Jika para ayah menjalankan perannya dengan baik, tidak akan ada anak-anak yang fatherless. Anak benar-benar merasakan kehadiran sang ayah.
Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Selama ini, peran ibu dalam pengasuhan anak sangat sering dibahas. Hal itu karena ibu adalah orang yang melahirkan, menyusui, serta membersamai anak-anak di awal-awal kehidupan mereka. Dengan demikian, mereka adalah orang yang paling sering berinteraksi dengan anak-anak.
Lantas, bagaimana dengan ayah? Apakah ia juga memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian anak-anaknya? Bagaimana peran ayah menurut Islam?
Sang Pemimpin Keluarga
Ayah adalah pemimpin keluarga. Rasulullah saw. menyampaikan hal ini dalam hadis riwayat Bukhari.
وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى اَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: “Dan seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya dan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
Sebagai pemimpin keluarga, seorang ayah bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya. Ia harus memenuhi kebutuhan mereka melalui nafkah yang diberikannya. Bukan hanya kebutuhan fisik, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang harus ia penuhi. Namun, ia juga harus memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.
Oleh karena itu, ia harus mendidik istri dan anak-anaknya dengan tsaqafah Islam sehingga mereka selalu mematuhi syariat Allah Swt. Jika ia tidak mampu melakukannya, ia dapat mendatangkan guru untuk mengajarkan Islam kepada mereka. Jika hal itu juga tidak dapat ia lakukan, maka ia harus memberi kesempatan kepada mereka untuk menuntut ilmu agama di luar rumah.
Hal ini merupakan upaya untuk menyelamatkan istri dan anak-anaknya dari api neraka. Jika istri dan anak-anaknya memiliki tsaqafah Islam dan memahaminya, mereka akan menjadikannya sebagai landasan bagi setiap perbuatan yang akan mereka lakukan. Mereka hanya akan berperilaku sesuai dengan aturan Islam. Dengan demikian, mereka akan selamat dari neraka.
Peran Ayah dalam Pengasuhan
Ibu adalah orang pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Hal itu karena ibu adalah orang yang pertama di awal-awal kehidupan anak-anak. Ibu juga orang yang lebih banyak berinteraksi dengan anak-anak di masa-masa setelahnya.
Oleh karena itu, seorang ayah harus memilih wanita yang tepat untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya. Hal ini dimulai dari memilih calon istri berdasarkan agamanya, bukan karena kecantikan, nasab, atau hartanya. Landasan agama yang dimiliki sang istri sangat dibutuhkan dalam pengasuhan anak-anaknya.
Meskipun ibu menjadi pendidik pertama dan utama, tetapi peran ayah dalam pengasuhan tidak dapat diabaikan. Kasih sayang, perhatian, dekapan, bimbingan, serta nasihatnya, akan menjadi energi positif bagi anak-anaknya. Sayangnya, di era teknologi ini, banyak ayah tidak lagi menjalankan peran mereka. Hal ini diungkapkan oleh psikolog anak Elly Risman, seperti yang dipublikasikan dalam laman radarpekalongan.disway.id.
Padahal menurutnya, ayah memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak-anak. Ia mengajarkan hal-hal lain yang tidak diperoleh anak dari sang ibu. Misalnya, mengajarkan sikap berani mengambil risiko saat mengajarkan anak menaiki sepeda dengan cara memegang bagian belakang sepeda, bukan memegangi setangnya.
Di samping itu, peran ayah juga berpengaruh pada kesuksesan anak-anak di masa depan mereka. Kasih sayang serta interaksinya dengan anak-anak akan membuat mereka lebih sehat fisik dan mentalnya serta berhasil dalam akademiknya. Pengaruh ini tidak hanya dirasakan oleh anak laki-laki, tetapi juga oleh perempuan.
Sedangkan bagi anak laki-laki, sosok seorang ayah memiliki peran penting dalam membentuk kepribadiannya. Dari ayah, anak laki-laki akan belajar untuk menjadi imam atau pemimpin yang baik. Anak laki-laki juga belajar bagaimana menghormati seorang wanita. Selain itu, ia juga belajar tanggung jawab memberi nafkah.
Agar Menjadi Ayah yang Baik
Rasulullah saw. adalah teladan kita dalam berbagai aspek kehidupan. Beliau tidak hanya menjadi teladan dalam pelaksanaan hukum-hukum ibadah. Namun, beliau saw. juga memberikan contoh bagaimana menjadi seorang ayah yang baik. Oleh karena itu, para ayah hendaknya juga meneladani Rasulullah saw. dalam membersamai anak-anak mereka.
Untuk itu, seorang ayah harus memahami bahwa anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah Swt. kepadanya. Ia harus mensyukuri hal itu karena tidak setiap orang tua mendapatkan amanah seorang anak. Rasa syukur itu diungkapkan dalam bentuk perhatian, kasih sayang, serta pengasuhan yang baik terhadap anaknya. Selain itu, ia akan menyiapkan anak-anaknya untuk kehidupan yang abadi, yaitu akhirat. Ia akan membekali anak-anaknya dengan ilmu agama untuk meraih kebahagiaan yang hakiki.
Di samping itu, ia juga akan berupaya untuk dekat dengan anak-anaknya. Kedekatan ini dapat ditumbuhkan dengan komunikasi yang intens melalui makan dan bermain bersama. Saat itu, ia dapat berbincang-bincang dengan anaknya tentang berbagai hal.
Kedekatan ini akan memudahkan seorang ayah dalam menyampaikan nasihat kepada anak-anaknya. Mereka juga tidak akan merasa sungkan untuk bercerita atau mengungkapkan unek-unek. Dengan demikian, kesehatan mental mereka pun terjaga.
Ayah juga harus berupaya untuk menjaga sikap dan tindakannya agar sesuai dengan syarak. Ia akan bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang. Namun, ia juga dapat bersikap tegas saat menghadapi hal-hal yang tidak sesuai aturan Islam.
Jika para ayah menjalankan perannya dengan baik, tidak akan ada anak-anak yang fatherless. Dalam arti, anak-anak benar-benar merasakan kehadiran sang ayah yang senantiasa menjalankan kewajiban dan memenuhi kebutuhan mereka. Dengan demikian, mereka akan menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa dan siap menjadi pemimpin di masa depan.
Wallaahu a’lam bi ash-shawaab []
Bagiku Ayah adalah cinta pertamaku. Sosok yg tanggguh, pekerja keras dan tak pernah mengeluh. Senyum tulus selalu mengembang di wajahnya, sabar tiada bertepi mengurus keluarga. Sekali pun tak pernah marah padaku bersaudara, soalnya ayah humoris. Aku bangga dengan ayah. Semoga sehat dan berlimpah keberkahan di sepanjang hidup ayah. Aamiin . Salam Takzim utk ayah.
Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin
Peran ayah sangat penting. Bahkan apa yang dilakukan ayah terkadang lebih mudah ditiru anak dari pada apa yang dilakukan ibu.
Betul, mbak.
Baik ayah maupun ibu banyak yang tidak hadir karena tidak paham tentang perannya. Terlebih jika ayah absen, pastilah pendidikan akam timpang. Berawal dari sini, banyak persoalan muncul. Semua anggota keluarga jadi korban dalam sistem sekuler kapitalis.
Betul, mbak.
Sistem ini rusak dan merusak