Long-Distance Relationship

“Apakah engkau memiliki suami?” wanita itu menjawab, “Ya.” Rasulullah berkata, “sesungguhnya ia adalah surgamu dan nerakamu." (HR. Al-Hakim).

Oleh: Rina Nursanti (Ummu Haqqi)

NarasiPost.com - Pagi-pagi buka WA grup, ternyata ada sebuah artikel yang di publikasikan oleh “Journal of Management” oleh Oregon State University dengan judul “Karyawan yang Jarang Bercinta Hobinya Ngeluh di Kantor.” Judulnya menggelitik, karena fenomena mengeluh dikantor bukan cerita baru. Selalu saja ada celah untuk mengeluh, mulai dari beban kerja hingga tidak kebagian job.

Judul yang nyundul, sehingga ingin sekali mengeksekusi artikel ini. Penelitian dilakukan terhadap 159 responden, hasilnya: bahwa pasangan suami istri jarang dan nyaris tidak pernah mengeluh dikantor, ketika memiliki kehidupan seks yang bahagia. Hal ini berdampak kepada mood booster pasangan suami istri, sehingga aktivitas di kantor positif, dan efek ini akan bertahan selama 24 jam.

Secara fisiologi, romantisme pasangan suami istri akan memicu produksi hormon oksitosin yang dikenal juga dengan hormone cinta. Bersamaan dengan itu, tubuh juga akan melepaskan hormon kebahagiaan dopamin, serotonin dan endorphin, ketiga hormone kebahagiaan inilah yang menyebabkan mood booster keesokan harinya.

Hasil penelitian ini mengingatkan tentang makna sebuah pernikahan, di mana tujuan menikah adalah menyalurkan gharizah nau’ (naluri melestarikan keturunan) dengan cara yang halal, sehingga pernikahan menjadi ibadah terlama.

Islam telah mengatur hubungan antara laki-laki dan wanita, mengharamkan khalwat dan menghalalkan pernikahan, Ketika hubungan menjadi halal, maka Allah akan menurunkan keberkahan-Nya.

Hasil penelitian di atas menunjukkan kebenaran janji Allah terhadap suatu pernikahan yang mendatangkan mawaddah wa rohmah, sehingga Islam menjadi rahmatan lil alamin akan terwujud. Kebahagiaan ini bukan hanya dirasakan oleh suami istri ketika bekerja saja, tapi juga berdampak pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Namun kenyataannya, peran dan fungsi pernikahan kian memudar seiring diterimanya konsep feminisme dengan issue persamaan gender. Fakta penciptaan manusia telah mengajarkan kepada kita bahwa laki-laki dan wanita itu berbeda, baik secara fisik maupun emosi. Sudah sewajarnyalah dalam suatu pernikahan antara suami dan istri ketika menjalin hubungan mereka saling melengkapi. Suami sebagai qowaam memiliki tanggung jawab dalam mencari nafkah. Peran istri sebagai ummu warobatul bait (pengurus rumah tangga) dan ummu madrasatul ula (ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya), sehingga istri memiliki peran strategis dalam urusan domestik rumahnya. Peran dan tugas ini akan saling melengkapi jika mereka bersama-sama menjalankan kehidupan rumah tangga.

Bagaimana dengan long-distance relationship (LDR)?

Ada banyak alasan mengapa pasangan yang telah menikah memilih menjalani hubungan berjarak; menikah muda dalam kondisi sama-sama kuliah, atau suami bekerja di tempat yang tidak mungkin membawa keluarga seperti berlayar, daerah tambang atau daerah krisis, dan yang menjadi alasan terbanyak adalah suami istri yang sama-sama bekerja beda kota.

Meski demikian, alasan ini harus ditinjau secara syar’i, ketika dalam menjalin hubungan jarak jauh terjadi pelanggaran hak dan kewajiban, maka LDR harus segera diakhiri, seperti; suami yang telah mapan secara materi, istri kewalahan dalam mengurus rumah tangga “mulai mengeluh,” dan anak kehilangan sosok ayah (fatherless). Kenyataannya, praktik LDR yang terjadi bukannya tanpa cacat. Tak sedikit pasangan yang selingkuh, pernikahan bubar atau bertahan hanya karena status.

Ketika suami dan istri bisa bersama, mereka akan saling melengkapi. Bukankah istri yang saleha mampu menundukkan pandangan suami?

Bukankah suami yang bertakwa akan menjaga keluarganya?

Sehingga ketenangan “mawaddah wa rahmah” akan Allah turunkan dan rumah tangga yang berdiri di atas pondasi iman.

Lantas, apakah harus ada yang dikorbankan?

Memilih karena taat itu lebih mulia dari pada bertahan dalam kemaksiatan. Jika suami terpaksa LDR karena belum mampu memenuhi kebutuhan materi, maka istri bersabarlah. Namun jika istri lebih memilih untuk LDR dengan mengabaikan seruan Allah untuk mentaati suami, hendak menunggu apa lagi menggapai taat?
Surga yang mana lagi yang akan dipilih?

Nabi Saw bersabda:

«أَذَاتَ زَوْجٍ أَنْتِ ؟ فَقَالَتْ: نَعَمْ ,قَالَ : فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَ نَارُكِ»

“Apakah engkau memiliki suami?” wanita itu menjawab, “Ya.” Rasulullah berkata, “sesungguhnya ia adalah surgamu dan nerakamu." (HR. Al-Hakim).

Sudah sewajarnyalah, kita kembali merevisi tujuan pernikahan ini dengan mengevaluasi perjalanan rumah tangga yang telah dilewati bersama pasangan yang memilih LDR. Ada baiknya mempertimbangkan untuk mendekat, agar gundah tak lagi berkesah karena oksitosinmu menunggu di sana. Berjuang menjemput dopamine, menggapai serotonin dan mendapatkan endorphin agar bahagia di dunia selamat di akhirat (insyaAllah).

Semoga Allah, melindungi dan menurunkan keberkahan-Nya kepada keluarga kita. Aamiin.

Picture Source by Google

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Rina Nursanti Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Khilafah Mempersatukan Umat Tanpa Sekat
Next
Ilusi Pemberantasan Kekerasan Seksual dalam Sistem Sekuler
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram