“Cinta” Meraih Standar Kepuasan Karena Allah

Cinta karena Allah

Kita akan melakukan sesuatu sesuai dengan kadar kepuasan yang ingin kita dapatkan. Jika kadar kepuasan yang kita inginkan skornya 10, maka level usaha yang dituntut untuk meraihnya harus 10

Oleh. Desi Wulan Sari
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hari demi hari menjelang kepergiannya kian terasa di hati. Perasaan gundah gulana seorang ibu yang hatinya kini tengah menahan rasa sedih. Melepas bukan satu hal yang mudah, apalagi bagi seorang ibu. Terlebih yang akan dilepas adalah putri satu-satunya dari tiga saudara laki-lakinya yang aku miliki. Namun, walau bagaimanapun hati ini harus ditata, ikhlas, dan menerima yang akan terjadi sudah di depan mata.

Malika Fatimah, itulah nama putri kesayanganku. Kalau mau jujur, Malika adalah putri kesayangan abinya, jika dilihat dalam pola pengasuhan yang dicontohkan Rasulullah saw. bahwa saat usia 10-14 tahun, anak perempuan harus diberikan perhatian khusus oleh ayahnya. Agar perasaan kasih sayang, merasa terlindungi dan memiliki sosok figur seorang ayah dalam dirinya akan tetap ada hingga seumur hidupnya.

Tahun lalu, saat usianya 11 tahun (2022), sudah saatnya melepas seragam merah putihnya. Saat mendaftar ke sebuah pesantren yang kami percaya terbaik buatnya ternyata kami merasa kecewa saat itu, syarat usia Malika yang belum memenuhi syarat masuk membuat kami harus rela mundur dan menguatkan diri Malika untuk tidak langsung masuk ke pesantren tersebut.

Awalnya, kesepakatan kami bahwa Malika akan mengambil gap year, menunggu tahun ajaran baru berikutnya, sambil menunggu usianya genap 12 tahun. Gap year yang dilalui rencananya akan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang sudah diagendakan, seperti mengambil kursus keterampilan, les pelajaran, dan aktivitas apa pun yang ia sukai.

Namun, sebulan setelah kesepakatan bersama yang kami buat, tiba-tiba Malika mendatangi uminya yang sedang asyik memasak di dapur. Dengan perasaan penuh tanya, aku bingung melihat raut wajah yang ditunjukkannya, seakan terlihat ada hal yang dipikirkan dan mengganggu dirinya. Tanpa pikir panjang putriku mengutarakan keinginannya bahwa dia tidak ingin ambil gap year, tetapi inginnya langsung melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya, SMP.

Ya Allah … antara panik dan mencoba memahami perasaannya aku berusaha menenangkannya dan berpikir cepat apa yang bisa kulakukan agar Malika bisa mendapatkan sekolah dengan lingkungan yang baik, tanpa biaya yang sangat mahal, dan jaraknya tidak terlalu jauh. Alternatif pertama aku mencoba mencari jalur prestasi berupa hafalan Al-Qur’an 4 juz dari sekolah asalnya (SD), para guru memberikan masukan yang dibutuhkan terkait jalur ini, kami mencobanya tetapi ternyata sudah tutup jalur tersebut. Berikutnya aku terpikir untuk mencoba jalur zonasi yang kemudian mendapatkan kesempatan untuk mendaftar di zona lokasi dekat tempat tinggal kami. Bisa dikatakan zonasi yang tersedia ada pilihan sekolah menengah pertama favorit di kota kami. Kami survei dan memantapkan pilihan pada SMPN 1 dan SMPN 4 Kota Bogor yang dikenal memiliki reputasi dan prestasi terbaik di kota Bogor, juga siswanya yang sangat kondusif bagi Malika sementara ini. Dan, qadarullah akhirnya putri kami mendapatkan rezekinya lolos seleksi zonasi di SMPN 4 Bogor.

Apa pun hasilnya aku syukuri saat itu. Seluruh administrasi yang diperlukan kami selesaikan. Sampai pada akhirnya Malika harus berhadapan dengan umi dan abinya kembali, membicarakan akad yang harus dituntaskan sebelumnya. Malika harus memahami bahwa sekolah negeri yang akan dijalani ini sifatnya sementara, satu tahun saja karena ada tujuan yang tertunda yang ingin kami raih bersama. Wejangan kami tentang tata cara pergaulan juga menjadi topik diskusi ini, murajaah tetap harus dijalani, pergi-pergi keluar jam sekolah tidak diizinkan jika tidak bermanfaat. Semua tetap ada aturan yang harus kami sepakati bersama dahulu, setelah itu barulah Malika memulai belajarnya di SMPN 4 tersebut.

Pengalaman selama 1 tahun menyisakan banyak kenangan bagi Malika dan aku sebagai uminya. Keputusan untuk melanjutkan sekolah negeri abinya izinkan dengan syarat yang telah aku sampaikan. Setelah itu, abinya menyerahkan seluruh urusan sekolah negeri ini hanya kepada uminya. Karena bagi abinya jangan sampai azam yang telah ditanamkan pada diri Malika pupus untuk melanjutkan ke pendidikan pesantren.

Bersyukurnya aku, saat melalui satu tahun sekolah negeri Malika, yang tadinya masih aku raba-raba bagi proses perkembangan putriku, ternyata bisa berjalan dengan lancar. Selain bisa mengisi hari Malika dengan belajar, sekaligus merasakan pendidikan kurikulum belajar merdeka yang sedang dicanangkan kini. Teman dan sahabat pun bisa hadir dalam kehidupan Malika, wali kelas yang memberikan bimbingan belajar terbaik juga memberikan arahan yang aku sendiri tidak ada yang perlu dipermasalahkan, membuat aku bangga dengan Malika bahwa ia bisa berkomitmen dan menjalani pembelajaran satu tahunnya dengan lancar, serta mengambil setiap hikmah selama di kelas 7 yang dibersamainya.

Akhirnya, perpisahan pertama tiba, kami harus berpamitan dengan teman-teman, wali kelas, dan orang tua lainnya. Karena inilah saatnya bagi Malika untuk kembali istikamah ke jalan yang sudah kami azamkan bersama. Pesantren.

Tahun 2023 ini putri kami telah menginjak usia remaja, 12 tahun. Saatnya melepas seragam putih biru satu tahunnya. Babak baru dimulai. Tes masuk sudah Malika jalani dan pengumuman lolos tesnya pun sudah kami terima, Alhamdulillah, terbayar sudah penantian kami untuk bisa masuk dalam pendidikan pesantren MSH (Ma’had Syaraful Haramain).

Tujuan dan kurikulum yang ditawarkan membuat kami yakin bahwa menjadi santri MSH akan membawa keberkahan buat Malika, abi, dan uminya. Menjadi calon pendakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Namun, usaha yang ingin diraih dalam mendapatkan ilmu untuk berdakwah bermacam-macam caranya. Bagi kami, MSH adalah pilihan istimewa, Malika akan memulai kehidupannya sebagai santriwati yang berazam diri belajar karena Allah dan niat Malika untuk bisa mempersembahkan mahkota di janah Allah kelak.
Masyaallah tabarakallah …

Putriku, perjalanan yang engkau lalui akan semakin terang benderang. Setiap yang telah terjadi adalah pengalaman hidup yang dijadikan pelajaran bagimu. Jalan masih panjang, dunia menanti pendakwah sejati kelak. Menjadi seorang guru, ustazah, dokter, atau apa pun yang kau inginkan kelak, Insyaallah akan Allah mudahkan jalannya. Karena hatimu bersih, suci, kesabaran dan keikhlasanmu akan tergantikan dengan indahnya surga yang ada dirimu sebagai bidadari di dalamnya. Masyaallah tabarakallah, Insyaallah…

Tahukah putriku, hadis tentang menuntut ilmu?

Rasulullah saw. bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya:
"Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Mujadilah ayat 11:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا قِيۡلَ لَـكُمۡ تَفَسَّحُوۡا فِى الۡمَجٰلِسِ فَافۡسَحُوۡا يَفۡسَحِ اللّٰهُ لَـكُمۡ‌ ۚ وَاِذَا قِيۡلَ انْشُزُوۡا فَانْشُزُوۡا يَرۡفَعِ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡكُمۡ ۙ وَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ دَرَجٰتٍ ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, ‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,’ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.”

Maafkan abi dan umi yang menginginkan lebih darimu. Maafkan abi dan umi yang menginginkan kesabaran dan keikhlasanmu yang luar biasa, maafkan abi dan umi yang selalu ingin mendoakanmu bahagia, senang, menikmati, dan mencintai proses belajarmu di sana karena abi dan umi ingin standar hidupmu bukan yang biasa-biasa saja, tetapi standar hidup yang luar biasa, cemerlang sehingga suatu saat nanti engkau akan memiliki standar kepuasan yang tinggi terhadap karunia Allah.

Putriku…
Ingatlah apa yang dikatakan seorang kiai besar yang senantiasa mengingatkan bahwa ”Kita akan melakukan sesuatu sesuai dengan kadar kepuasan yang ingin kita dapatkan. Jika kadar kepuasan yang kita inginkan skornya 10, maka level usaha yang dituntut untuk meraihnya harus 10. Ketika kita menginginkan sesuatu yang tinggi, maka usahanya juga harus luar biasa, tidak boleh biasa-biasa saja. Karena usaha yang biasa hanya akan melahirkan orang biasa.”

Begitulah hukum sebab akibat. Karena itu tingkat tekanan dan beban yang harus dipikul oleh mereka melebihi beban orang biasa. Karena tingkat kepuasan yang diharapkan berbeda dari yang biasa.

Putriku…
Ingatlah kisah ibunda Imam Bukhari yang mengantarkan beliau, menitipkan beliau kepada para guru-guru besar saat itu, semata-mata karena ibunda beliau ingin keridaan Allah dan berharap anaknya dapat menjadi ulama besar suatu saat nanti, dan ternyata itu terbukti berkat kesabaran seorang ibu dan keikhlasan seorang anak untuk belajar , Allah Akbar.

Selamat berpisah untuk sementara putriku. Pengorbanan yang kita lakukan bersama untuk masa depan yang lebih baik, penuh keridaan Allah, penuh keberkahan dari setiap doa yang umi dan abi panjatkan untukmu, dari air mata yang engkau teteskan, air mata keikhlasan yang abi dan umi teteskan demi menitipkan dirimu untuk menjadi seorang muslimah yang Allah cintai. Rida kami adalah rida Allah, selamat berjuang putriku, kami titipkan dirimu hanya kepada Sang Pemilik dirimu yang hakiki. Allah Subhanahu wata’ala.[]

Persembahan untuk salihah kecilku MFAR.
Cinta seorang ayah dan ibu akan selalu ada sampai Janah-Nya kelak.


رَبِّ هَبۡ لِىۡ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh."

Bogor, 18 Juli 2023

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Desi Wulan Sari Seorang penggiat dakwah dan Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Takdir-Mu Terbaik Untukku
Next
Gen Z, Generasi Stroberi?
5 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

12 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

semoga menjadi pejuang syariahNya kelak... aamiin..

Desi
Desi
Reply to  R. Bilhaq
1 year ago

Aamiin

Neni Nurlaelasari
Neni Nurlaelasari
1 year ago

Bagi seorang ibu, melepaskan anak tercinta meski untuk belajar adalah hal yang tak mudah. Namun disitulah letak menyadari, jika anak adalah titipan dari Allah. Mendidik dengan pendidikan terbaik adalah bentuk tanggungjawab kita sebagai orang tua.

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Setiap orang tua pastinya menginginkan yang terbaik untuk putrinya. Alhamdulillaah, umi dan abinya memiliki komitmen yang sama untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Tabarakallah..

Desi
Desi
Reply to  Nining Sarimanah
1 year ago

MasyaAllah masih diberikan nikmat Allah yang tidak ternilai harganya, rizki memiliki anak anak yang solih bagi kita semua ya mbak

Desi
Desi
Reply to  Nining Sarimanah
1 year ago

Aamiin Allahumma Aamiin

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Masyaallah, setiap orang tua punya kisahnya sendiri ya dengan anak-anak mereka. Barakallah ananda Malika, semoga menjadi pelita bagi kedua orang tuanya kelak di akhirat.

Desi
Desi
Reply to  Sartinah
1 year ago

Aamiin Allahumma Aamiin terima kasih doanya mbak semoga Allah meridai

Desi
Desi
Reply to  Sartinah
1 year ago

MasyaAllah Aamiin mbak, mencoba yang terbaik untuk ananda agar bisa meraih kebahagiaan dunia dan akhiratnya

Sherly
Sherly
1 year ago

Ketika saya di fase itu, pasti termehek-mehek juga. Tapi, karena kita sebagai orang tua ingin yang terbaik untuk anak kita jadi harus rela ya..

Desi
Desi
Reply to  Sherly
1 year ago

Ikhlas dan berserah diri hanya pada Allah endingnya ya teh, MasyaAllah

Desi
Desi
Reply to  Sherly
1 year ago

MasyaAllah benar teh kuncinya ikhlas dan yakin pada Allah

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram