Menjelaskan sesuatu yang gaib pada anak dengan tepat akan semakin meningkatkan keimanan dan keterikatannya kepada hukum-hukum Islam.
Oleh. Netty al Kayyisa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tugas orang tua salah satunya adalah mendidik anak dengan mengajarkan tentang keimanan pada hal-hal yang gaib semisal iman kepada Allah, malaikat-Nya, hari akhir, dan sebagainya.
Tugas ini sangat berat karena membutuhkan pemikiran yang tinggi. Anak-anak membutuhkan jawaban dari rasa penasarannya, dengan jawaban yang memuaskan akalnya, tidak ada keraguan, justru semakin menguatkan keimanan. Anak-anak butuh jawaban pasti, bukan pengalihan atau justru bentakan, “Sudah enggak usah banyak bertanya yang aneh-aneh!”
Maka jawaban ini akan menghilangkan daya kritis mereka. Juga menghilangkan kepercayaan diri dan menghambat kemajuan berpikirnya.
Di sinilah dibutuhkan kecerdasan orang tua dalam menjawab setiap pertanyaan putra-putrinya. Untuk menjadi orang tua tak hanya berbekal kesiapan mental saja. Tetapi juga membutuhkan ilmu yang dalam. Itulah mengapa seorang ibu harus tinggi pendidikannya, banyak ilmunya, dan menguasai bagaimana cara mengajarkan anak-anaknya keimanan.
Orang tua ketika menjelaskan hal-hal yang gaib pada anak ada yang bisa diberikan secara pemikiran, misalnya iman kepada Allah. Selain itu hanya berbekal dengan informasi yang dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an. Karena sejatinya hal-hal yang gaib itu hanya Allah yang tahu.
Pertanyaan Seputar yang Gaib
Agar anak-anak mampu menerima penjelasan tentang sesuatu yang gaib, tak jarang orang tua harus berpikir berkali-kali lipat untuk menjelaskannya.
Misalnya ketika mereka bertanya tentang malaikat. Jika malaikat Munkar dan Nakir bertanya dalam kubur, lalu bagaimana dengan orang-orang yang meninggal karena kecelakaan terus hilang? Misalnya kecelakaan pesawat hingga tak ditemukan jasadnya. Mereka tidak dikubur, bagaimana malaikat Munkar dan Nakir bisa bertanya pada mereka?
Atau pertanyaan sejenis, malaikat Munkar dan Nakir bertanya di kubur menggunakan bahasa apa? Jika di jawab Bahasa Arab, maka muncul lagi pertanyaan, bagaimana jika tidak bisa Bahasa Arab? Tidak bisa menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir, dong!
Inilah beberapa pertanyaan seputar hal gaib yang mungkin muncul seiring dengan pengetahuan yang kita berikan, jika dulu hanya seputar hantu itu ada atau tidak, bagaimana kita meyakinkan pada mereka bahwa hantu itu tidak ada yang ada setan, maka sekarang pertanyaan semakin berkembang.
Tentu saja pertanyaan ini tidak muncul dengan sendirinya. Berawal dari proses pendidikan yang kita berikan dengan memahamkan siapa pencipta mereka, untuk apa mereka diciptakan, ke mana setelah mereka mati, dan terus berlanjut pada konsekuensi ketika mereka di dunia dan balasan ketika kembali ke akhirat-Nya.
Pertanyaan-pertanyaan tentang surga dan neraka, pahala dan siksa, dan peristiwa hari akhir lainnya, barangkali juga akan muncul seiring dengan kemampuan nalar dan berpikir kritisnya anak-anak.
Menjawab Pertanyaan tentang Sesuatu yang Gaib
Ayah Bunda, jika mendapat pertanyaan seputar hal yang gaib, ananda jangan dibentak atau dialihkan pada jawaban yang lain. Orang tua juga harus berhati-hati dalam menjawabnya. Jawaban-jawaban orang tua jangan sampai berefek negatif pada ananda, baik dari sisi kepercayaan dirinya maupun dari sisi keyakinannya.
Beberapa hal yang bisa orang tua lakukan ketika menghadapi pertanyaan ananda tentang sesuatu yang gaib di antaranya :
- Tetap tenang
Jangan panik meski kita tak tahu jawaban dari pertanyaan ananda. Usahakan juga tidak melontarkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang menjatuhkan wibawa atau menunjukkan kepanikan. Panik hanya akan memberi kesan rendah diri pada anak-anak.
- Jawab jujur dengan jujur
Jika belum bisa menjawabnya, katakan dengan tenang, “Ibu belum tahu jawabannya, nanti kita belajar bersama lagi ya!”
Dengan jawaban tenang dan jujur, insyaallah anak-anak lebih memahami. Mereka tidak akan mem-bully atau kehilangan rasa hormat pada orang tuanya. Daripada memaksakan menjawab sementara kita tidak tahu, lebih baik jujur saja. Hal ini tidak akan menurunkan wibawa orang tua di hadapan anak-anak. Justru mereka akan mengapresiasi keinginan kita untuk belajar bersama. Keuntungan berikutnya, bonding anak dan orang tua akan tercipta dengan kegiatan belajar bersama.
- Pastikan keimanan sudah kuat
Sebelum menjawab pertanyaan tentang yang gaib, orang tua harus memastikan ananda sudah mendapatkan informasi tentang akidah Islamnya. Allah memang sesuatu yang gaib, tapi keberadaannya bisa dibuktikan dengan akal. Keberadaan Allah bisa kita buktikan dengan melihat tanda-tanda kebesaran-Nya. Maka dengan menanamkan keimanan terhadap Allah ini, mereka akan dengan mudah menerima apa yang datang dari Allah termasuk informasi yang ada dalam Al-Qur’an
- Gunakan bahasa akidah, bahasa Al-Qur’an
Ayah bunda bisa memulai jawaban tentang sesuatu yang gaib dengan menyitir surah At-Taghabun Ayat 18 :
عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ١٨
“Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Ayat ini menegaskan ayat sebelumnya tentang sifat-sifat Allah, bahwa yang mengetahui yang gaib dan yang nyata hanya Allah. Kita manusia tidak memiliki pengetahuan terhadapnya kecuali yang telah diberitahukan oleh Allah dalam kitab-Nya.
https://narasipost.com/family/03/2024/peran-ayah-dalam-pengasuhan-anak/
Ayat ini ampuh untuk menjadi pembuka atas jawaban pertanyaannya. Hanya Allah yang tahu sesuatu yang gaib, termasuk malaikat-malaikat yang diciptakan-Nya. Malaikat-malaikat mengemban berbagai tugas yang diperintahkan kepadanya dan bekerja sesuai dengan perintah dan arahan dari Tuhannya.
Untuk menjawab pertanyaan seputar malaikat Munkar dan Nakir, ayah bunda bisa menyampaikan, “Nak, malaikat itu makhluk Allah yang gaib, begitu juga aktivitasnya. Kita tahu apa yang dilakukan malaikat hanya jika ada informasi dari Allah. Jika tidak ada informasi dari Allah lewat Al-Qur’an atau hadis, maka kita tidak bisa mereka-reka, membayangkan bagaimana kerja malaikat. Tentang bagaimana malaikat Munkar Nakir bertanya dalam kubur, Allah tidak menjelaskan dengan detail, sehingga cukup bagi kita mengimaninya. Bukti keimanan kita pada malaikat terutama malaikat Munkar Nakir, agar nanti ketika ditanya dalam kubur kita bisa menjawab dengan benar, maka mari kita terus belajar. Terutama ilmu-ilmu Islam sebagai bekal hidup kita di akhirat kelak. Senantiasa beramal saleh karena yang bisa mempercepat hisab dan menjawab pertanyaan dari malaikat adalah amal saleh yang kita lakukan selama di dunia".
Khatimah
Tak selamanya pertanyaan yang muncul dari ananda harus kita jawab iya dan tidak. Atau harus dijawab sesuai tema hingga terjebak pada jawaban salah dan mengaburkan. Pertanyaan ananda bisa kita jawab dengan memahamkan sesuatu yang benar dari pertanyaannya terutama berkaitan dengan hal-hal gaib yang manusia terbatas untuk mengetahuinya. Manusia tidak mampu mengindra dan memikirkannya. Karena manusia serba lemah dan penuh kekurangan. Hanya petunjuk Allah saja yang bisa menunjukkan kita pada kebenaran. Wallahu’alam bi showab. []
menjawab pertanyaan anak memang menjadi pengalaman berharga bagi orang tua. di sinilah pentingnya untuk terus belajar agar jawaban yang diberikan dapat menambah keimanan dan ketaatan anak kepada Allah. barakallah untuk penulis
Masyaallah, orang tua harus terus belajar ini, agar mampu menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya dan mempu mengajari anak-anak tentang sesuatu yang gaib dengan benar.