Keluarga Muslim, Keluarga Tangguh

keluarga muslim tangguh

Memiliki keluarga yang tangguh dalam menghadapi segala cobaan adalah dambaan setiap keluarga muslim

Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan Penulis Derap Dakwah Umayah)

NarasiPost.Com-Ketangguhan suatu keluarga menjadi kunci agar tiap anggotanya bisa bertahan di tengah arus sekularisme saat ini. Daya tahan yang kuat melawan arus yang tidak sesuai syariat Islam tentu tidak bisa terwujud begitu saja. Butuh upaya-upaya tertentu yang dibangun sejak dini dan keistikamahan dalam menegakkannya. Lalu, bagaimanakah mewujudkan keluarga muslim yang tangguh masa kini?

Islam dan Ketangguhan Keluarga

Kita tentu memahami bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Barang siapa yang menjadikan Islam sebagai pedoman hidup, ia akan selamat dunia dan akhirat. Barang siapa yang berpaling dari Islam, ia akan mendapatkan penghidupan yang sempit. Begitulah inti sari firman Allah Taala dalam Al-Qur’an surah Thaha ayat 124.

Sama halnya dengan ketangguhan sebuah keluarga. Selama keluarga muslim berpegang teguh kepada syariat Islam, maka keluarga tersebut akan mampu bertahan dari segala ujian kehidupan. Ketangguhannya dapat dilihat dari keistikamahan dalam menjalankan syariat Islam, tidak terbawa arus yang bertentangan dengan Islam, dan dapat menjadi agen perubahan.

Ketangguhan ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Dan sungguh aku tinggalkan kepada kalian apa-apa yang tidak menjadikan kalian tersesat selama kalian berpegang teguh dengannya, kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunah (hadis) nabi-Nya.”

Membangun keluarga yang tangguh merupakan hal penting. Ini mengingat sistem kehidupan yang diterapkan saat ini bukanlah sistem Islam. Sistem sekuler yang meniadakan aturan agama dalam kehidupan membuat sebagian keluarga muslim rapuh dan minim keimanan. Banyak pelanggaran hukum syarak yang terjadi di dalamnya. Mulai dari hilangnya peran orang tua, tindak kekerasan, hingga kejadian mengakhiri hidup karena masalah ekonomi atau yang lainnya. Padahal, saat keluarga muslim hidup dalam naungan sistem Islam, penulis belum menemukan kejadian semacam itu. Maka tak heran, bahwa sistem kehidupan memengaruhi kondisi sebuah keluarga.

Oleh karena itu, untuk membentuk dan mengembalikan ketangguhan sebuah keluarga, harus dikembalikan bagaimana Islam mengatur peran dan hubungan antarindividu dalam keluarga tersebut. Di samping adanya peran masyarakat dan negara yang turut berperan dalam hal ini.

Berawal dari Peran Orang Tua

Ya, adanya keluarga tentu bermula dari pernikahan antara laki-laki dan perempuan. Pernikahan keduanya jelas dibarengi dengan komitmen untuk mencetak generasi sesuai kesamaan visi dan misinya. Maka dari itu, fondasi keluarga berawal dari peran orang tuanya. Bagi seorang ayah, ia harus memahami bahwa perannya tidak hanya mencari nafkah. Seorang suami atau ayah harus membekali dirinya dengan tsaqafah Islam untuk membimbing dan mengarahkan istri dan anak-anaknya sesuai syariat Islam.

Modal tsaqafah Islam ini tidak bisa didapatkan secara instan. Butuh perjalanan waktu yang ditempuh dengan cara melakukan pembinaan diri. Ia pun harus terjun ke masyarakat sebelum ia menikahi seorang muslimah. Ia harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memimpin, berwiraswasta, dan bersosialisasi dengan masyarakat. Kepribadian Islam harus muncul pada dirinya. Kelak, ia akan menjadi panutan bagi istri dan anak-anak bahkan masyarakat di sekitarnya.

Tak kalah penting adalah peran muslimah sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Ibu bertanggung jawab mendidik anak-anak sesuai arahan suami selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Kemampuan mengatur urusan rumah tangga sebagai peran domestik dan dakwah sebagai peran publiknya tentu harus tertata dengan baik. Oleh karena itu, seorang ibu tidak cukup mendapatkan bimbingan dari suaminya saja. Ibu harus terjun ke masyarakat dalam rangka mendapatkan pembinaan intensif dari jemaah dakwah yang dapat mengoptimalkan perannya.

https://narasipost.com/book/menyiapkan-anak-tangguh/

Seorang ibu tidak boleh berpuas diri dengan bekal yang didapatkan baik sebelum dan sesudah menikah. Hal ini karena perkembangan zaman turut memengaruhi perkembangan ilmu dan keterampilan yang harus dimiliki. Ia harus terus berbenah dan selalu berusaha mengasuh serta mendidik anak-anaknya dengan teladan dan lingkungan yang kondusif. Bersahabat dengan anak, senantiasa ada saat keluarga membutuhkan, dan terus mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Butuh Sistem Ketahanan Keluarga

Meskipun segala upaya dilakukan agar keluarga selalu dalam syariat-Nya, kuatnya arus sekularisme tak mungkin membuat keluarga menghindari gesekan arus yang ada. Terlebih lagi, arus ini telah meliputi seluruh aspek kehidupan. Walhasil, ketangguhan keluarga tidak cukup dengan membekali anggota keluarga dengan tsaqafah Islam. Tetapi, membutuhkan lingkungan masyarakat yang kondusif dan sistem ketahanan keluarga dalam sebuah negara.

Memang, dalam pandangan Islam, seorang muslim yang dalam kondisi terpaksa dan tidak disengaja, ia tidak berdosa atasnya. Namun, ini tidak berarti muslim hanya bisa pasrah atas penerapan sistem yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Selama muslim masih memiliki ruang ikhtiar, maka ia berkewajiban menegakkan amar makruf nahi mungkar. Termasuk dalam upaya mengubah kondisi masyarakat dan negara tempat tinggalnya.

Sistem ketahanan keluarga tidak hanya mencakup pengaturan hak dan kewajiban anggota keluarga saja. Sistem ini juga mencakup sistem ekonomi dan sistem sosial agar keluarga tidak terjerumus pada eksploitasi ekonomi yang menimpa perempuan dan liberalisasi perilaku yang menimpa generasi.

Sistem ketahanan ini hanya mampu dihadirkan oleh sistem pemerintahan Islam, Khilafah. Melalui Khilafah, jaminan pemenuhan ekonomi masyarakat akan terwujud, sistem sosial akan terbebas dari arus liberalisme, dan sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam akan mampu menghasilkan para generasi tangguh. Oleh karena itu, upaya menegakkan Khilafah sesuai dengan metode dakwah Rasulullah saw. menjadi tanggung jawab bagi setiap muslim.

Penutup

Memiliki keluarga yang tangguh dalam menghadapi segala cobaan adalah dambaan setiap keluarga muslim. Ini tidak bisa hadir begitu saja. Butuh tekad dan usaha keras untuk mewujudkannya. Keluarga yang tangguh dibangun dari peran orang tua yang menjalankan peran sesuai syariat-Nya, ditambah dengan lingkungan masyarakat yang kondusif dan peran negara dalam mewujudkan sistem ketahanan keluarga.
Wallahu a’lam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Efektifkah Cuti Ayah untuk Memperbaiki Kualitas Generasi?
Next
Cincau Hitam Penyegar Kala Berbuka
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Deena
Deena
7 months ago

Keluarga hebat dalam sistem yang tepat

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Deena
7 months ago

Benar

Bedoon Essem
Bedoon Essem
7 months ago

Benar mb, ketangguhan benteng keluarga benar2 dibutuhkan saat ini.. jazakumullahu Khoiron penulis hebat..

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Bedoon Essem
7 months ago

Waiyyaki

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram