"Seperti halnya yang akan terjadi kepadaku, Nak. Aku tidak akan hidup lebih lama lagi. Dan tatkala kematianku mendekat. Aku berharap engkau memegang tanganku dan memberiku kekuatan menghadapi kematianku. Bantulah aku melafazkan kalam-kalam Ilahi agar memudahkan perjalananku menuju-Nya."
Oleh. Andrea Ausie
(Pemred NarasiPost.Com )
NarasiPost.Com-Putriku..
Ketahuilah, titian waktu terus bergulir merayapi hitungan helai demi helai kehidupan. Masa terus bergilir, mengikis rentang usia manusia. Seperti halnya yang terjadi kepada ibumu ini.
Ibumu makin tua dan tidak sekuat seperti dulu. Kuberharap pengertianmu dan kesabaranmu terhadapku.
Pahamilah, Nak!
Orang tua sangat sensitif. Dia akan selalu merasa bersalah tatkala engkau memarahinya. Tatkala pendengaranku makin berkurang, dan diriku tidak bisa mendengar apa yang engkau katakan, kumohon engkau tidak memanggilku tuli. Kumohon engkau ulangi lagi apa yang engkau katakan atau yang engkau tuliskan. Jika diriku memecahkan piring atau gelas, maupun menumpahkan sup di atas meja karena penglihatanku mulai kabur, aku berharap engkau tidak berteriak marah kepadaku. Ingatlah akan firman-Nya: فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنۡہَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً ڪَرِيمًا
"Janganlah engkau berkata kepada orang tuamu "uff" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang Mulia" (QS. Al-Isra:23 )
Maafkanlah diriku, Nak! Diriku makin tua renta. Kulitku makin keriput dan rambutku beruban banyak. Dan lututku rapuh tak mampu untuk berjalan. Kuberharap engkau bisa bersabar untuk menolongku berdiri. Seperti halnya diriku membantumu tatkala engkau kecil. Saat engkau belajar berjalan tertatih-tatih.
Kumohon ketabahanmu. Tatkala kusering mengulang-ulang seperti kaset yang rusak. Daya ingatku yang makin melemah dimakan usia. Kuharap engkau tetap mendengarkanku. Kuharap engkau jangan mengejekku atau merasa bosan mendengarkanku. Masih ingatkah saat engkau kecil dan menginginkan sesuatu? Engkau merengek-rengek hingga engkau mendapatkannya.
Tolong maafkan tubuhku yang bau renta. Semua bagian tubuhku makin rapuh. Tangan ini sudah tidak sanggup merengkuhmu. Kaki ini sudah tidak mampu berjalan jauh. Maafkanlah jika diri ini makin rewel. Engkau akan mengerti tatkala engkau beranjak tua kelak. Kuharap engkau tidak menjauhiku dan merasa jijik.
Dan jika engkau ada waktu. Kumohon kita bisa bicara. Walaupun cuma beberapa menit. Setiap saat aku selalu sendirian dan tak ada seorangpun yang mengajakku bicara.
Kutahu engkau sibuk bekerja, tapi luangkanlah sedikit waktumu untukku, Nak!
Walaupun engkau tidak tertarik dengan ceritaku. Walaupun rasa lelah menyapamu, walaupun telingamu terasa bising oleh suaraku. Tetapi kumohon, duduklah sejenak bersamaku. Masihkah engkau teringat tatkala dirimu kecil? Aku selalu mendengarkan ceritamu tentang Teddy Bear yang berulang kali.
Putriku,
Saat waktunya tiba. Diriku sakit dan terbaring tanpa daya di tempat tidurku.
Kuharap engkau bersabar merawatku.
Maafkanlah diriku, jika secara tidak sengaja ranjangku basah atau berantakan.
Kumohon engkau bersabar merawatku selama beberapa saat dalam hidupku yang terakhir.
Allah Swt. sudah mengingatkan dalam Firman-Nya: كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al-Ankabut : 57 )
Seperti halnya yang akan terjadi kepadaku, Nak. Aku tidak akan hidup lebih lama lagi. Dan tatkala kematianku mendekat. Aku berharap engkau memegang tanganku dan memberiku kekuatan menghadapi kematianku. Bantulah aku melafazkan kalam-kalam Ilahi agar memudahkan perjalananku menuju-Nya.
Jangan khawatir, Nak!
Tatkala kubertemu dengan Sang Pemilik jiwa. Aku akan memohon kepada-Nya untuk menjagamu. Karena Dia tahu engkau anak yang berbakti.
Terima kasih atas perhatianmu, Nak! Terima kasih atas cinta kasihmu. Ingatlah! engkau selalu berada di relung hatiku. Dan diriku mencintaimu sampai kapanpun, Nak!
Sydney, 11 Mei 2022
Photo : Pinterest
Masyaallah pesan yg begitu mendalam utk putrinya mb. Semoga kelak jika umur telah sampai kita semua diberikan kematian yg husnul khatimah. Aamiin
Masya Allah, betapa tulus cinta orang tua kepada anak. Tak akan mampu diri membalas jasanya, meski dengan bakti sepanjang hidup. Robbighfirly wa liwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira..
Saat saya menulis naskah itu dalam pikiran saya sedang beramanat pada putriku sendiri. Menulis dari nurani terdalam
Masya Allah, jazaakillah khayr telah mengingatkan lewat naskah indah ini.
Mama I love u... Mama I care..