Wahai Suami, Muliakanlah Istrimu

Wahai suami, muliakanlah Istrimu

Suami harus memuliakan istrinya, mengapa demikian? Karena istri merupakan wanita yang utama setelah ibu yang melahirkan.

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Salah satu tujuan disyariatkannya pernikahan di dalam Islam, selain memenuhi kebutuhan biologis untuk melahirkan keturunan adalah supaya lahir rasa tenteram, damai, dan timbul perasaan cinta kasih antara suami dan istri yang kelak dapat dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Rasa saling mengasihi, mencintai, melengkapi, dan bersinergi inilah yang harus diwujudkan agar kehidupan rumah tangga terjalin harmonis.

Seorang istri harus melayani dan menaati suaminya. Seorang suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga pun sudah seyogianya mencintai dan memuliakan istrinya. Istri bukanlah pembantu, bukan pula partner layaknya rekan kerja, tetapi istri adalah sahabat sekaligus orang paling dekat yang Allah takdirkan untuk suami. Begitu dekatnya relasi suami istri hingga Allah ibaratkan layaknya pakaian yang menutupi badan. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 187, "Mereka (istri) layaknya pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian untuk mereka."

Sayangi Istrimu

Seorang istri wajib menaati suami, demikian pula suami pun wajib mencintai dan memuliakan istrinya. Bahkan Rasulullah menggambarkan kesempurnaan keimanan seseorang jika ia mempunyai akhlak paling baik kepada istrinya. Dalam hadis riwayat At-Tirmidzi No. 1162, "Mukmin dengan kesempurnaan iman adalah yang paling baik perangainya di antara mereka. Dan orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya."

Dalam hadis lain pun Rasulullah kembali memerintahkan kepada para suami untuk bersikap baik dan memuliakan istrinya. Beliau bersabda dalam hadis riwayat Ibnu Majah No. 1977,

عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: خيركم خيركم لأهله، وأنا خيركم لأهلي

Dari Nabi Saw. beliau bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya (istrinya). Dan di antara kalian aku adalah yang terbaik terhadap keluargaku (istriku)."

Mengapa seorang suami harus memuliakan istrinya? Tak hanya istri yang harus menjaga adab terhadap suaminya, tetapi suami pun sudah selayaknya menjaga adab terhadap istrinya. Ini karena istri merupakan wanita yang utama setelah ibu yang melahirkan. Doa seorang istri untuk suaminya mudah dikabulkan oleh Allah. Ketika istri bahagia, ia akan menyebarkan aura positif di dalam rumah. Dengan demikian, suasana rumah tangga akan lebih terasa hidup dan berwarna, setiap anggota keluarga akan merasa lebih bersemangat dan ceria.

https://narasipost.com/opini/03/2022/wahai-suami-dukunglah-istrimu-niscaya-bahagia-rumah-tanggamu/

Istri adalah support system paling utama bagi seorang suami. Dengan bahagianya istri, suami akan bahagia dan lebih semangat dalam mencari rezeki. Ia akan mendoakan suaminya dengan tulus, memotivasi, dan menenangkan suami kala gundah. Istri yang bahagia pun akan selalu mensyukuri atas apa yang ia terima dari suaminya, berapa pun itu. Ia akan kanaah dan tak mudah mengeluh sehingga damailah suasana rumah tangga.

Adab Suami terhadap Istri

Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal. 442) menjelaskan beberapa adab yang harus dimiliki suami terhadap istrinya, di antaranya, "Berinteraksi secara baik dengan istri, lembut dalam bertutur kata, menampakkan cinta kasih, bersikap lapang dan mudah ketika sendiri, tidak terlalu mempersoalkan kesalahan, mudah memaafkan salah istri, menjaga harta istri, tidak banyak mendebatnya, mengeluarkan nafkah untuk kebutuhan istri dan tidak bakhil, memuliakan keluarga istri, memberi janji yang baik, dan selalu bersemangat terhadap istri."

Dari uraian Imam Al-Ghazali di atas, bisa kita jabarkan kewajiban suami terhadap istrinya.

Kewajiban suami tersebut adalah:

1. Memperlakukan istri dengan interaksi paling baik. Istri adalah sahabat bagi suami. Seorang sahabat pasti akan memperlakukan istrinya dengan akhlak yang paling baik. Setiap sikap dan perilakunya menyenangkan hati istrinya, dari tidak bermuka masam, memasang wajah yang menyenangkan, hingga berkata dengan lemah lembut dalam balutan kasih sayang, termasuk ketika menasihati istri saat melakukan kesalahan.

2. Menampakkan kasih sayang dan bersikap lapang. Sudah menjadi tabiat seorang wanita senang diperhatikan. Mulai dari diberi pujian kata-kata manis, belaian, membantu pekerjaan rumah tangga hingga diberi hadiah. Sudah seharusnya seorang suami peka terhadap perasaan istrinya dan hendaknya tidak bakhil meski hanya dengan sikap lemah lembut dan kata-kata manis.

3. Mudah memaafkan dan tak mencari-cari kesalahan istrinya. Sebaik dan secantik apa pun istrimu, ia tetaplah seorang manusia, yang tak lepas dari kesalahan. Untuk itu, mudahlah untuk memaafkannya dan jangan mencari-cari kesalahannya. Jika ia tak memahami suatu hal, bukankah sudah kewajiban suami untuk membimbingnya? Lebih-lebih ilmu agama, jika istrimu tak paham agama, adalah kewajiban suami untuk mengajarinya atau memfasilitasinya dalam menuntut ilmu, bukan mencela atau menghardiknya. Rasulullah pun pernah bersabda dalam hadis riwayat Bukhari no. 5239, "Istri itu seperti tulang rusuk yang bengkok dan keras. Jika kamu memaksa meluruskannya, kamu bisa saja mematahkannya. Jika kamu biarkan dia dan tetap menikmatinya, kamu menikmati seseorang yang memiliki kebengkokan (kekurangan) dalam dirinya."

4. Seorang wanita memang ditakdirkan mempunyai perbendaharaan kata lebih banyak dari laki-laki. Jika seorang istri sedang berbicara tanpa henti, sesungguhnya ia sedang mengeluarkan apa yang ada dalam hatinya, ia sedang menumpahkan segala keluh kesahnya. Sejatinya ia sedang mencurahkan segala hal sebagai bentuk pelampiasan rasa letihnya dalam mengurus anak dan pekerjaan yang ia lakukan dalam mengurus rumah tangga, dan sebagainya. Oleh karena itu, pahamilah wahai suami, cukup dengarkan dan jangan banyak mendebatnya, berilah pijatan ringan untuk meringankan bebannya, ajaklah ia bercanda, atau sesekali bawalah ia keluar melihat pemandangan untuk menghilangkan penat. Sesungguhnya hal-hal sederhana itu akan membuatnya menjadi lebih rileks dan merasa dihargai.

5. Berilah nafkah dan jangan pelit. Keluargamu adalah tanggunganmu. Seorang laki-laki ketika telah menikah maka ia mempunyai kewajiban memberi nafkah kepada istrinya. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari no. 56, Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh tidaklah engkau menafkahkan harta dengan tujuan mengharapkan wajah Allah pada hari kiamat kelak, melainkan kamu akan mendapatkan pahala yang besar, bahkan pada makanan yang kamu berikan kepada istrimu."

6. Memuliakan keluarga istri, berjanji dalam hal yang baik, dan senantiasa bersemangat terhadap istrinya. Sebelum engkau menikahi seorang wanita, ia adalah anak gadis sebuah keluarga yang memuliakan, merawatnya, dan menjaganya. Tentu ia pun mempunyai ikatan emosi yang kuat dengan keluarganya maka sudah sepantasnya seorang suami pun bersikap baik terhadap keluarga istrinya, apa pun statusnya.

7. Senantiasa bersemangat ketika bersama dengan istri. Munculkan pikiran-pikiran positif terhadap istri. Sudah tabiat manusia mempunyai rasa bosan, termasuk bosan kepada pasangannya. Akan tetapi, rasa bosan ini tidak boleh dibiarkan merajalela. Di tengah-tengah sistem kehidupan kapitalisme liberal ini, begitu sulitnya menundukkan pandangan serta menjaga diri dari godaan-godaan setan penghancur keluarga. Untuk itu kuatkan iman, minta perlindungan kepada Allah, dan bangun pikiran positif, perbarui kembali romantika suami istri sebagai penangkal racun perusak rumah tangga.

Wallahua'lam bishawab.[]

#MerakiLiterasiBatch1
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Resep Sehat di Balik Tawa
Next
Salah Kaprah Tertiary Education?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Indrarini
Indrarini
5 months ago

Banyak suami2 yang tidak paham kewajiban dan tugasnya terhadap istri/keluarga. Menjadi pemimpin keluarga tetapi malah zalim. Inilah ketika negara abai terhadap kebutuhan pendidikan gemerasinya sebagimana di negeri ini. Laki2 hanya didik sebagai pekerja.

Tulisan ini menjadi pencerahan bagi para suami, juga kita semua bagaimana seharusnya bersikap pada keluarga.
Terimakasih tulisan kerennya Mbak, barakallah

Novianti
Novianti
5 months ago

Istri disayang pasti senang, jika bahagia akan melayani dengan bahagia. Rumah tangga menjadi penuh ketenangan tatkala suami menyirami istri dengan kelembutan dan kasih sayang. Katanya kelemahan laki-laki pada matanya, kelemahan perempuan pada telinganya. Jadi hujani.dengan kalimat menyejukkan sudah membuat hati istri luluh dan meleleh. Barokallohu fiik, mba

Siti Komariah
Siti Komariah
5 months ago

Barakallah Mbak Aya. Masyaallah, bener banget nih seorang suami harusnya memberikan perhatian kepada para istri. Namun, dalam sistem hari ini banyak para suami yang seakan enggan melakukan hal tersebut. Bahkan hanya sekadar membantu si Istri di rumah.

Bedoon Essem
Bedoon Essem
Reply to  Siti Komariah
5 months ago

Sistem salah melahirkan individu rusak yang tak memahami perannya, suami seringnya mencukupkan diri kalau sudah kerja nyari duit sudah beres, padahal ia akan ditanya oleh Allah tentang keluarganya tak hanya tentang materi semata..

Mahyra senja
Mahyra senja
5 months ago

Banyak Suami banyak yang belum memahami istri karena ya terlalu cuek. Zaman sekarang perlu saling belajar mengenal karakter pasangan. Usia pernikahan tidak menjamin kondisi pernikahan yg baik-baik saja.

Bedoon Essem
Bedoon Essem
Reply to  Mahyra senja
5 months ago

Pentingnya ilmu sebelum, sesudah, dan selama menjalani pernikahan ya mb..

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram