”Yakinlah, engkau sedang melintasi satu jembatan pendek tapi sulit untuk pergi ke satu mahligai yang kekal abadi dan bahagia yang hakiki.”
Oleh.Andrea Aussie
(Pemred/Founder NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Berakhir sudah penantian panjangmu akan hadirnya seorang imammu. Laki-laki yang menjadi nakhoda mengarungi bahtera kehidupan bersamamu. Genap sebulan langkahmu membuka lembar demi lembar kehidupan dalam bingkai rumah tanggamu.
Putriku, jika dulu ayah bundamu selalu merengkuhmu dalam berbagai kehidupanmu namun kini harus mulai menebar seutas jarak darimu. Jika dulu ayah bundamu senantiasa membimbing dan membelamu namun kini harus bisa menahan diri dan memandangmu dari kejauhan. Karena mulai saat ini ada sosok laki-laki yang lebih berhak terhadapmu.
Duhai putriku, ketahuilah bukan maksudku menghancurkan masa depanmu dan membatasi langkahmu dengan memintamu menikahi Faiz sebagai suamimu. Bukan maksudku menjeratmu dalam rantai Siti Nurbaya. Tapi pahamilah, bundamu ingin menuntaskan tanggung jawab selaku orang tuamu dengan membawamu ke gerbang pernikahanmu. Tentunya dengan menimbang usiamu yang sudah layak untuk menikah sesuai syariat Islam. Pun kondisiku yang sudah renta dan sering sakit.
Putriku sayang, bunda akui kalau pernikahanmu bukan atas pilihanmu sendiri. Namun sadarilah, pada hakikatnya mungkin itu pilihan yang Allah Swt. ingin berikan kepadamu, Nak. Siapa pun orang tua pasti menginginkan kebahagiaan anaknya, namun rupanya terlalu banyak perkara yang berlaku di luar jangkauan kita sehingga membuatmu seperti ini.
Tetapi putriku, cobalah mengerti bahwa perkawinan atau suami bukanlah matlamat terakhir hidupmu tetapi hanya sebagai alatmu untuk merebut ampunan dan keridaan Ilahi.
Pahamilah wahai buah hatiku, sebenarnya inilah laluan cinta. Memang indah menjadi istri yang dicintai suami dan ini merupakan impian semua wanita. Namun putriku, indah bukan menjanjikan ketenangan, kebahagiaan, apalagi keselamatan yang kekal nan abadi. Ingatlah putriku, andaikata dirimu gagal meraih cinta suamimu bukan bermakna kebahagiaan di dunia tertutup.
Hidup kita di dunia ini hanya sementara dan kebahagiaan yang kita tuju adalah kebahagiaan yang kekal di akhirat kelak. Bukankah Allah Swt. sudah mengingatkan dalam firman-Nya QS. Al Ankabut ayat 64 yang berbunyi “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui.”
Bunda mengerti jika semua orang menginginkan hubungan suami istri yang saling mencintai karena Allah Swt. Namun apabila hal itu tidak berlaku terhadapmu, mungkin Allah Swt. memintamu untuk mencari hikmah yang diselipkan untukmu,Nak!
Pahamilah Nak, seringkali yang kita inginkan atau cita-citakan tidak tercapai. Terkadang sesuatu yang kita benci malah justru menimbulkan rasa cinta di hati. Hal ini merupakan suatu takdir yang siapa pun tak bisa menolaknya. Tetapi kumohon, janganlah membuatmu marah dan menyesali. Teruslah ingat akan cinta kasih Allah Swt. Terkadang sikap kita sering membuat Allah Swt. tak suka, namun Allah Swt. tetap memberi pintu maaf untuk hamba-Nya. Lalu mengapa dirimu tidak mencoba memberi maaf atas sikap dan perilaku suamimu? Malulah kepada diri kita sendiri. Seringkali kita marah dan sakit hati tatkala hak kita terabaikan, namun hati kita justru tertidur tatkala hak Allah Swt. terlupakan.
Jadi kumohon Nak, walaupun dirimu tahu dan merasakan bahwa suamimu tidak sungguh-sungguh mencintaimu tetapi berusahalah untuk memberikan pengabdian yang terbaik untuknya dan senantiasa mendoakannya. Maka, sesungguhnya engkau sedang memburu cinta Ilahi. Namun, jika dirimu melampiaskannya dengan emosi maka deritamu hanyalah derita lahir dari nafsu yang terburai.
Mengertilah Nak,
sebenarnya Allah Swt. sangat sayang kepadamu dengan memberikan ujian ini kepadamu. Ujian kesusahan perasaanmu. Allah Swt. menginginkan dirimu berpaling dari cinta sementara yang dirimu impikan dan beralih kepada cinta hakiki yang indah nan agung. Cinta yang semata untuk Allah Swt. Jadi putriku, pergunakanlah peluang ini dengan baik tanpa rasa marah dan penyesalan.
Cobalah ketuk hatimu dan menyelami relung-relung jiwamu dengan mempertebal rasa ikhlas dan sabarmu. Bila kita bersabar dan ikhlas dalam memandang segala sesuatunya karena Allah Swt. sebagai pencipta dari segalanya, pemberi ujian hidup berupa rasa sakit hati atau hal-hal yang menyusahkan hidup kita. Tentulah kedamaian hati akan tercipta dengan sendirinya. Ingatlah, bukan karena Allah Swt. tidak tahu akan penderitaan dan hancurnya hati kita, tetapi mungkin itulah yang Allah Swt. inginkan dari kita saat ini. Allah Swt. sedang mendidik kita menjadi manusia hebat yang bisa melewati berbagai ujian-Nya dengan keteguhan hati kita untuk-Nya.
Allah Swt. Maha Tahu, Nak! Hati yang beginilah yang selalu lebih lunak dan mudah untuk dekat serta akrab dengan-Nya. Masih ingatkah dengan firman-Nya dalam QS. Ali Imran ayat 200 yang berbunyi “Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu “
Duhai putriku, ketahuilah walaupun suamimu dipegang kuat-kuat dan dipeluk erat-erat, suatu saat dia akan meninggalkanmu. Suatu saat engkau akan kehilangannya karena hidupnya tidaklah kekal. Maka pandai-pandailah engkau mempergunakan peluang meraih pahala sabar, rida, dan syukur. Jika rasa sakitmu terasa makin menusuk bagaikan irisan pedang di hatimu, mengadulah kepada-Nya. Katakanlah kepada-Nya, bukan karena engkau tidak rida tetapi katakanlah bahwa dirimu terlalu lemah. Mohonlah agar diberikan bimbingan dan kekuatan-Nya.
Dan jika Allah Swt. belum mau mengangkat deritamu, maka mohonlah agar deritamu itu menjadikanmu terus berada dalam perhatian dan kasih sayang-Nya.
Jangan lelah berdoa, Nak! Teruslah mendoakan suamimu dan dirimu sendiri. Yakinlah, engkau sedang melintasi satu jembatan pendek tapi sulit untuk pergi ke satu mahligai yang kekal abadi dan bahagia yang hakiki. Berbaktilah dengan kesungguhan hati kepada suamimu yang Allah Swt. telah takdirkan sebagai imammu. Dan hasilnya jangan engkau tuntut darinya anakku, tetapi nantikanlah dia di akhirat yang kekal abadi. Pertahankanlah mahligaimu Nak, sampai embusan napasmu terakhir.[]
Double Bay, 31 Desember 2022[]
Menyentuh banget mom
Masya Allah...
Saling berbagi ilmu ya mbakku
MasyaAllah naskah yg dikemas begitu apik dan memberi pesan luar biasa
Hanya mencoba menasehati putriku yang baru beberapa bulan menikah. Ungkapan hati seorang ibu saja hehehhe