran, India, Kashmir, Turki, Yunani, Spanyol, Maroko, dan Italia. Diyakini tanaman ini berasal dari Iran. Meskipun, Kashmir, Yunani dan Sumeria juga dipercayai menjadi tempat asal tumbuhan ini. Menurut UN Food and Agriculture Organzation (FAO), Iran menjadi negara penghasil saffron terbesar di dunia. Iran menghasilkan 85 persen saffron di seluruh dunia. (cnnindonesia.com, 13/12/2020)
Kuma-kuma atau saffron bisa tumbuh subur di iklim Mediterania dengan angin musim panas yang kering berembus melewati tanah kering atau agak kering. Namun, ia juga bisa bertahan dalam musim dingin yang membeku, tahan terhadap embun beku atau pun tertutup salju sementara waktu.
Saffron paling sesuai ditanam di daerah yang mempunyai banyak hujan di musim semi, namun relatif kering di musim panas. Curah hujan yang berlebih di masa berbunga akan membuatnya rentan terhadap serangan penyakit dan bisa mengurangi hasil panen. Tanaman ini bisa tumbuh subur di tempat yang banyak terkena sinar matahari dengan tanah yang gembur, cukup mendapat air, dan tanah berkapur yang memiliki kandungan bahan organik tinggi.
Saffron berharga mahal karena masa pertumbuhan dan proses panennya yang cukup sulit. Ia tidak bisa sembarang tumbuh di berbagai tempat. Tanaman ini tumbuh di daerah dengan kondisi yang kering, banyak sinar matahari, curah hujan yang cukup, dan sistem drainase yang baik.
Saffron juga harus segera dipetik begitu telah berbunga karena mudah layu. Bunganya mekar di kala fajar menyingsing. Musim panen saffron biasanya di pertengahan musim gugur.
Pada sebuah bunga Crocus sativus hanya terdapat tiga tangkai putik saja. Untuk bisa mendapatkan 1 kilogram saffron dibutuhkan setidaknya sekitar 340 ribu bunga Crocus sativus. Bayangkan berapa hektar lahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram saffron! Pantas saja bila harganya mahal sekali.
Belum lagi proses pemanenan juga harus sangat hati-hati. Putik bunga Crocus sativus yang amat halus dan rapuh, tidak boleh sembarangan dalam memetiknya. Dibutuhkan pekerjaan tangan yang teliti untuk memisahkan tiap putik saffron dari bunganya. Setelah terkumpul kemudian putik-putik tersebut dikeringkan.
Untuk bisa memetik setengah kilogram putik dari 170 ribu tangkai bunga dibutuhkan waktu berjam-jam, bahkan seharian lebih. Semua proses tadi dilakukan secara manual tanpa mesin sama sekali. Ini jelas memerlukan tenaga dan waktu yang tak sedikit.
Kandungan dan Manfaat
Dalam saffron terkandung zat-zat berharga dengan manfaat yang luar biasa. Ada empat komponen bioaktif yang dimiliki saffron, di antaranya adalah crocin, crocetin, picrocrocin, dan safranal. Ia juga disebut memiliki 150 senyawa kimia, termasuk vitamin B1, vitamin B2, polisakarida, protein dan flavonoid.
Saffron tak hanya bermanfaat sebagai rempah-rempah saja, namun ia memiliki banyak khasiat.
Manfaat saffron bagi kesehatan manusia di antaranya:
1. Sumber Antioksidan yang Baik.
Crocin, crocetin, dan safranal adalah senyawa dalam saffron yang menjadi sumber antioksidan. Bila crocin dan crocetin memberi warna merah pada saffron, maka safranal memberinya rasa khas. Kandungan ini mampu berfungsi sebagai penangkal radikal bebas dan pelawan stres oksidatif.
2. Memperbaiki Mood.
Saffron juga mendapat julukan sebagai “sunshine spice” atau bumbu matahari. Ini karena ia mampu mencerahkan suasana hati. Saffron dapat membantu mengurangi gejala depresi. Ia dianggap tanaman terapeutik yang sangat baik dalam pengobatan depresi.
3. Berpotensi Mengobati Kanker
Karena memiliki kandungan antioksidan yang baik, saffron dianggap mampu melawan radikal bebas yang memicu tumbuhnya kanker.
4. Mengurangi Gejala PMS (Premenstrual Syndrome)
PMS merupakan gejala yang dapat mengganggu kaum hawa secara fisik, emosional dan psikis. Pemberian ekstrak saffron sebesar 30 miligram pada wanita dapat mengurangi gejala PMS seperti cemas, mudah tersinggung, nyeri dan sakit kepala. Mencium aroma saffron selama 20 menit dapat membantu menurunkan hormon stres kortisol sehingga tubuh menjadi lebih rileks. (kesehatan.kontan.co.id)
5. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Sifat antioksidan saffron dapat menurunkan kolesterol darah dan mencegah penyumbatan pembuluh darah dan arteri. Saffron dianggap mampu mendukung kesehatan sistem kardiovaskuler yang sehat. Dengan begitu, ia bisa menurunkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
6. Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan
Mengonsumsi saffron diyakini bisa membuat efek kenyang lebih lama hingga mengurangi keinginan untuk makan camilan lebih banyak. Bila dilakukan secara rutin dan didukung dengan pola makan yang baik serta olahraga teratur, maka akan mampu menurunkan berat badan.
7. Meningkatkan Daya Ingat Karena Alzheimer
Kandungan antioksidan yang tinggi dalam saffron mampu meningkatkan fungsi kognitif pada orang dewasa dengan Alzheimer.
8. Menyehatkan Kulit
Senyawa crocin dan kandungan vitamin C dalam saffron sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit. Dalam pengobatan tradisional Yunani, saffron dipakai untuk menyegarkan kulit wajah, mengatasi jerawat, dan menyembuhkan luka pada kulit. Sedangkan masyarakat Iran biasa memakai saffron untuk memperbaiki warna kulit. Saffron juga dipakai dalam pengobatan erisipelas atau infeksi bakteri pada lapisan luar kulit.
Mahal Sesungguhnya
Saffron dengan prosesnya yang cukup rumit menjadikannya tanaman yang mahal. Pemilihan tempat tumbuh yang tepat akan mampu membuatnya tumbuh dan berkembang dengan baik. Sinar matahari yang terang, curah hujan yang cukup, tanah yang subur di daerah kering serta musim yang tepat akan menghasilkan bunga yang indah dan bermanfaat.
Ditambah proses pemetikan, pengolahan dan pengemasannya yang membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian membuat saffron bernilai tinggi. Dari sekuntum bunganya yang hanya memiliki tiga putik yang nantinya diproses menjadi saffron yang bisa dikonsumsi, tentulah membutuhkan tenaga kerja manusia yang lebih banyak.
Lama dan tak mudahnya proses itu membuat saffron layak bila dihargai mahal. Tak mengherankan bila ia dijual per gram seperti emas. Saffron grade A bisa berharga Rp46.500,00 per 0,5 gram. Dengan harga itu, maka 1 kilogram saffron dijual seharga Rp93 juta. Untuk saffron Turki, ada yang menjual seharga Rp215 ribu per 2 gram. Bila jumlahnya 1 kilogram, maka ia bisa dijual dengan harga Rp107,5 juta. (cnnindonesia.com, 14/12/2020)
Itu harga dua tahun yang lalu. Kini, tentu lebih mahal lagi. Bila kita cek di situs-situs belanja akan terpampang harga-harganya yang tinggi. Bahkan ada yang menjualnya seharga Rp165 ribu per gram. Bila dalam 1 kilogram, maka harga saffron bisa mencapai Rp165 juta.
Semahal apa pun harga saffron, tetaplah ia tanaman yang menjadi makhluk Allah. Layaknya makhluk, ia sangat bergantung pada-Nya. Ia tak akan hidup bila tak ada yang menghidupkannya. Ia tak akan bisa tumbuh tanpa kehendak dari Sang Pencipta. Tanpa kuasa Allah, tidak ada kehidupan yang terjadi sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al-Hajj ayat 5: “… Dan kamu lihat bumi ini kering. Kemudian, bila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”
Tak ada saffron, tak ada manusia satu pun yang bisa memanfaatkan atau menjual dan mendapatkan keuntungan darinya. Karena itulah, tak berhak bagi kita untuk menyombongkan diri atas apa yang kita miliki.
Justru dengan semua yang ada di bumi hendaklah menjadi pengingat bagi kita akan kekuasaan Allah yang luar biasa. Betapa kecil dan tak berdayanya manusia di hadapan-Nya. Selalu patuh pada perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya adalah yang seharusnya kita lakukan. Menjadi hamba bertakwa itulah yang utama.
Di tengah sistem yang serba kapitalistik sekarang ini, ketakwaan menjadi hal yang amat sulit. Ketaatan di tengah berbagai kemaksiatan merupakan tantangan yang berat. Segala sisi kehidupan tergerus oleh berbagai pemikiran sekuler yang merusak. Sistem yang mendewakan kebebasan dan nafsu dunia ini membuat manusia mengabaikan dan meninggalkan aturan Sang Mahakuasa.
Karena itulah, ketakwaan seperti barang langka. Ia laksana barang yang mahal harganya. Bertahan di tengah kehidupan yang materialistis membuat hamba bertakwa harus menggenggam akidahnya sekuat tenaga. Bahkan kalau perlu hingga mengorbankan harta benda dan nyawa untuk-Nya.
Mahalnya harga saffron tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan manusia yang bertakwa. Sebab ia yang bertakwa akan mampu mengorbankan apa saja agar Allah rida padanya. Jadi, yang mahal sesungguhnya adalah ketakwaan hamba pada Allah Swt.. Hamba yang taat sepenuhnya pada Allah ibarat emas yang tak ternilai harganya. Saffron bisa habis, namun insan bertakwa tak akan terkikis oleh putaran zaman.[]