Ukhuwah Islamiah, Kunci Membangun Kekuatan Komunitas

Ukhuwah Islamiah

Tetangga adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari kita karena merekalah yang akan menjadi garda terdepan ketika kita memerlukan bantuan.

Oleh. Firman Fadilah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Berbuat baik kepada orang lain merupakan salah satu nilai yang diajarkan dalam berbagai agama, termasuk Islam. Jika kita menginginkan perlakuan yang baik dari orang lain, maka sudah seharusnya kita juga memberikan perlakuan yang sama kepada mereka. Berbuat baik bisa kita lakukan kepada siapa saja. Tidak hanya kepada mereka yang seiman, tetapi juga kepada mereka yang berbeda keyakinan atas dasar toleransi dan kemanusiaan sebagai salah satu cara untuk memperkuat hablun min annaas.

Dengan berbuat baik kepada orang lain, kita tidak hanya menciptakan hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang, tetapi juga membawa dampak positif bagi diri kita sendiri. Ketika kita berbuat baik, kita akan merasa lebih bahagia, damai, dan puas dengan diri sendiri karena telah memberikan kontribusi positif kepada orang lain.

Selain itu, berbuat baik juga merupakan bentuk investasi sosial yang akan memperkuat jaringan hubungan masyarakat kita. Dengan berbuat baik kepada orang lain, kita akan membangun reputasi yang baik di mata orang dan di lingkungan sekitar kita.

Lebih dari itu, lingkungan yang rukun akan membantu menciptakan ikatan yang kuat di antara anggota komunitas. Kekuatan komunitas adalah kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh sekelompok individu yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama, mendukung satu sama lain, dan memperkuat ikatan sosial di antara anggotanya. Kekuatan komunitas dapat berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah solidaritas antartetangga.

Solidaritas pada Tetangga

Tetangga adalah orang atau kelompok orang yang tinggal di sekitar tempat tinggal atau lingkungan yang sama. Para anggota tetangga biasanya berbagi batas wilayah atau lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal kita. Hubungan antartetangga biasanya didasarkan pada interaksi sosial, komunikasi, atau hubungan darah yang terbentuk dalam kurun waktu tertentu.

Tetangga adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari kita karena merekalah yang akan menjadi garda terdepan ketika kita memerlukan bantuan. Hubungan yang baik dengan tetangga dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, aman, dan nyaman untuk ditinggali.

Dalam Islam, menciptakan hubungan yang baik dengan tetangga sangat dianjurkan. Allah Swt. berfirman dalam surah An-Nisa ayat 36 sebagai berikut:

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Artinya:

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri."

Ayat di atas menjelaskan bahwa berbuat baik kepada tetangga adalah kewajiban setiap muslim. Dengan berbuat baik kepada tetangga, insyaalah akan tercipta komunitas yang kuat. Tetangga yang baik akan selalu menasihati dalam kebaikan dan saling membantu ketika kita membutuhkan.

Agama Islam mengajarkan kita untuk saling peduli kepada tetangga. Islam mengajarkan agar umatnya senantiasa menghormati hak-hak tetangga, baik dalam hal perlindungan harta benda, keamanan, maupun kesejahteraan sosial. Dengan berbuat baik kepada tetangga, umat Islam dapat membantu meringankan beban sesama, memperkuat tali persaudaraan, serta mendapatkan pahala dari Allah Swt.

Jangan sampai kita hanya duduk diam ketika mendengar ada tetangga yang perlu bantuan. Jangan sampai kita makan sampai kenyang, padahal tetangga kita belum makan berhari-hari. Kata seorang filsuf, Jalaluddin Rumi, musik yang haram adalah suara sendok dan garpu kita ketika makan, sedangkan tetangga kita kelaparan. Jangan sampai kita terkena dosa akibat kelalaian kita sendiri. Bisa jadi adanya perampok, pencuri, penyamun, dan pencopet adalah dari kesalahan kita sendiri yang tidak peduli kepada tetangga. Mereka yang tak punya apa-apa dan segan untuk meminta bantuan akhirnya terpaksa mencuri sekaleng susu dan sebungkus roti untuk anaknya yang lapar

Rasulullah adalah sebaik-baiknya teladan. Beliau telah mencontohkan kepada kita akhlak kepada tetangga dengan kisah yang amat terkenal.

Ada seorang tetangga yang sangat membenci Rasulullah. Dia selalu melempari rumah Rasulullah dengan kotoran. Akan tetapi beliau tetap bersabar.

Suatu hari, Nabi Muhammad saw. tidak mendapatkan lemparan kotoran dari tetangganya. Beliau pun lantas mendatangi rumah tetangga tersebut yang ternyata sedang terbaring sakit. Melihat keadaan tetangganya yang sakit, Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya memberikan pertolongan dan perawatan kepada tetangga tersebut. Perlakuan baik dan kebaikan yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. membuat hati tetangga tersebut tersentuh dan akhirnya dia memeluk Islam.

https://narasipost.com/syiar/09/2023/indahnya-bertetangga-dalam-islam/

Sungguh mulia akhlak beliau terhadap tetangga, padahal tetangganya begitu zalim. Kisah ini mengajarkan kepada kita pentingnya menjaga akhlak yang baik, sabar, dan berbuat kebaikan kepada orang lain, termasuk kepada mereka yang tidak menyukai atau bahkan merugikan kita. Dengan sikap yang baik dan penuh kasih, kita dapat membuka pintu hati orang lain dan memberikan dampak positif dalam hubungan antarsesama.

Rasul saw. bersabda:

مَن لَمْ يهتَمَّ بأمرِ المُسلِمينَ فليس منهم

“Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslim yang lain, maka ia bukan dari golongan mereka.”

Dengan demikian, menjalankan kewajiban saling peduli kepada tetangga merupakan bagian integral dari praktik bermasyarakat yang harus dijunjung tinggi oleh umat muslim. Dengan menciptakan lingkungan yang harmonis berarti kita telah menjalankan konsep ukhuwah Islamiah atau persaudaraan dalam Islam, di mana setiap manusia diharapkan saling membantu dan menyayangi dalam satu lingkup komunitas yang serasi. Dengan saling peduli kepada tetangga, kita dapat menciptakan lingkungan sosial yang berkah dan penuh rahmat.
Lampung, 10 Mei 2024 []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Firman Fadilah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menilik Maraknya Kekerasan terhadap Perempuan
Next
Perempuan Berdaya dalam Pariwisata, Terjamin Sejahtera?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
6 months ago

Tetangga oh tetangga. He he

Novianti
Novianti
6 months ago

MaasyaaAllah, begitu ibdah aklak Rasulullah. Semua yang ada pada duri beliau adalah Al-Qur'an

Novianti
Novianti
Reply to  Novianti
6 months ago

MaasyaaAllah, begitu indah akhlak Rasulullah. Semua yang ada pada diri beliau adalah Al-Qur'an

Siti Komariah
Siti Komariah
6 months ago

Semoga kita bisa saling bertetangga dengan baik di lingkungan kita. Karena memang sejatinya kita butuh mereka. Ketika terjadi apa2 awal kita meminta tolong adalah kepada tetangga.

Barakallah Mbak penulis

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram