Keluarga muslim yang menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan tidak boleh menyerah. Mereka adalah motivator-motivator kebaikan. Dari lisan, tulisan, bahkan gaya hidup merekalah keluarga muslim yang masih dalam kungkungan sekularisme bisa mengerti tentang Islam. Maka, keluarga pengemban dakwah tidak boleh lelah dalam dakwah.
Oleh. Choirin Fitri
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Dakwah adalah ruh Islam. Tanpa dakwah Islam akan mati. Takkan ada Islam dalam hidup kita tanpa para pengemban dakwah yang menyampaikan Islam pada kita.
Dakwah adalah nadi kehidupan Islam. Hidup mati agama ini tergantung ada tidaknya orang-orang yang mau berdakwah. Selama ada yang mau berdakwah, Islam akan terus hidup. Sebaliknya, jika tak ada satu orang pun mau berdakwah, Islam pasti menemui ajalnya.
Pertanyaan terbesarnya adalah sanggupkah kita mengambil jalan dakwah ini? Jalan menjaga ruh Islam agar tidak sampai tercerabut dari sendi-sendi kehidupan. Jalan agar Islam tetap hidup hingga anak cucu kita merasakan nikmatnya mereguk Islam.
Sebagai keluarga muslim, mau tak mau jalan dakwah harus menjadi jalan hidupnya. Mengapa? Karena, takkan sempurna keimanan dan ketakwaan seorang muslim tanpa dakwah. Allah telah mengingatkan dalam surah Al-Asr dengan firman-Nya:
وَالْعَصْرِ
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran."
Dari ayat ini terlihat mencolok bahwa Allah menciptakan kita, manusia dalam keadaan rugi. Mengerikan bukan status ini? Maka, Allah mengecualikan pada 4 golongan. Siapa itu? Disebutkan pada ayat terakhir bahwa tak cukup menjadi orang yang beriman dan beramal saleh, kita pun diminta untuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Ini berarti dakwah jadi aspek penting agar kita digolongkan menjadi manusia beruntung. Mau?
Kalau mau menjadi keluarga muslim yang menjadikan dakwah sebagai poros hidup, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Di antaranya:
- Memiliki visi misi menyelamatkan keluarga dari panasnya api neraka.
Allah telah mengingatkan dalam surat cinta-Nya tentang hal ini dengan firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْن
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Surah At-Tahrim: 6)
Jika diresapi dengan sepenuh jiwa raga ayat ini benar-benar menampar kesadaran kita. Allah meminta kita secara terang-terangan untuk menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka. Ciri-ciri neraka yang mengerikan pun telah Allah beberkan. Sehingga, jika masih ada iman di dada, semestinya visi misi pertama keluarga muslim adalah bagaimana membuat keluarga mereka bisa jauh dari api neraka dengan ketaatan tunggal hanya kepada-Nya.
Jangan sampai ada keluarga muslim yang tidak mau tunduk pada aturan Allah, lalu berbelok mengikuti arahan setan durjana memisahkan agamanya dari kehidupan. Sungguh, ini adalah hal yang mengerikan jika sampai terjadi.
2. Mendakwahi lingkungan sekitar.
Sebagai makhluk sosial tentu kita tak bisa mengamankan diri dan keluarga saja. Mengapa? Karena sejatinya keluarga pasti membutuhkan orang lain. Keluarga juga berinteraksi dengan sekitarnya. Sayangnya, para saat ini lingkungan keluarga muslim belum tentu memiliki visi misi meraih surga dan menjauhi neraka. Masih banyak keluarga muslim yang sekuler, memisahkan antara agama dan kehidupan. https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/membangun-keluarga-muslim-yang-produktif/
Di sinilah peran keluarga muslim yang sadar dakwah berada. Di tangan merekalah keluarga-keluarga muslim yang belum memahami Islam kaffah harus dipahamkan. Hingga semua keluarga muslim menyadari pentingnya menjalankan perintah Allah untuk ber-Islam kaffah sebagaimana firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (Surah Al-Baqarah:208)
Nah, dari ayat ini tampak jelas bahwa Islam tak hanya agama ritual. Islam mengatur tiap sendi-sendi kehidupan seorang muslim. Baik ia berposisi sebagai individu, anggota keluarga, maupun masyarakat. Semuanya harus diarahkan untuk ber-Islam kaffah. Bukan ber-Islam setengah-setengah atau malah menjadikan Islam agama prasmanan. Apa itu? Sebuah agama yang ajarannya diambil ketika suka dan disisihkan ketika enggan. Nauzubillahimindzalik.
3. Menyadari peran pengemban dakwah sebagai motivator bukan hidayator.
Menyampaikan Islam ke tengah-tengah keluarga dah lingkungan sekitar bukan hal yang mudah di tengah-tengah gempuran arus sekularisme. Kaum muslimin saat ini jauh dan sengaja dijauhkan dari Islam yang sesungguhnya. Tak pelak membuat keluarga muslim lebih senang berlaku maksiat daripada taat. Sungguh miris kehidupan semacam ini.
Namun, keluarga muslim yang menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan tidak boleh menyerah. Mereka adalah motivator-motivator kebaikan. Dari lisan, tulisan, bahkan gaya hidup merekalah keluarga muslim yang masih dalam kungkungan sekularisme bisa mengerti tentang Islam. Maka, keluarga pengemban dakwah tidak boleh lelah dalam dakwah.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyampaikan Islam di tengah-tengah masyarakat sekuler ini. Mulai dari menyeru mereka door to door, dari pintu ke pintu, membuat kajian umum, membuat konten-konten dakwah di berbagai media sosial, dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua ini butuh sinergi antaranggota keluarga yang menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan.
4. Menggabungkan diri dalam jemaah dakwah Islam kaffah.
Dakwah sendirian itu berat. Kita takkan kuat. Mengapa? Karena, kemaksiatan yang ada di sekitar kita jauh lebih banyak dibandingkan kita, sehingga kita butuh teman dalam dakwah. Dakwah bersama pasangan tentu menjadi hal yang sangat menyenangkan. Namun tentu saja masih kurang kuat. Maka, menggabungkan diri dalam jemaah dakwah adalah hal yang sangat penting. Bukan sembarang jemaah dakwah.
Jemaah dakwah yang harusnya kita berada di tengah-tengah mereka adalah yang sesuai dengan perintah Allah Swt. dalam surah Ali-Imran ayat 104. Bunyinya:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Nah, jemaah yang cocok untuk mendukung visi misi keluarga kita adalah yang melakukan amar makruf nahi mungkar. Kemungkaran terbesar adalah tidak diterangkannya sistem Islam dalam kehidupan, sehingga dakwah harus diarahkan ke sana.
Keluarga muslim harus bergabung dengan jemaah dakwah yang berjuang menerapkan Islam kaffah. Bukan sekadar menyeru pada perbaikan individu. Namun, juga harus melakukan perbaikan sistem. Dengan langkah inilah, harapannya Islam bisa kembali tegak di bumi Allah.
5. Senantiasa mengiringi aktivitas dakwah dengan doa.
Doa adalah senjata seorang muslim. Apa pun yang dilakukannya selama berada di koridor yang benar, doa harus senantiasa menyertai. Apalagi dalam dakwah, doa tentu menjadi hal yang sangat penting saat kita hendak menyeru orang lain. Dengan doa inilah, kita berharap Allah mudahkan untuk mengintegrasikan Islam pada keluarga kita dan ke berbagai latar belakang masyarakat kaum muslimin.
Harapan terbesar ketika lima hal ini telah menjadi nadi dalam kehidupan keluarga muslim, maka dakwah pun siap menjadi prioritas dan poros dalam kehidupan keluarga mereka. Wallahu a'lam bishawab.[]
Semoga kita bisa tetap istiqomah dalam jalan dakwah ini hingga hari kiamat tiba. Aamiin.
Betapa sulit menjaga keistikamahan di jalan dakwah saat ini. Tapi, sulit bukan berarti tidak bisa. Semoga Allah jaga keistikamahan kita dan keluarga muslim semua di jalan ini. Barakallah mbak Choirin
Masyaallah tulisan yang sangat mencerahkan. As always, tulisan khas Mbak Choirin. Barokallah mbak. Semoga kita menjadi keluarga muslim pengemban dakwah Islam. Aamiin
Alhamdulillah, semoga Allah memudahkan kita untuk istikamah di jalan dakwah bersama keluarga tercinta..
Istikamah dalam dakwah memang berat. Begitu juga ketika mengajak keluarga untuk berdakwah. Maka tak heran surga Allah berikan bagi para pengemban dakwah yang tak pernah lelah. Barakallahu fiik untuk penulis.
Dan dakwah juga akan berbuah Surga Firdaus di akhirat kelak. Surganya para ambiya, dan pera pendakwah.
MasyaAllah, barakallah, semoga Allah jadikan keluarga kita keluarga pengemban dakwah Islam kaffah. Aamiin